7. BALAS BUDI

67 7 6
                                    

Happy Reading!! Sebelum baca jangan lupa divote ya. Hehe😂

Setelah turun dari angkot Raya berjalan memasuki sebuah permukiman, lebih tepatnya menuju rumahnya. Saat ingin mendekati rumahnya, ia melihat seorang wanita paruh baya dan seorang lelaki sepantarnya seperti sedang menunggu sesuatu didepan gerbang rumahnya.

Raya mempercepat langkahnya. Saat sampai didepan mereka, Raya menyadari bahwa mereka adalah saudaranya sendiri. "Tante Arin??," ucap Raya dan mengembangkan senyumnya.

"Rayaaa," balasnya antusias seraya memeluk keponakannya itu. Mereka berpelukan beberapa detik. Melampiaskan rasa rindunya.

Arin adalah adik dari ibunya Raya. Sejak peristiwa 5 tahun lalu Raya dan Fauzan tinggal bersama Arin, dan Fauzan memutuskan untuk tinggal berdua bersama adiknya setelah lulus sekolah, karna tidak ingin merepotkan Arin. Dan sekarang Fauzan sedang melanjutkan sekolahnya di Universitas sembari bekerja untuk memenuhi kebutuhan dia dan adiknya.

Arin pun melepas pelukannya. "Kamu sudah besar ya?,".

"Iya Tan. Tante sehat? Tante naik apa kesini?," tanya Raya.

Arin terseyum. "Alhamdulillah, tante sehat kok, tadi tante naik taksi kesini, dan Rion naik motor sendiri," jawabnya.

Raya membuang nafasnya lega.

Raya menatap Rion sekilas. "Rion siapa tante?," tanya Raya yang pura-pura tidak tahu dan menahan tawanya.

"Ohh,, jadi lupa ni sama gue?," ucap seorang lelaki yang bersama Arin tadi, yang tidak lain adalah anaknya sendiri. Ia bernama Arion Melvino, panggil saja Rion.

Usia Raya dan Rion hanya berbeda satu tahun.Sejak kecil, Raya dan Rion sudah sangat dekat. Bahkan mereka sudah seperti kakak dan adik. Apalagi ketika Raya dan Fauzan tinggal bersama tantenya di Bandung, mereka menjadi semakin dekat.

Rion mendekati Raya, dan langsung mencubit kedua pipi Raya dengan gemas.

"Aaaaa sakit tau lepasin dong!!," Raya memekik.

"Biarin. Lagian lo sombong si sama gue," cicit Rion yang tangannya masih setia mencubit pipi Raya.

"Iya deh, gue gak bakal sombong lagi. Masa gitu aja marah," sahut Raya yang sedikit kesulitan berbicara karena mulutnya tertarik oleh pipi yang sedang dicubit.

Rion pun melepaskan cubitanya. "Awas lo kalo begitu lagi!," ancam Rion.

"Iya nggak" balas Raya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kok gue gak dipeluk?," tanya Rion.

"Gak ah. Bau ketek," balas Raya singkat.

"Oh gitu ya sekarang. Dulu pas waktu kecil kalo lagi sedih selalu minta dipeluk," gerutu Rion.

"Sekarang kan udah gede, bleee!!" bantah Raya sambil menjulurkan lidahnya, Rion pun hanya menggelengkan kepalanya.
...
Tok! Tok! Tok! "Raya?!"
Arin mengetuk pintu kamar milik Raya.

"Tunggu," teriak Raya dari dalam kamar sambil berjalan dan menekan kenop pintu kamarnya.

Tidak lama, pintu pun terbuka. "Eh tante, ada apa?," tanya Raya.

"Tante mau ngomong sama kamu," jawab Arin.

Raya mengangguk. "Masuk kedalam kamar Raya aja yuk tan," ajak Raya. Arin pun menyetujui.

Arin mendudukkan tubuhnya di kasur milik Raya. "Tante mau minta tolong sama kamu,".

"Minta tolong apa tante?," tanya Raya bingung.

THE POSSESSIVE ICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang