Aku berlari sekencang yang ku bisa. Bagaimanapun juga aku harus menemui Taehyung. Sekarang. Detik ini juga.
Dalam jarak beberapa meter, aku melihat mobil merah metalic yang membawa kami ke tempat ini. Jendela pintu bagian kemudi terbuka sejengkal dan Taehyung ada di dalamnya.
"Kim Taehyung!!"
Aku berteriak memanggilnya. Dan saat diriku sudah berada tepat di dekat jendela dimana Taehyung di dalamnya, pria itu duduk dengan mata terpejam.
"Yah! Kim Taehyung!! Kim Taehyung-ssi!!"
Untuk tempat sesepi ini, teriakanku masuk dalam kategori 'sangat keras'. Tapi pria bernama Kim Taehyung ini tak kunjung membuka matanya, seolah suaraku tak kedengaran.
"Kim Taehyung-ssi, Kim Taehyung-ssi!!! Cepat buka matamu!!"
Aku memasukan tanganku ke dalam celah jendela dan menarik-narik kerah jas cokelat tuanya.
"Yah!!! YAHH!!!!"
Tubuhnya tersentak dan matanya membuka cepat. Matanya mencariku yang sejak tadi memanggilnya.
Tuhan, betapa leganya diriku saat tau pria ini masih hidup dan bernafas. Tubuhku melemas dan ku biarkan meluruh, terduduk lunglai di tanah.
"Hei...kau kenapa?"
Aku melihat ujung sepatunya sudah berada dekat dengan kakiku. Dia ikut berjongkok, menyentuh pundakku yang kanan.
"Hei... kau tidak apa-apa?"
Aku menggeleng pelan. Masih menunduk.
"Aku tadi hanya tidur, ada apa? Ada pesan darinya lagi? Apa katanya?"
"Tidak ada, aku hanya... paranoid saja."
"Kau yakin?"
"Aku.. akan kembali kesana, kau tunggu disini."
Taehyung menarik lenganku. Tak membiarkan aku bangkit dari duduk.
"Aku ikut," ucapnya.
"Tidak... aku bisa sendiri."
"Oh, ya? Lalu apa? Kau akan mendapat pesan lalu berlari kesini mencariku lagi, dan berbohong kalau kau hanya paranoid saja? Begitu?"
Aku menganga tak percaya. Bisa-bisanya anak baru ini menghujaniku dengan pertanyaan itu.
"Kenapa kau sangat yakin kalau aku mencarimu setelah menerima pesannya? Bagaimana kau tau?"
"Pernahkah kau menghitung berapa kali kau menyebut kematian Bogum sejak kemarin? Berapa kali kau mengatakan kalau kau harus melakukan ini sendirian? Dan berapa kali kau melarangku dan anggota yang lain untuk terlibat atau kita akan menyusul Bogum?"
Sayangnya, aku tak menghitungnya. Bantu aku kalau kau tau. Tolong jawab pertanyaan Taehyung untukku.
"Dengar, pasti ada tujuan kenapa dia memintamu melakukannya sendiri. Ada banyak alasan mengapa dia membuat aturan itu tapi yang jelas, salah satunya adalah dia ingin kasus ini selesai, dengan caranya."
Dia benar, tapi apapun bisa terjadi karena kita tak bisa memprediksi rencana apa yang ada di kepala sang pemilik akun. Kita tidak tau kapan dia akan mengirim sesuatu yang dia sebut kejutan. Dia yang menentukan apakah hari ini, atau besok.
Aku tak ingin kejadian itu terulang. Sungguh, aku tak kau kehilangan anggota lagi, terlebih dengan cara seperti itu. Mati mendadak, di kantor tempat kami bertugas selama beberapa tahun.
"Mulai sekarang, aku juga terlibat. Kau dan aku. Kita berdua ada di dalam pusaran ini. Kita akan selesaikan sama-sama."
"Tidak, tidak boleh ada kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
inVsible
Fanfiction"Ikuti aturannya, dan kau akan tau apa yang terjadi. Bagaimana? Apa? Kapan? Dimana? dan, Kenapa? Semua itu akan terjawab. Jika kau melanggar, aku akan memberimu kejutan kecil. Jangan tanya kejutan apa. Tunggu, dan lihat apa yang kukirimkan untukm...