nol | 13

1.8K 348 48
                                    

🐻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐻




"Junho mulai sekolah di SMK Mau Satu gitu? Bukannya Junho bilang udah enggak mau sekolah lagi, ya?"

Junho melenguh pelan. Deera memang sulit mengerti. "Enggak gitu, Dee. Waktu saya bilang berhenti itu kan karena mau pergi. Kalo balik ya disambung lagi,"

Deera mengangguk enggak mengerti, "Tapi yang kemarin Junho pergi ke mana sih? Katanya mau ngajak Deera,"

"Iya, nanti saya ajak kalo semuanya udah jelas,"

"Apanya yang jelas?" tanya Deera bingung.

Junho tersenyum aneh terus bolak-balik nunjuk Deera dan dirinya sendiri.

"Deera sama Junho? Apa maksudnya?" Deera garuk-garuk kepala.

Junho memutar arah bola matanya, "Susah banget ya ngomong sama Deera. Saya ngos-ngosan,"

Deera cengengesan. Enggak ngerti kalau Junho baru aja bisa ngomong, enggak mungkin langsung bisa ngomong banyak kayak dia.

"Yamaap atuh Junho. Nanti Deera beliin album 'nurul mana' mau gak?"

Junho mengangguk senang, "MAUUU! Lagunya terkenal banget kan itu? Nurul mana Nurul mana Nurul mana, di manaaaaaa~ di Jonggol." terus dia tepuk tangan heboh sendiri.

"Tambah goyang gergaji Jun. Tarik, Mhaaang!"

"E e e e aaaa! Eeeeeeeeaaaaaa!"

Deera sama Junho langsung kayak orang kesurupan. Joget-joget enggak jelas. Junho udah terpengaruh terlalu banyak. Junho ternodai. Junho terinfeksi.

Untung sekarang mereka lagi di ruang tamunya Deera. Gichan belum pulang les dan mama papanya masih sibuk kerja. Kalau ngelakuinnya di tempat umum, saya yang nulis yang malu. Jadi, cukup di ruang tamu.





"HUH CAPEK!" keluh Deera karena keasikan joget lebih dari 20 menit. Junho juga gitu, tapi memang enggak se-excited Deera.

"Ditambah Senorita versi koplo, saya encok pasti," kata Junho ketawa.

"Kesel banget! Deera kalo denger musik auto joget gitu,"

J

unho ketawa lagi.

Bagi Junho, bahagia itu sederhana. Asal ada Deera yang setiap saat bercerita tentang suntuknya hari-harinya. Asal ada Deera yang enggak mempermasalahkan post-it anehnya. Asal ada Deera yang enggak ninggalin dia saat tau dia enggak bisa berbicara. Asal ada Deera yang enggak keberatan kalau dia nyelinap malam-malam. Asal ada Deera yang menikmati petikan gitarnya tanpa memprotes itu lagu apa. Asal ada Deera, bahkan meskipun dia tau sekarang semuanya berbeda.

Bagian Satu: NolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang