Byeongari 7 : Avoiding cats

768 126 8
                                    

Bunyi keyboard laptop beradu dengan suara dentingan jarum jam terdengar mengalun kaku memenuhi ruangan.

Seorang wanita dengan tampang serius menekan-nekan tombol keyboard dengan tak sabaran. Bagaimana tidak? Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, dan sialnya laporan yang harusnya ia kumpulkan besok harus direvisi besar-besaran oleh dosen tak punya hati, yang tentunya membuat wanita itu kesal setengah mampus.

Konsekuensinya ia harus merelakan jam tidurnya untuk merampungkan laporan yang harus dikumpulkan besok pagi. Hari dapat merasakan matanya perih dan memanas akibat terlalu lama terpapar sinar biru pada laptopnya.

"Yes, tinggal bab terakhir" gumamnya ketika men-scroll mouse yang menampilkan Bab Penutup. Binar bahagia berseri begitu saja dari mata Hari walaupun matanya sekarang sudah persis seperti zombie di film train to busan.

Hehe enggak dong, jangan berlebihan.

Tetapi belum sempat ia merampungkan sebaris kata di bagian akhir, ponselnya berbunyi menampilkan nama "Byungchan sayang ❤" di display name nya. Jangan tanya, itu udah jelas Byungchan yang mengubahnya.

Tadi jam 8 malam Byungchan pamit pada Hari untuk menghadiri rapat teknis divisinya yang akan mengadakan event bersama divisi lain BEM fakultasnya. Tapi sampai jam 12 suaminya itu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya di rumah.

"Ya halo uchan"

"Halo Riri,"

"Lo lagi di mana? Kok jam segini belum pulang?"

Tidak ada jawaban dari seberang, yang terdengar hanya suara rintihan dan Hari yakin 100 persen itu suara Byungchan.

Wanita itu mulai khawatir.

"Chan.. lo gak apa-apa kan?"
"You okay?"

"Ri, gue lagi di RS Seoulnation tadi gak sengaja  nabrak kucing"

"Byungchan Goblok"

Pip.

Hari tidak berpikir dua kali untuk mematikan laptopnya. Segera, ia menyambar jaket apa aja yang ada di gantungan baju lalu menyambar kunci mobil di atas meja.

Bahkan Hari sempat-sempatnya menghujat Byungchan, karena membuat dirinya terlampau khawatir.

"Asli, ngeselin banget tuh anak minta dihujat terus tapi juga minta disayangin"
.
.
.
.
.
Begitu Hari tiba, yang disambut oleh cengiran tanpa dosa Byungchan yang berhasil meredam kekesalan Hari, ia langsung menyentil dahi Byungchan gemas.

"Bisa ga sih lo buat gue enggak khawatir sehari  aja hm? Tuan Choi Byungchan?"

"Nyonya Lee Hari, eh bukan. Choi Hari bisa gak sih enggak main sentil-sentil sembarangan? Sakit tau"

"Ya habisnya lo sih, kok bisa sampe nabrak sih? Duh kaki lo sampe dipasang gip gitu"

"Iya, tadi pas mau ngeprint proposal minjem motor Yohan tiba-tiba ada kucing lari-larian di jalan yang gue lewatin, ya udah nyungsep dah tuh untung gak masuk got. Syukur kucingnya gak kelindes"

Ya, masih bisa mikirin kucing dia.

Hari cuman bisa menghembuskan nafas panjang, beginilah Byungchan. Ceroboh, ngeselin tapi minta disayangin pake banget.

"Ya udah, Uchan mana yang sakit?"

"Tadi kata dokter kaki gue keseleo, terus memar di tulang kering, sama lecet dikit tangan gue. Enggak sakit kok suwer deh" Byungchan berusaha untuk meyakinkan Hari bahwa dia baik-baik saja.

"Lain kali jangan sampe jatuh lagi, gue gak mau lo kenapa-napa. Kalau lo membuat badan lo sakit, itu artinya lo juga nyakitin gue Chan" kata  Hari lirih, enggak nangis kok.

"Iya, maaf Ri tadi gak keliatan soalnya kucingnya mana warna item lagi"
"Lagian kucingnya kenapa gak dikasi rambu-rambu lalu lintas perkucingan aja sih? Kan biar gak membuat manusia menabrak kaum mereka. Harusnya ada undang-undang lalu lintas perkucingan"

Hari memeriksa kepala Byungchan. Normal kok suhunya.

"Kenapa sih?" Byungchan bertanya pada Hari dengan raut wajah bingung

"Lo kayaknya dem deh, tapi lo gak panas kok"

"Gue serius Ri, harusnya emang ada undang-undang lalu lintas perkucingan supaya mereka enggak merugikan orang-orang yang melintas"

"Choi Byungchan, stop. Udah jangan bahas undang-undang perkucingan lagi. Tolong jangan bahasa tentang aliansi kucing yang mungkin melakukan ronda malam-malam sehingga membuat lo gak sengaja menabrak mereka. Oke cukup udah ya"

Byungchan merengut tidak setuju, kenapa jadi salah dia?

"Kenapa jadi salah gue? Yang salah ya kucingnya lah? ngapain juga kucing ngeronda di tengah jalan kurang kerjaan apa gimana?"

Byungchan jadi marah-marah tidak jelas. Kasian oknum kucing yang terus disalahkan olehnya.

Hari memijat pangkal hidungnya yang sakit tiba-tiba. Pusing dia tuh ngadepin Byungchan yang dalam mode bawel padahal habis kecelakaan juga.

"Ya udah, ayok pulang otak lo lagi geser entar gue usep-usep plus pukpuk dulu kepala lo biar otak lo kembali seperti semula"

Hari menyerah, mereka memutuskan untuk bersiap pulang.

"Btw, mobil lo mana Chan?"

"Masih di kampus besok gue ambil. Besok pake mobil lo dulu ya"

"Gampang mah itu, tapi lo serius kan kaki lo gak apa-apa?"

"Iya sayangku cintaku Ririku istriku cantikku belahan jiwaku kakanda baik-baik saja bahkan masih bisa menemani adinda sepanjang malam"

Ada rasa ingin menimpuk Byungchan pake setang mobil kalo mode ngalusnya kumat :)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Apakah makin kesini plotnya makin acakadul? 🤔🤔🤔🤔
Menurut kalian gimana? :")
maaf ya temen-temen kalo enggak ngefeel soalnya aku masih pemulihan dari wb sindrom :")
Thankyou for reading! ❤
Please kindly tap the star 😚🙏🏻

Byeongari ; Choi Byungchan [PAUSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang