"Oke deh gue setuju," mau tidak mau Raya harus menyetujui kesepakatan ini, demi nilainya.
"Bagus. Belajar dimana?," tanya Ridal.
"Di lapangan," jawab Raya.
Ridal mengangguk. "Beliin gue minum dulu," suruh Ridal.
"Gue?," tanya Raya bingung.
Ridal memutarkan kedua bola matanya. "Ya lo lah, siapa lagi?," balas Ridal sewot.
Raya menggeram kesal. "Iihh!!! Kalo bukan karna ini, gue gak bakalan mau tau gak?,".
"Udah cepetan, jangan banyak omong. Haus nih," perintah Ridal ketus.
Raya pun berjalan menuju kantin, membeli minum untuk Ridal.
"GUE TUNGGU DILAPANGAN!!," teriak Ridal pada Raya yang sudah lumayan jauh.
•••
Setelah menunggu, akhirnya Raya pun tiba dilapangan sambil membawa sebotol air mineral ditangannya.
"Nih minumnya," ucap Raya sambil memberikan minumnya ke Ridal.
Ridal pun langsung menenggak air minum yang diberikan oleh Raya.
Terlihat jakunnya yang bergerak naik turun yang membuat Raya ternganga melihatnya. Ridal menakutkan alisnya. "Ngapain lo ngeliatin gue kaya gitu?," ."E-enggak. Tadi ada lalat mau masuk ke mulut lo," Raya beralibi.
Ridal menaikkan sebelah alisnya. "Masa?,".
"I-iya," jawab Raya lalu bercengengesan.
"Boong aja," ucap Ridal tanpa menatap Raya.
"Ayo, mulai belajarnya," suruh Raya.
"Ngalihin topik segala." ujar Ridal ketus.
Raya gugup, tidak tahu harus menjawab apa. Dia pun hanya diam tidak membalas perkataan Ridal.
•••
Para siswa-siswi SMA MAHAWIRA berkeluaran dari sekolahnya setelah bel pulang berbunyi. Ridal dan kawan-kawannya pun langsung menuju parkiran.
Mereka tidak langsung pulang, tetapi menongkrong diparkiran terlebih dahulu.
Ridal melihat Raya sedang bersama teman-temannya diparkiran. Ridal pun langsung menghampirinya, entah apa yang Ridal mau."Eh? Ngapain lo disini?," tanya Raya saat menyadari bahwa Ridal sedang berdiri disebelahnya.
"Ikut gue," suruh Ridal.
"Kemana?," tanya Raya bingung.
"Temenin gue nongkrong," jawab Ridal tanpa menatap Raya.
"Ihh,, gak mau. Ngapain? Kurang kerjaan gue nongkrong bareng lo," Raya menolak.
"Jangan pura-pura lupa sama kesepakatan tadi," ingat Ridal.
Raya diam, ia benar-benar lupa dengan kesepakatannya itu. Karna dia juga terpaksa harus menyetujui kesepakatan tersebut. Mau tidak mau Raya harus menuruti maunya Ridal.
"Iya iya," balas Raya dengan segan.
"Kalian duluan aja ya, gue ada urusan," ijin Raya pada teman-temannya.
Akhirnya Raya mengikuti Ridal ke tempat tongkrongannya. Ridal pun duduk diatas kursi panjang yang berada dibawah pohon, kursi tersebut pun sudah penuh, karna sudah diisi oleh Ridal, Ghavin, dan Aksen. Jadi Raya hanya bisa berdiri disamping Ridal.
"Pijitin pundak gue," suruh Ridal pada Raya.
"Enak aja. Emang gue babu lo?," Raya membantah.
"Inget, KESEPAKATAN," ucap Ridal. Raya hanya menggeram kesal dan menjalani apa yang diperintahkan Ridal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE POSSESSIVE ICE
JugendliteraturBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!;) . RIDAL ALTERIO, sosok cowok tampan, dingin, cuek, dan posesif terjebak dalam permainan yang ia buat sendiri dengan adik kelasnya yang bernama RAYA VRILLYA. Dengan memanfaatkan kesempatan hingga membentuk sebuah...