nol | 16

1.6K 314 12
                                    

🐻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐻






Gara turun dari mobilnya, diikuti Jihan, kakaknya yang kebetulan hari ini enggak ada les. Tumben-tumbenan, karena Jihan hari ini mau istirahat aja, sih. Capek banget dua minggu belakangan ini selalu berangkat sekolah pagi, tapi pulang jam 10 malem karena harus les.

"Lo seriusan enggak papa? Tumben mau pulang sama gue? Biasanya juga sama Deera," kata Jihan.

"Udah lah, Ji, enggak usah nanya apa-apa, gue lagi puyeng,"

"Deera enggak papa gitu lo baliknya sama gue?"

"Ji!"

"Enggak nganggep gue pho kan dia?"

"Ji!"

"Apa mau diterkam ya gue?"

"Ji!"

"Iya, iya, ya ampun, galak banget sih adik gue satu-satunya ini?" kata Jihan terkekeh. "Puyeng kenapa sih lo? Cerita sini sama gue, mumpung gue lagi free. Gak minta bayaran juga kok, santai. Cuma chatime aja palingan,"

"Mau gak lo ngomong sama pantat gue aja?" bales Gara kesel terus ngedahuluin Jihan buat masuk rumah.

Jihan geleng-geleng kepala. Aslinya, Jihan sama Gara itu deket banget. Paket adik-kakak goals. Tapi karena kesibukan masing-masing, mereka jadi jarang qtime bareng lagi. Biasanya, ada jadwal buat telling story ala-ala mereka. Cuma kali ini, Gara enggak mau cerita apa-apa dulu. Gara mau nyelesein masalahnya sendiri dulu.

"Kenapa lu?" tanya Jihan ke Gara yang tiba-tiba enggak berkutik di depan pintu. "Enggak kekunci kali woi, masuk aja,"

Gara membalikkan badannya. "Mau jalan-jalan gak, Ji? Gue traktir apa aja yang lo mau. Ayo jalan!"

Jihan mengernyit heran. Gara memang biasa beliin apapun yang Jihan mau. Tapi kali ini, ada yang aneh. Gara kayak nyembunyiin sesuatu.

"Yunseong Hwanggara, adiknya Jihan Hwanggini yang cantik, enggak sakit kan, lo? Gue mau istirahat. Jalan-jalannya kapan-kapan aja. Gantinya, gue deh yang traktir elo. Tapi minggir dulu, ya? Gue mau masuk. Capek."

"Ayo lah, Ji. Bentar aja, ya, ya, ya? Lo mau handphone baru gak? Gue beliin, serius," Gara tetep kekeuh.

"Enggak Gar, hp gue baru ganti bulan kemarin. Enggak perlu yang baru,"

"Ji, gue kangen banget jalan sama lo. Ya, mau ya? Ji?"

Jihan menghembuskan napasnya kesal, "Gar, gue lagi capek banget. Lo-"

Bagian Satu: NolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang