80% [ K E M B A L I ]

649 104 12
                                    


hanya mengingatkan, untuk 2 part setelahnya aadalah pengantar untuk ending dan menentukan apakah ff ini bergenre Bl atau straight. So, dibaca boleh, berhenti membaca boleh, langsung loncat ke endingpun juga boleh, hehe bebas disini mah.

---------------------------------------------------

Siap menyambutku?
.
.
.
.
.
.
.

Kalian tau kenapa Singto bisa berbesar hati mau menerima semua perlakuan dan balasan Krist atas segala perasaan, perlakuan dan cinta Singto selama ini?

Hanya ada satu kunci yang membuatnya 'semudah' itu move on.

Ayah.

Bukan, bukan karena Ayahnya melarang atau tidak setuju dengan hubungan seperti itu. Ayahnya tidak mempermasalahkan itu, tapi yang Ayahnya permasalahkan adalah fisik dan hati Singto.

Setiap hari ada saja hal-hal yang masuk dipikiran Singto yang membuat beban pikirannya bertambah, membuat keadaan fisiknya makin rentan untuk sakit, berat badan menurun serta raut wajah yang sudah membuatnya mudah ditebak jika dia sedang tidak baik-baik saja.

Ayah nya hanya tidak mau jika kondisi Singto setiap harinya semakin buruk, ditambah masalah hatinya yang masih berantakan.

Ayahnya menjadi lebih extra memberi kasih sayang pada Singto, terus membujuknya agar tidak terlalu memikirkan apapun, kesehatannya lebih penting, dan akan selalu mengatakan "Singto sehat terus, Ayah dan Singto harus sama-sama sehat, gak boleh ada yang sakit. Kalau Singto sakit, Ayah juga sakit, lalu siapa yang merawat kita?" . Selalu diulang-ulang perkataan itu sampai Singto hafal tiap katanya.

Terlebih, Singto masih ingat kata-kata ibunya yang selalu ia terapkan dalam masalah apapun , yaitu "Laki-laki boleh menangis, tapi jangan biarkan mereka melihat air matamu" .

Intinya, Ibunya pun juga selalu mengajarkannya untuk kuat dalam hal apapun.

Kata-kata itu sudah diterapkan oleh Singto selama permasalahan hatinya ini, selama berbulan-bulan tanpa menemui Krist, Singto semakin belajar banyak hal tentang kuat, rela, dan pasrah.

Krist tidak jahat. Jika dia jahat mungkin sekarang Krist akan mencemoohnya didepan banyak orang, mengatakan bahwa seorang Singto Prachaya memanglah gay  , dan lain sebagainya.

Jika dia jahat, mungkin sekarang Krist akan memblokir semua kontak Singto, bahkan mungkin dia akan jijik dengan Singto. Dan melupakan siapa itu 'Singto'.

Percayalah, Singto lah yang membuat Krist dan Gigie menjadi nyaman menjadi adik mereka. Mereka terus meminta maaf jika mereka secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang terkesan sweet  didepan Singto.

Dan Singto lah yang mengatakan pada mereka, untuk jadi diri sendiri didepan Singto, Singto lelah dan kasihan melihat mereka berdua saat itu terus sembunyi-sembunyi jika melakukan hal yang mungkin menurut mereka akan menyakiti Singto.

Dan jadilah seperti yang kalian lihat, begitulah Krist dan Gigie jika sedang bersama Singto. Tidak pernah akur, adu mulut,saling mencoba mencari perhatian pada Singto.

Dan ternyata, merelakan lebih indah dibanding harus memaksa memilikinya.

Itu yang Singto pelajari dari cinta pertamanya.

Upgrade Status [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang