EMPAT

687 101 38
                                    

⭐⭐⭐

Membolos bukanlah kebiasaan Lee Minhyuk, tetapi sepertinya keadaan sedang memaksa pria manis itu melakukannya. Penampilannya yang cukup menyedihkan membuat Minhyuk memutuskan kembali lebih awal ke rumah.

Beruntung, saat ia kembali ke kelas, Kihyun belum tiba dan jam istirahat masih tersisa beberapa menit. Para siswa masih berkeliaran di kantin, jadi ia dapat pergi tanpa ada yang memergoki. Setelah bersusah payah menghindari penjaga sekolah dan memanjat pagar belakang gedung olahraga yang tingginya dua meter, akhirnya dia berhasil sampai ke rumahnya dengan selamat.

Di mansion, Wonho yang awalnya bersiap ke kantor setelah mengambilkan berkas-berkas Donghae pun dibuat terkejut akan kepulangan Minhyuk.

"Minhyuk-ah, kau kenapa? Apa yang terjadi padamu?"

Cemas? Sudah pasti. Bagaimana Wonho tak cemas saat melihat sosok Minhyuk yang terlihat begitu kacau. Pakaian Minhyuk nampak berantakan, juga lebam di wajahnya sudah cukup menjadi alasan untuk Wonho mencemaskan adik dari atasannya itu.

"Aku tak apa, Hyung." Mencoba mengurangi cemas yang Wonho rasakan, Minhyuk menjawab sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa?" balas Wonho dengan mata membulat. "Begini kau bilang tidak apa-apa?" tambahnya lagi yang justru membuat Minhyuk semakin melebarkan senyum di wajahnya.

Ya, anggap saja Minhyuk bodoh karena masih sempat tersenyum di kondisi yang sedang ia alami. Tapi mau mengeluh juga apa bagusnya? Sakit di badannya juga takkan berkurang, bukan? meski dia meraung-raung sekuat tenaga.

"Hyung, daripada kau bertanya apa yang terjadi padaku, tak bisakah kau mengobatiku saja?" tanya Minhyuk pada lelaki kekar tersebut.

"Baiklah, ayo ikut aku." Dia meletakkan berkasnya kembali ke tempat dan meraih lengan Minhyuk. Beruntung, meeting masih di mulai satu jam lagi.

Kedua pria berbeda usia itu baru akan memasuki ruang tengah, ketika mendengar suara langkah kaki dari belakang tubuh mereka.

"Selamat siang." Seorang gadis berparas cantik menyapa Wonho dan tentunya Minhyuk.

"Oh, Nona Go Ara, selamat siang," balas Wonho sambil membungkuk sopan.

Minhyuk yang melihat tingkah Wonho ikut membungkuk sopan, meski dia sendiri tak tahu siapa sosok yang baru saja tiba di hadapannya itu.

"Eoh, apa ini Lee Minhyuk?" tanya Ara seraya mendekat pada remaja SMA itu.

"Eh? Ada apa dengan wajahmu?" tanyanya kemudian setelah melihat lebam di wajah Minhyuk.

"Itu ... aku, ini ...." tak mengerti harus menjelaskan darimana, Minhyuk berujar tak jelas pada Ara.

"Kau bertengkar?" tebak Ara

"Ti-tidak, kok." Dengan cepat Minhyuk membantah.

"Lalu?"

Tangan Minhyuk menggaruk pelipisnya yang tak gatal, sambil mengarahkan pandangannya kesana kemari. Ia ingin mengarang cerita seperti yang sering ia lakukan kepada Kihyun, tetapi tatapan mata Ara seolah membuat bocah manis itu kehilangan kosa katanya.

"Sudahlah, kalau kau tak mau menceritakannya, sebaiknya kita obati lukamu dulu, yaa?" tutur Ara dengan senyum terkembang.

Ara pun menarik tubuh Minhyuk bersamanya dan beranjak menuju ruang tengah, sementara sosok Wonho berlalu kearah lain untuk mengambil kotak obat. Tak lama asisten Donghae itu sudah kembali ke ruang tengah dengan membawa kotak P3K di tangannya.

"Nona, ini," ujarnya menyerahkan kotak tersebut pada Ara.

Tak banyak berujar, Ara menyuruh Minhyuk duduk dan meraih kotak tersebut dan mulai mengobati luka di wajah Minhyuk.

STAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang