Happy Reading!! Sebelum baca jangan lupa divote ya. Hehe😂 Follow yuk bagi yang belum! 😁💛
Setelah dari toko buku untuk membeli buku biologi, Ridal melihat keramaian terlihat dihalaman rumahnya. Nampak beberapa mobil polisi terparkir tak teratur. Para tetangga pun ikut mengisi keramaian tersebut, seakan penasaran dan tidak mau ketinggalan dengan apa yang sedang terjadi, padahal hari sudah semakin gelap.
Ridal melepas helmnya lalu turun dari motornya. Kedua alisnya bertaut, menatap bingung kearah keramaian. Ia berjalan gusar ke dalam rumah. Berdiri di ambang pintu saat menemui ayahnya sedang digiring oleh polisi serta tangannya yang diborgol. Ia melihat Keyra—adiknya menangis sambil mencoba untuk mengejar ayahnya yang pergi, namun ditahan oleh Nitta—bundanya.
"Pak polisi jangan bawa Papa pergi!!" teriak Keyra histeris yang salah satu tangannya terangkat kearah ayahnya pergi. Nitta pun tak kuasa menahan tangisnya. Ia hanya menahan Keyra dalam pelukannya.
Ridal menghampiri keduanya. "Bun, ada apa?," tanya Ridal yang belum mengerti dengan semuanya.
Nitta menghela napasnya. "Papa kamu Ridal. Papa terjerat kasus narkoba.
Papa jadi pengedar dan pengonsumsi narkoba jenis sabu. Sudah berkali-kali Papa melakukan ini. Sudah lumayan lama perusahaan Papa bangkrut, dan setelah itu Papa melakukan transaksi barang haram itu demi menafkahi keluarga ini, tanpa sepengetahuan bunda. Papa juga punya hutang dengan beberapa bank" jelas Nitta yang sesekali bahunya naik turun karena sesenggukan.Rahang Ridal mengeras. Kini kekesalan menyelimuti dadanya, matanya memerah karena emosi yang telah menguasai dirinya. Ingin sekali ia berontak, mengejar, lalu memukuli lelaki yang sudah membuat keluarganya seperti ini. Siapa lagi kalu bukan ayahnya sendiri. Namun semua niatnya itu harus diurungkan. Ia hanya melayangkan tatapan penuh dendam kearah mobil polisi yang ditumpangi ayahnya, yang semakin berlalu semakin menghilang sembari menyandarkan kepala Nitta ke bahu miliknya.
•••
"Yang sabar bro. Lo gak boleh benci sama bokap lo, mungkin bokap lo udah ngelakuin kesalahan dan udah buat lo marah besar. Tapi biar gimana pun juga itu tetap bokap lo. Mungkin bokap lo khilaf ngelakuin itu semua, mungkin juga bokap lo stres karna perusahaannya bangkrut. Intinya, keep strong man, lo pasti bisa. Jangan lupa juga buat selalu jaga nyokap sama adik lo" hanya itu yang bisa Ghavin ucapkan kepada temannya, Ridal.
Teman-temannya itu selalu setia memasang telinga demi mendengar cerita satu sama lain. Saling memberi masukan atau saran kepada temannya yang sedang ada masalah.
Ridal masih terlarut dalam emosinya. Ia diam, memejamkan matanya, mencoba untuk bersabar, namun sulit sekali melakukannya, karna semua perbuatan kasar yang telah dilakukan oleh ayahnya itu tidak bisa hilang dari benaknya. Mulai dari kata-kata kasar, hingga pukulan sudah ia dapatkan dimasa kecilnya.
Sikap ayahnya yang kasar sudah dimulai sejak Ridal masih kecil, saat ayahnya disibukkan dengan pekerjaannya. Saat itu Ridal masih berumur 5 tahun. Ia mengajak ayahnya untuk bermain dengannya, namun ayahnya menolak karna terlalu sibuk dengan pekerjaannnya itu dan Ridal masih saja memaksa ayahnya untuk tetap bisa bermain dengannya. Dan pada akhirnya hanya perlakuan kasar yang ia dapati, perlakuan yang tak pantas untuk dilakukan oleh seorang ayah pada anaknya yang masih sangat kecil, ya, kepada anak yang masih sangat membutuhkan perhatian orang tuanya. Ayahnya menyabeti punggung Ridal dengan menggunakan tali pinggang miliknya.
Ridal menangis, begitupun Nitta yang melihat suaminya menyakiti anaknya sendiri. Nitta terduduk dilantai, memegang kaki suaminya, dan memohon agar memberhentikan itu semua. Segala cara pasti akan Nitta lakukan demi buah hatinya, demi separuh nyawanya, demi harta berharga nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE POSSESSIVE ICE
JugendliteraturBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!;) . RIDAL ALTERIO, sosok cowok tampan, dingin, cuek, dan posesif terjebak dalam permainan yang ia buat sendiri dengan adik kelasnya yang bernama RAYA VRILLYA. Dengan memanfaatkan kesempatan hingga membentuk sebuah...