Mafia 1

8.1K 326 1
                                    

Didalam mansion yang sangat besar. Seorang anak buah sang bos. Sedang berbicara kepada bosnya.

"Mr.V kali ini dia tidak membayar hutangnya lagi" ucap sang tangan kanan.

"Sudah keberapa kalinya? "

"Ini sudah keempat kalinya. "

Sejenak terdiam. Memikirkan sesuatu.

"Mingyu? "

"Iya Mr.V." jawab sang tangan kanan yang bernama Mingyu.

"Apa yang dia punya? "

"Dia tidak punya apa-apa lagi tuan. Dia hanya seorang pengangguran yang suka mabuk-mabukkan dan berjudi. "

"Apa dia masih memiliki keluarga? "

"Dia hanya tinggal berdua dengan anaknya setelah kematian istrinya tuan. "

"Dia memiliki anak? "

"Iya tuan. Anaknya seorang perempuan"

"Besok kalau dia tidak membayarnya lagi. Bawa saja putrinya. "

"Baik tuan. "

••••••••••

Keesokannya Mingyu kembali mendatangi rumah orang itu lagi bersama beberapa bodyguard untuk kembali menagih hutangnya.

Dia pun mengetok pintu rumah itu beberapa kali tapi tak kunjung terbuka, bahkan menjawabnya tak ada sekalipun.

Mingyu sempat berpikir apakah orang itu sudah kabur. Ia berniat mendombrak pintu itu secara paksa. Tapi ia kembali mengurung niatnya setelah pintu itu terbuka menampilkan seorang pria paruh baya dengan penampilan yang ajak-ajakan.

"Ada apa? "tanya pria paruh baya itu.

"Menagih hutangmu" ucap Mingyu.

Pria paruh baya itu mendongakkan kepalanya itu untuk melihat siapa orang didepannya.

"Eh tuan, saya belum memiliki uang untuk membayarnya. " ucap pria paruh baya itu setelah melihat orang dihadapannya ini.

"Bayar atau kau akan tahu akibatnya! " ucap Mingyu.

"Tolong beri saya kesempatan lagi tuan"

"Saya tidak mau tahu. Kali ini kau harus membayarnya! " ucap Mingyu sambil mencekik leher pria paruh baya dihadapannya itu.

"Hei! Lepaskan appaku! " teriak seorang gadis yang tak jauh dari mereka.

Gadis itu berlari mendekat. Mencoba melepaskan cekikkan Mingyu.

"Siapa kau? "tanya Mingyu, masih dengan mencekik pria dihadapannya.

"Dia appaku"

Mingyu melepaskan cekikannya dari leher pria itu dan menatap gadis yang sekarang tengah menangis melihat ayahnya.

"Kenapa kau mencekik appaku? "

"Dia tidak membayar hutangnya. Sudah berapa kali kutagih tapi tetap saja dia tak pernah membayar. "

"Aku akan membayarnya. Tapi tidak sekarang, tolong berikan aku kesempatan. "

"Tidak. Bos ku sudah tak menerima alasan apapun lagi. Bayar atau kalian akan tahu akibatnya!"

"Saya tidak memiliki uang untuk membayarnya. " ucap pria paruh baya itu.

"Kalau begitu kubawa putrimu untuk kuserahkan pada bos ku. "

Gadis itu sontak menatap kearah Mingyu lalu ke appanya. Berharap semoga appa nya tidak menyetujuinya.

"Dia? (sambil menunjuk kearah gadis itu). Bawa saja, lagipula dia hanya menyusahkanku saja. Ambil saja dia aku tak peduli, asalkan semua hutangku lunas. " ucapnya.

"Ap--appa" ucap gadis itu sambil menangis.
Tidak menyangka bahwa ayahnya tengah menyerahkan atau bahkan menjualnya untuk melunasi semua hutangnya.

"Baiklah. Dan jangan pernah tunjukkan wajah mu lagi. Atau kau akan benar-benar mati. " ucap Mingyu sambil menyuruh beberapa bodyguard untuk membawa gadis itu.

Gadis itu hanya bisa menangis. Ia sudah berusaha untuk memberontak tapi tenaganya tak sebanding dengan dua bodyguard yang sekarang sedang mencengkeram lengannya.

"Appa" ucap gadis itu lirih sambil menatap ayahnya itu terakhir kalinya.

Sedangkan sang ayah seakan tak peduli dan langsung memasuki kembali rumahnya. Setelah Mingyu pergi meninggalkan rumahnya bersama putri yang juga dibawa oleh Mingyu.

•••••

Sesampainya dimansion yang mewah,megah dan sangat besar. Mingyu menyuruh pengawal untuk membawa gadis tadi untuk masuk. Sedangkan dia akan menemui bos nya.

"Mr.V? " ucap Mingyu pelan.

Takut mengganggu bos nya yang sedang berada di ruang kerja pribadinya di mansion.

"Ada apa? " tanya sang atasannya.

"Saya sudah membawa putrinya tuan. Karna kali ini dia benar-benar tak membayar hutangnya lagi. Dan menyerahkan putrinya untuk melunasi semua hutangnya. " ucap Mingyu.

"Tak apa. Apa kau sudah menyuruhnya untuk tak pernah muncul dihadapanku lagi? "

"Sudah tuan. "

"Dimana kau bawa putrinya? "

"Dia ada diruang tengah, tuan. Apa yang harus saya lakukan padanya? "

"Biar aku yang urus. Kau hampiri dia dulu. Aku akan menyusul nanti. "

"Baik tuan. "

Setelah itu dia berlalu dari ruangan sang bos. Sedangkan sang bos hanya menyeringai mengingat dia akan mempunyai mainan baru.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-tbc.

Mr.V 'mafia'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang