Mau tau motivasi Lea?
"Miliki keberanian dan berbuat kebaikan."
----------------------------💜--------------------------
"Just keep silent, and everything just gonna be okay."
Ketika Lea sudah masuk rumahnya, ayah dan ibunya kembali normal.
Tidak ada perkelahian lagi.
Tapi,
Hanya ada senyum palsu yang membuat Lea muak.
Kemudian Citra memecah keheningan
"Eh Lea sayang udah dateng,hehe. Mau makan apa sayang? Biar ibu buatkan."
"Gausa bu," ucap Lea cepat.
"Gausah sok gaada apa-apa di keluarga kita. Lea tahu bu,yah. Kalian sering bertengkar kan? Lea tahu itu. Lea cuma bisa diem. Lea sebenernya udah muak banget. Kalian bertengkar itu gaada faedahnya sama sekali. Udah 2 tahun Lea hiduo kaya gini. Dan Kalo kalian pengen keluarga ini pisah gapapa,Lea kuat kok. Lea bisa cari kos-kos an deket sekolah Lea. Lea juga bisa kerja part time. Jadi kalian ga nanggung beban Lea lagi." Ujar Lea mengeluarkan unek-unek nya.
Citra dan Parka mematung, diam tak berkutik. Ternyata unek-unek yang dikeluarkan Lea membuat hati mereka mencelos.
Suara Lea terdengar parau,seperti menyayat-nyayat hati mereka dan seperti ada pisau yang menancap di dada mereka tat kala mendengar suara anak satu-satunya,Lea.
Tak ingin lama-lama dengan suasana mencekam seperti ini, Lea pun berlari ke kamarnya.
Lea mengunci pintu kamarnya.
Lalu, dia menangis sambil membekap mulutnya agar tidak terisak.
Tuhan,tolong aku.
Lea memang harus kuat Tuhan,
tapi untuk hari ini,
Lea nyerah.
Lea ga sanggup lagi.
Lea pingin keluarga Lea normal,
Hiks..L-leaa..hiks..irii..hiks..sama anak lainnya..hikss..
Tidak kuat berada di dalam tempat yang membuatnya sakit, Lea mengambil kopernya lalu memasukkan semua baju-bajunya nya kesana.
Lea juga membawa barang-barang yang menurutnya berharga.
Juga dia membawa uang.
Dirasa sudah cukup, Lea pun turun dari tangga, dia sudah muak dari neraka ini.
Rasanya gerah.
"Lea,kamu mau kemana?" tanya Parka sambil melirik koper dan tas yang dibawa Lea.
"Sekarang Lea mau pergi. Jadi kalian bisa berbuat yang kalian lakukan. silahkan, Lea gak keberatan. Permisi, Assalamualaikum." ujar Lea sambil membungkukkan badannya kehadapan Orang tuanya.
Rasanya aneh, berbicara dihadapan orang tuanya dan berbicara formal, tidak seperti anak-anak lainnya.
"Leaa!!" teriak Citra dan Parka bersamaan.
Tapi semua sudah terlambat.
Nasi sudah menjadi bubur.
Perasaan Lea sudah pecah berkeping-keping.
Dinding yang kokoh dan kuat yang Lea bangun sudah jatuh, lebur.
Ketika Lea sudah keluar dari tempat mencekam itu, Lea pun tidak bisa membendung air matanya lagi.
Tidak,dia tidak terisak.
Dia hanya menangis,
Ya menangis dalam diam.
Dia pun memulai hari-hari nya yang akan berubah.
Apa masa depan yang cerah? Atau kah sebaliknya?
Haloo zheyengg acuu,
Tumben ya akuu up nya cepett hehe,
Seperti kesamvet:v
Auah,
Okee
Udahh ya,Salam dari,
Galantisayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Teen Fiction[ Teen-Fiction] "Bukannya aku menjadi benalu. Bukannya aku membuat lara. Karena bisaku hanya mencintaimu seorang saja." -to_my_enemy_or_friendshit. Selamat Membaca;)