Hai :)
.
.
.
.
."Haruskah kau sekeras itu padanya?" Kalimat tanya yang terdengar seperti sebuah protes dilayangkan Ara pada sang kekasih.
Fokus Donghae yang semula tertuju pada pekerjaannya kini beralih. Pria bermarga Lee tersebut sudah memandang sosok cantik yang sejak beberapa menit lalu memang sudah berada di ruang kerjanya.
"Bukankah Minhyuk itu adikmu satu-satunya? Jadi, bersikaplah lebih baik padanya."
"Membawanya tinggal bersamaku disini, apa itu tidak bersikap baik namanya?" Memandang tajam pada Ara, Donghae balas melempar frasa tanya pada kekasihnya tersebut.
"Bukan itu yang kumaksud."
Ara sedikit gugup meralat ucapannya."Maksudku adalah, seharusnya kau bisa lebih ramah padanya, seperti layaknya seorang kakak pada umumnya," lanjut wanita itu.
Donghae bangkit dari duduknya, lantas berjalan pelan mendekati Ara yang tengah duduk di sofa panjang tak jauh dari meja kerjanya.
"Kau begitu peduli padanya." Ucapan itu terdengar begitu dingin di telinga Ara "Apa kau menyukainya?" tambah Donghae masih dengan nada sama.
"Tentu saja aku menyukainya, dia seorang anak yang manis."
Wajah Donghae memerah mendengar balasan Ara, bahkan urat-urat leher kakak Minhyuk tersebut terlihat menyembul ke permukaan karena rasa marah yang ia rasakan.
"Jadi kau menyukainya?" Lagi Donghae bertanya.
"Iya aku menyukainya, tapi bukan rasa suka yang seperti kau pikirkan." Paham dengan perubahan raut wajah Donghae, Ara buru-buru menjelaskan maksud dari ucapannya.
"Lalu suka seperti apa? Apa rasa suka seperti kau ingin selalu berada di sisinya, begitu?"
"Tidak ... tidak begitu. Aku menyukai Minhyuk layaknya rasa suka sang kakak pada adiknya, hanya itu."
Sebuah senyum sinis membalas ucapan Ara, membuat gadis itu semakin merasa gugup karenanya.
"Lalu apa aku harus percaya? Perkataanmu?"
"Lee Donghae, kau mengenalku cukup baik, jadi kurasa tak ada alasan untukmu tidak percaya padaku."
Donghae mendengus pelan, lantas berbalik guna kembali ke meja kerjanya. Untuk sesaat pria Lee itu terdiam sambil mengarahkan pandangannya keluar jendela yang ada dibelakang meja kerjanya. Hingga beberapa sekon kemudian berbalik sambil menatap dingin ke arah Ara.
"Bahkan aku tak percaya pada bayanganku sendiri, lalu bagaimana kau bisa berpikir kalau aku bisa percaya padamu?"
Satu kalimat yang dilontarkan Donghae langsung membuat Ara kehilangan kata-katanya dan terdiam cukup lama.
"Namun, kau mencintaiku, 'kan?" ucap Ara kemudian, yang berhasil menampakkan semburat merah di kedua pipi Donghae. Pria itu buru-buru memalingkan wajahnya sebelum sang kekasih menyadarinya.
▪▪▪
Bosan, itulah yang Minhyuk rasakan saat ini. Sudah lebih dari satu jam pria manis itu belajar bersama seorang guru yang didatangkan Donghae untuknya, namun tak satupun yang wanita itu katakan dimengerti oleh Minhyuk.Minhyuk bukanlah siswa bodoh, percayalah. Bahkan kalau dia mau, Minhyuk bisa menggeser posisi Kihyun yang selalu berada diperingkat pertama tanpa harus susah-susah belajar. Tapi Minhyuk tidak mau melakukannya, karena merasa tempat pertama bukanlah sesuatu yang menarik untuk dia kejar.
Remaja Lee itu hanya ingin menjadi siswa yang biasa-biasa saja. Tak masalah meski tanpa prestasi yang menonjol, yang terpenting ia tak harus terlibat masalah ini dan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY [END]
Fanfiction🔒𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🔒 #sickstory #brothership #family #angst . . Ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil, Lee Minhyuk harus tinggal dengan paman dan bibinya. Sepasang orang baik yang mau merawatnya seperti anak send...