LIMA BELAS

726 85 7
                                    

💙Happy reading 💙

Ujian semester makin dekat, tentu saja banyak siswa yang kini mati-matian belajar agar kelak bisa mengerjakan soal ujian dengan lancar dan mendapat nilai sempurna. Minhyuk pun adalah salah satunya.

Baru saja menjatuhkan bokong ke empuknya sofa, Ahn seonsaengnim, guru les privat Minhyuk sudah menantinya di ruang belajar. Bahkan ketika di depan pintu tadi Kim ahjumma sudah memberitahu jika hari ini Minhyuk harus ikut les. Anak itu menghela napas lelah, pelajaran yang ia dapat di sekolah hari ini sudah membuat kepalanya seakan mau pecah. Ia tak sanggup jika harus menampung ilmu dari hasil les.

"Tuan Muda, kenapa masih di sini? Ahn seonsaengnim sudah menunggu di ruang belajar," ujar Kim Ahjumma saat mendapati Minhyuk masih duduk santai di sofa.

Minhyuk menggeleng. "Aku sangat lelah, bibi. Sepertinya aku tidak mampu untuk mengikuti les, aku ingin mandi dan pergi tidur saja," rengeknya dengan wajah memelas.

Kim ahjumma menghela napas menyaksikan ekspresi lelah yang terpancar jelas di wajah Minhyuk. Ia sendiri juga merasa kasihan dengan tuan mudanya ini. Dari awal ia sudah tahu jika fisik Minhyuk tidaklah sekuat Donghae maupun Changkyun. Anak ini lebih mudah lelah dan gampang terkena sakit. Donghae seharusnya tidak memaksa Minhyuk untuk ikut les privat seperti ini, karena Minhyuk harus istirahat usai pulang sekolah, bukan belajar lagi.

"Minhyuk-ah, ada apa?" Wonho yang baru saja memasuki mansion bertanya heran saat melihat Minhyuk bersandar lemah di sofa.

Tak menjawab pertanyaan dari yang lebih tua. Minhyuk hanya menggeleng lemah. Hal itu justru menimbulkan rasa khawatir pada Wonho, pria itu melangkahkan kakinya mendekati Minhyuk lantas menempelkan punggung tangannya ke dahi anak itu.

"Kau tidak demam, tapi wajahmu tampak letih sekali. Apa yang kau lakukan di sekolah?" tanya Wonho kemudian.

"Tidak banyak, hanya belajar dan mengikuti jam olahraga. Aku harus ikut lari maraton, jika tidak maka nilai olahragaku akan minus. Kemarin Donghae Hyung memarahiku karena nilai olahragaku buruk, aku tidak ingin membuatnya kecewa lagi," tukas anak itu penuh penyesalan. Masih terukir jelas diingatannya tentang bagaimana kecewa dan marahnya Donghae saat melihat laporan nilai sekolahnya.

Lagi-lagi karena Donghae, Minhyuk harus melewati batas maksimal dari tubuhnya. Wonho mengusap wajahnya dengan sedikit kesal, ia kehabisan akal untuk menyadarkan tuannya itu.

"Hari ini kau istirahat saja. Tidak usah ikut les rutin, dan soal tuan Donghae biar aku yang mengurusnya," ujar Wonho lembut, berharap jika anak itu tidak memaksakan dirinya.

Namun jawaban yang Minhyuk berikan justru membuat Wonho menghela napas lagi.

"Aku harus ikut Hyung, karena minggu depan sudah mulai ujian semester ganjil. Aku harus mendapat nilai bagus," sahut Minhyuk meyakinkan.

"Nilai bagus di sekolah tidak menjamin kesuksesanmu di masa depan. Jangan melukai dirimu demi sesuatu yang tidak kau sukai." Tidak mau kalah dengan Minhyuk yang keras kepala, Wonho berucap dengan nada meninggi.

Mendengar kalimat yang baru saja Wonho lontarkan membuat Minhyuk menundukkan kepalanya. Ucapan itu telak mengenai hatinya, meski cukup sarkas tapi memang benar adanya. Minhyuk memaksakan diri untuk melakukan hal yang tidak dia sukai.

"Maafkan aku." Hanya itu yang terlontar dari bibir anak itu sebelum bangkit meninggalkan tempat tersebut.

"Minhyuk-ah, tunggu—"

"Aku hanya akan mengganti pakaianku dan mengikuti les," ucap Minhyuk sebelum Wonho menyelesaikan kalimatnya. Ia lanjutkan langkah yang tertunda menuju kamar.

STAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang