Di pagi hari yang cerah di kota london
Limario terbangun dari tidur lelapnya,,,perlahan limario membuka kedua matanya sambil mengusap wajahnya.
Lim bangun memposisikan tubuhnya tuk bersandar di kepala ranjang,,,saat matanya terbuka sempurna senyum lim terukir sambil melihat kearah samping kirinya.
Lim beranjak dari tidurnya dan mengambil kimono yang berada tepat di sofa samping ranjangnya.
Lim berjalan kearah pintu kaca kamar hotel yang ia tempati,,,sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya lim mencoba menghela nafasnya dengan memejamkan kedua matanya.
" kenapa selalu seperti ini cha,,,tidak bisa kah kamu terus ada di sampingku saat aku terbangun... " ucap lim dengan membuka matanya merasakan rasa kecewanya pada istrinya yang telah menghilang dari tempat tidurnya
Limario tengah berada di bandara untuk keberangkatannya kembali ke korea,,,tanpa menghubungi chahee.
Limario sudah sangat terbiasa dengan sikap acuh chahee selama ini. Bahkan limario sudah sangat mempelajari semua gerak gerik chahee.
Limario duduk di kursi tunggu untuk menunggu penerbangannya,,,saat limario ingin mengambil ponselnya sesuatu terjatuh dari kantong celananya.
Limario mengambilnya dan mencoba mengingat siapa pemilik cincin yang iya pegang.
" oh ya,,,ini milik wanita itu... " ucap limario sambil melihat cincin yang berada di atas telapak tangannya
Tiba tiba limario menyerngitkan kedua alisnya saat melihat sebuah ukiran nama pada cincin tersebut
" jennie.... " ucap limario saat membaca ukiran pada cincin itu
Limario pun menggunakan cincin itu di jarinya agar tak tercecer dan hilang,,,limario harus menyimpannya dan menemukan pemilik cincin tersebut.
Setibanya di korea limario langsung pergi menemui adiknya yang telah mengbubunginya.
Di sebuah rumah sakit,,,langkah cepat limario melalui lorong ruangan rumah sakit menuju salah satu ruangan yang berada di rumah sakit itu.
Sampai di depan sebuah ruangan,,,perlahan limario membuka pintu dan segera masuk berjalan menuju ranjang yang tengah terbaring sae sang adik tersayangnya.
Sae tersenyum menyambut sang kakak yang menghampirinya.
" apa masih terasa sakit...?? " tanya limario pada sae sambil mengelus lembut pucuk kepala sae
" tidak kak,,,maaf membuatmu khawatir kak,,,aku hanya ingin kakak berada di sini... " ucap sae dengan mata berkaca dan tersenyum
" maaf kakak tak ada saat kamu membutuhkanku... " ucap limario sambil mengecup pucuk kepala sae
" jen.....ayo kita bisa telat nie....... " teriak seorang wanita
" sabar kak.... " jawabnya