nol | 20

1.5K 278 36
                                    

🐻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐻

15.20

"Jogja lumayan kok Gar, seriusan. Meskipun gue lebih prefer Malang karena di sana temen gue lebih banyak, tapi waktu di Jogja, gue nyaman banget sama suasananya,"

Gara mendesah pelan. Jihan sedari tadi mengoceh menyebutkan perbandingan antara Malang dan Jogja. Sekitar satu jam, mungkin?

"Ji, gue ke Jogja, dan itu sama sekali enggak ada pembanding. Gue enggak punya pilihan. Gue enggak ke Malang, jadi enggak perlu lo sebutin macem-macemnya,"

Jihan menghela napas, "Gak gitu Gar. Gue cuma ngerasa beda aja," dia tersenyum lemah.

"Kan enggak seabad gue di sana," jawab Gara pelan. "Lagipula, Jakarta enggak bakal sepi kok kalo gue pergi. Paling cuma rugi karena enggak ada cowok sekeren gue lagi."

"Bodoh." kata Jihan sambil geplak kepalanya Gara.

Gara meringis. Jihan begini-begini juga sanggup bikin Gara mimisan. Dulu pernah ikut silat soalnya. Perguruan Beruang Ngefly namanya.

"Jadi, rencana lo kedepannya gimana? Putus?"

"Sembarangan!" cerca Gara cepat. Tapi dalam detik selanjutnya, dia mulai tersenyum lemah, "Enggak tau juga, sih. Iya kali. Mana mau Deera nungguin gue. Gue brengsek, sih,"

Jihan menatap Gara nanar, "Enggak. Yang sebenernya, lo itu cuma gak tau cara ngatasin masalah lo. Karena lo berhadapan sama mama, orang yang paling keras sama lo. Deera pasti nungguin lo, gue yakin."

Gara tersenyum, bukan senyum bahagia. Dia bingung, berlanjut atau berhenti di sini.

***


"Yah Ming, kok tumben sih mau balik cepet? Lo enggak mau nunggu gue aja gitu?" tanya Deera ke Minkyu yang udah siap pulang dengan sepeda kesayangannya.

Minkyu garuk-garuk kepala, "Duh, gimana ya Dee. Bukannya gue gak mau nganter lo balik. Tapi gue lupa kemarin ada pelanggan yang borong beras terus notanya keliru. Gue mau nyari orangnya dulu. Sekali ini aja deh, ya, ya, ya?"

Deera menghela napas, "Yah, gak asik banget sih lo. Gue cum-"

Minkyu tersenyum lebar, bersamaan dengan datangnya sebuah mobil berwarna hitam milik Gara.

"Ayo!" kata Minkyu sambil menggandeng tangan Deera untuk masuk ke mobilnya Gara.

Deera bingung, sementara Gara menganga sesaat setelah Deera duduk rapi di sebelahnya dengan Minkyu yang tersenyum lebar sebelum menutup pintu.

"Good luck, ya, bre." pesan Minkyu lalu menutup pintu mobil.

Gara dan Deera terdiam dengan pikiran masing-masing. Gugup, lebih tepatnya.

Bagian Satu: NolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang