Oleh Ayu Hasmayanti, nvmbriana
Pagi ini masih sama dengan pagi yang seperti biasa. Sebelum memulai aktivitas, sarapan adalah rutinitas yang tidak boleh terlupakan. Senja pun bergegas memakai baju seragamnya, lalu menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.
"Pagi ma," Sambil berlari ke meja makan dengan nafas yang terengah-engah.
"Pagi juga sayang." Jawab Sahara sambil menyiapkan makanan di meja makan.
"Anak mama kok tergesa-gesa banget, ada apa ini?" Tanya Sahara dengan heran.
"Ngga ada apa-apa kok ma, senja cuman takut terlambat lagi." Jawab senja sembari mengatur degup jantungnya.
"Kak Bara mana ma, tumben ngga ikut sarapan. Biasanya kan kak Bara duluan yang ada di meja makan."
"Tadi pagi Bara baru pulang, katanya abis dari club."
"Dari club?" Tanya senja dengan mata yang membelalak dan nada suara yang agak meninggi.
"Iya sayang, emang kenapa?"
"Ngga kenapa-kenapa kok ma."
Senja pun mulai kebingungan dengan tingkah kak Bara. Mungkin itu hal yang biasa bagi anak remaja zaman sekarang, tapi tidak dengan kakaknya itu. Namun dengan pemikiran yang masih lugu, senja berpikir bahwa itu mungkin cuman ke khilafan dari kakaknya saja. "Ah sudahlah, kak Bara nggak mungkin suka ke club, kalaupun iya mungkin sesekali aja."
Pagi ini Senja merasa ada yang berbeda dengan hari biasanya. Bahkan senja merasa ada keanehan yang terjadi kepada papa dan mamanya. Mereka saling diam satu sama lain, tidak ada yang berusaha untuk membuka topik terlebih dahulu. Pemandangan seperti inilah yang paling senja tidak sukai. "Ada apa ini?" Cetus senja dalam hati kecilnya. Senja yang berusaha mencairkan suasana pun malah ikut diam seribu bahasa.
"Papa dengar-dengar di sekolah senja lagi ngadain event yah?" Tanya Aryadi kepada senja.
"Iya pa, emangnya ada apa?"
"Ngga ada apa-apa, papa cuman nanya."
"Um gitu yah pa,"
******
Hari ini adalah pelaksanaan event yang di selenggarakan oleh sekolah senja. Karena event ini adalah event besar, maka pihak sekolah menghadirkan donatur. Yang ternyata di sini adalah papanya senja, sebagai donatur terbesar dalam event ini.
Namun senja tidak mengetahui bahwa papanya akan menjadi donatur dalam event yang di selenggarakan oleh sekolahnya ini. Setelah acara berlangsung beberapa saat, senja pun meninggalkan tempat acaranya berlangsung. Mau bagaimana lagi, perut senja sakit.
Setelah dari kamar mandi, senja langsung menuju ke tempat acara itu berlangsung. Namun di tengah perjalanan, senja bertemu dengan orang yang paling membuat senja risih. Siapa lagi kalau bukan kakak kelasnya, Marco.
Senja yang melihat Marco duluan akhirnya berbalik arah. Namun Marco yang terlanjur melihat senja malah menarik tangan senja. Senja yang berbalik arah pun akhirnya tertahan dan wajahnya pun berada tepat di depan wajahnya Marco.
"Tolong lepasin tangan aku kak." Tepis senja yang sedang berusaha melepaskan tangan Marco.
"Emang kenapa?" Jawab Marco sambil mengernyitkan alis.
"Takut yah?"
Senja yang paham maksud dari omongan Marco pun dengan cepat beranjak dari tempatnya tadi. Ia tidak ingin berurusan lebih lama lagi dengan berandal itu. Namun belum sampai beberapa langkah, tangan senja kembali di tarik oleh Marco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar untuk Senja (End)
Teen FictionFajar untuk Senja adalah sebuah karya cerbung member Author Explorer Batch 1. Mereka mengembangkan ide bersama untuk mensukseskan karyanya, demi memenuhi kelulusan. "Tolong lepasin tangan aku kak." Tepis senja yang sedang berusaha melepaskan tangan...