Oleh Mia rozalia miarozalia
Semua kejadian ini sungguh membuat Senja syok, Senja hanya bisa menangis. Kakaknya belum juga pulang sedari kemarin, hari-hari Senja pun kesepian tak ada orang di rumahnya, mamanya pergi entah ke mana sejak kejadian itu.
Senja yang baru keluar kamar ingin mengambil air putih ke dapur, melihat Bara datang dengan sempoyongan, sudah jam dua pagi, tapi kakaknya baru pulang.
Senja menghampiri kakaknya. “Kak, kakak dari mana aja? Senja khawatir.”
“Aah berisik, papa mana?
Senja mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari tubuh Bara, Senja mencekal tangan kakaknya. “Kak, Senja mohon kakak jangan kayak gini, Senja takut.”
“GUE BILANG PAPA DIMANA!!!” bentak Bara yang membuat Senja langsung menangis, tidak pernah ada Bara membentak Senja dan baru kali ini Bara membentaknya. Itu sangat-sangat membuat hatinya terluka.
Bara tersenyum sumbang. “Papa kan masuk penjara,” tutur Bara dengan ekspresi datar. Senja hanya bisa menangis tak tau harus berbuat apa.
Bara mencekam dagu Senja dengan sangat kuat. “Kenapa lo enggak ngeluarin papa dari penjara hah!!”
“Kenapa elo enggak nahan papa biar enggak di bawa ke kantor polisi!! Jawab!! Jangan cuma nangis, lo pikir nangis bisa ngeluarin papa!!” lanjut Bara yang masih membentak Senja.
“Jangan kayak gini kak, Senja takut hiks,” rasa takut dan khawatir bercampur menjadi satu ketika Senja melihat kakaknya yang penuh emosi.
Dada Senja sesak, tak mengerti lagi kelakuan kakaknya yang berubah drastis, Bara pergi ke kamarnya lalu keluar dengan membawa tas yang berisi pakaian. “Kakak mau ke mana? Kakak disini aja nemenin Senja,” tutur Senja tak bisa lagi menahan tangis.
“Jangan pernah larang-larang gue, dengan lo nangis pun semua keadaan enggak bisa di ubah.”
“Mama pergi enggak tau ke mana, dan setelah itu kakak juga mau ninggalin Senja? Senja butuh seseorang buat genggam tangan dan meluk Senja kak, cuma kak Bara yang Senja punya sekarang hiks.” Senja menangis terisak dan memeluk kakaknya.
Dengan cepat Bara mendorong Senja ke lantai. “Gue enggak peduli lagi sama keluarga ini.” Bara melangkah pergi keluar rumah tidak mempedulikan Senja yang menangis terisak.
“Kenapa sih, mama dan kak Bara harus pergi ninggalin Senja hiks. Senja butuh mereka.” Senja bangkit setelah di dorong kakaknya dan memilih ke kamar untuk menenangkan diri sebentar.
******
Setelah mendengar kabar bahwa papa Senja korupsi, Fajar jadi khawatir akan keadaan Senja. Akhir-akhir ini pun Senja jadi banyak murung tidak seperti biasanya.Fajar berkali-kali mencoba menghubungi Senja, namun tidak di angkat-angkat. Ke khawatiran Fajar menjadi-jadi ketika Senja menolak panggilan dari Fajar. Biasanya Senja mengangkat telefon darinya.
From Senja : maaf Fajar, Senja capek mau istirahat.
Hanya itu pesan dari Senja, Fajar menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tidak ada yang bisa Fajar lakukan sekarang, Fajar hanya bisa memberi Senja ruang untuk sendiri. “Good night Senja” batin Fajar lalu memejamkan matanya.
******
Mentari muncul memperlihatkan sinarnya menyeruak hingga ke kamar Senja, mata Senja sembab setelah menangis semalaman. Setelah mandi dan bersiap-siap Senja keluar kamar untuk sarapan sebelum berangkat sekolah, namun Senja menangkap sosok lelaki berbaju hitam polos yang sepertinya seusia dengan kakaknya Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar untuk Senja (End)
Teen FictionFajar untuk Senja adalah sebuah karya cerbung member Author Explorer Batch 1. Mereka mengembangkan ide bersama untuk mensukseskan karyanya, demi memenuhi kelulusan. "Tolong lepasin tangan aku kak." Tepis senja yang sedang berusaha melepaskan tangan...