Byeongari 8 : A Tiny Things called L O V E

939 115 25
                                    

I warn you guys.. there's will be "kelon" scene in this part. I know you all like it. I kow y'all :)
.
.
.
.
.
.
Awalnya Hari tidak pernah memercai bahwa dirinya akan berkencan dengan sahabatnya sendiri dan terlebih kini mereka bahkan sudah mengikat janji satu sama lainnya, berkomitmen untuk hidup bersama dan akan tiba waktunya suatu saat nanti mereka akan membangun keluarga kecil mereka sendiri dengan dia, Byungchan dan anak-anak mereka kelak.

Hari awalnya tidak begitu peduli mengenai masalah hati, yang ia sadari bahwa Byungchan membuatnya ketergantungan layaknya narkotik a berbahaya namun menyenangkan di waktu bersamaan.

Tentu saja narkotika tidak menyenangkan teman-teman.

Memang seorang Choi Byungchan bagaikan candu terhebat yang pernah ada di muka bumi ini. Memang, jika orang lain melihat Byungchan lah yang bucin sekali tapi kalian tertipu guys, Harilah yang sangat bucin. Ia mencintai Byungchan sudah jelas.

Ia mencintai segala sesuatu tentang Byungchan, dengan kecerobohannya, dengan kecerewetannya, dengan keusilannya, dan dengan rasa cintanya.

Hari suka ketika Byungchan yang manja pada pelukannya, Byungchan ketika membisikkan segala jenis ungkapan cinta. Hari merasa memiliki dan dimiliki begitu pula sangat diinginkan.

Hari menyukainya lebih dari apapun di dunia, namun ia hanya malu untuk mengungkapkan ia tak seperti Byungchan yang mudah mengungkapkan perasaan cinta dengan kata-kata. Hari sayangnya tidak seperti itu.

Maka ketika Hari ini Byungchan berulang tahun ia kebingungan. Sebenarnya tidak ada masalah tentang ulang tahun Byungchan, yang menjadi pembeda hanyalah hari ini adalah ulang tahun pertama Byungchan setelah mereka menikah.

Apa yang harus gue kasi ke dia ya?
Kalo gue kasi ini dia suka gak ya?
Kalo gue kasi itu dia mau make gak ya?
Duh ribet amat...

Hari dengan kebingungannya padahal tahun-tahun sebelumnya mereka hanya akan merayakan dengan sederhana. Menyulap rumah Hari atau Byungchan menjadi bioskop dadakan yang diakhiri oleh kecupan kecupan ringan ketika Byungchan berpamitan pulang. Dan menyembunyikan gelenjar aneh di sekujur tubuhnya yang bereaksi berlebihan selalu seperti itu.

Tapi, tidak kali ini. Mereka sudah memutuskan untuk seatap ya.. terima konsekuensi. Bahkan jika Byungchan meminta... ia tak punya pilihan apapun selain mengiyakan.

Oh man. Jangan kira setelah dua bulan menikah mereka sudah melakukan hal hal itu.
Nope. Byungchan hanya besar mulut. Dia bahkan tidak berani menyentuh jika Hari tidak mengizinkan.

Ketahuilah, sebenarnya hari ini Byungchan sedikit ngambek padanya. Karena pagi tadi sebelum Byungchan membuka mata Hari sudah pergi duluan ke kampus, ia bahkan lupa membangunkan Byungchan yang terlelap, beruntung tidak ada kuliah pagi hari ini.

"Uchan, udah lama nunggunya?" Hari menyampirkam tas ransel yang selalu ia bawa untuk kuliah. Entah dia lebih menyukai ransel ketimbang tas tangan yang biasa dipakai teman-temannya yang lain.

"Enggak kok, sibuk banget ya lo? Sampe tadi pagi lupa bangunin gue?"

"Ulululu dongkol dia," Hari tentu tahu apa yang dapat membuat Byungchan melupakan kedongkolannya.

A big hug.

"Selalu curang, gimana gue bisa marah kalo lo kayak kucing suka ndusel ndusel gini?"

"Gak apa sama suami sendiri, dari pada sama cowok lain"

"Jangan harap!"

Hari terkekeh. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah.
.
.
.
.

"Can sini dulu deh," Hari memanggil Byungchan untuk masuk ke kamar.

Byeongari ; Choi Byungchan [PAUSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang