Chapter 9. Cemburu

43 2 0
                                    

"Bukannya menjadi benalu.
Bukannya membuat lara.
Karena bisaku hanya
mencintaimu seorang saja."

Matahari mulai menyinari sebagian bumi dengan malu-malu. Membuat salah satu manusia di ranjang menggeliat-ngeliat nyaman.

"huammmm.. Jam berapa ini ya?" Lea pun mulai turun dari ranjang dan melihat jam.

Pukul 06.00 WIB.

Lalu Lea pun melakukan rutinitas seperti biasa.

Oh iya, Lea tidur di Kamar tamu, gak jadi kamarnya Lintang gaes.

Dan didalam Kamar tamu itu udah ada kamar mandi dalam gitu.

(kembali ke cerita.)

Dipukul 06.40 Lea pun sudah selesai melakukan rutinitas untuk sekolah.

Dan sekarang Lea hanya butuh,

Tebengan.

"Assalamualaikum bunda." salam Lea.

"Waalaikumsalam Lea, morning sayang. Udah sarapan belum? Ayok sarapan dulu." ajak Hanum.

"Gak usah Bun, Lea udah bawa bekel,nih." sambil menunjukkan kotak bekal yang ia bawa.

"Oh okei Sayang, kamu berangkatnya sama Lintang ya, bunda sibuk banget jadi gak bisa nganterin kamu."

"Oh,Lintang juga SMA nya sama aku aku bunda? Kok aku baru tau ya, hehe." cengoh Lea.

"iya, kmu aja yang gak peka. Yaudah sana berangkat dulu."

"oke Bun, Lea pamit dulu ya, Assalamualaikum." sambil menyalami Hanum.

"Waalaikumslam, ati-ati nak."

"yaaaa bunnn..." pekik Lea sambil berlari menyusul Lintang.

"Lintangggggg tungghuin gue..." ngos-ngosan Lea.

"Et dah, pagi-pagi ini udah keringetan aja lo. Padahal baru aja dari ruang tamu ke garasi." heran Lintang.

"Karena..... Gue males bat, hehe." ceringis Lea.

"yaudah yuk berangkat. Daripada nanti telat sekolahnya." ajak Lintang.

"Yuk."

👤👤👤

Untunglah, saat Lea dan Lintang berangkat ke sekolah, gerbang belum ditutup.

Juga, bebarengan dengan...

Arka.

Arka terus mengamati Lea dari gerbang ke parkiran.

Dia bingung? Sejak kapan Lea bareng dengan Lintang, musuhnya itu?

Sedikit perasaan cemburu yang timbul pada diri Arka tapi ia pikir jauh-jauh pikiran itu.

"Eh Le, ngapain lo bengong kaya gitu. Pagi-pagi udah bengong. Dasar, ketek badak." ejek Lintang.

"enak aja. Lo itu..." ujar putus Lea.

"apa?"

"Upil badak." sembur tawa Lea.

Alu Lintang dan Lea pun tertawa pada hal receh tersebut.

Mereka tak menyadari, bahwa ada satu manusia yang memendam rasa api terbakar di dadanya.

Halo gays,
Gimana sesuai ekspetasi kalean ga?
Semoga suka.

Salam,
@galantisyang

ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang