Kim Woojin

7.6K 207 37
                                    

.
.
.
.
.
Choco Cookies
.
.
.
.
.




Malam itu, seorang pria benar-benar lesu, kecewa, dan pastinya sedih. Ia membutuhkan teman untuk menenangkan dirinya. ia duduk di sebuah bangku di pinggir jalan yang biasa digunakan pejalan kaki untuk istirahat. Lalu, ia menelepon sahabatnya.

"Minho, bisakah kau menemaniku sebentar? Aku berada di seberang kantormu, aku tunggu, datanglah sekarang juga." Ucap pria tersebut. Setelah beberapa menit, sahabatnya itu akhirnya datang juga.

"Hei Woojin, kenapa meneleponku di saat aku sedang lembur seperti ini? Kau ini ... benar-benar, sudahlah ada apa? Apa ada masalah?" kata Minho.

"Kau harus tanggung jawab, karena mengikuti saranmu aku jadi patah hati seperti ini." Ucap woojin.

"Ta-tanggung jawab? Hei, kau itu laki-laki, mana mungkin aku ini pecinta hom*s*ks." kata Minho.

Woojin tersebut langsung menepuk bahu sahabatnya dengan keras karena kesal.

"Hei, kau ini ... sudah merepotkanku sekarang mau menyakitiku." Kata Minho yang terkejut setelah ditepuk bahunya.

"Minho ... dia sudah punya pacar, kenapa kau tidak bilang padaku? Aku sudah benar-benar mempersiapkan hatiku untuk menyatakan cinta, tapi dia malah .... heeee aku tidak sanggup hidup lagi Minho." Ucapnya

"Kalau soal itu mana aku tahu, kau hanya meminta saranku tentang perasaanmu itu, tapi kau tidak pernah menyuruhku untuk mencari tahu apa ia sudah punya pacar atau belum." sahut Minho.

"Lalu ... sekarang aku harus apa? Rasanya aku benar-benar terluka." kata woojin

"Makan saja cokelat, itu dapat menghilangkan stres dan carilah wanita lain, jangan terus-terusan mengharapkannya, dia itu memang tidak selevel denganmu, terkadang sebagai manusia diri kita ini harus lebih dahulu menyadari siapa kita, semangat kawanku." kata Minho.

"Ya, hanya kau yang dapat menenangkanku ketika perasaanku kacau balau seperti ini, kalau begitu aku pulang saja lagi pula aku hanya mengganggu kerjamu." kata Woojin.

"Baguslah, kalau kau sadar itu, hati-hati di jalan, banyak orang jahat berkeliaran, termasuk dirimu." kata Minho meledek. Woojin pun hanya tersenyum pahit, lalu pulang ke rumah sewaannya itu untuk beristirahat.

***

Besok pagi, Woojin pergi ke kampus, ia mampir dulu ke sebuah mini market untuk membeli cokelat sesuai saran Minho. Saat berada di deretan tumpukan cokelat berbagai variasi, pria itu melihat-lihat cokelat yang akan ia beli.

"Yang ini sepertinya enak, ah tapi aku alergi kacang, tapi yang satunya isi kismis, aku tidak suka kismis, baiklah aku pilih yang original saja, rasa asli cokelat tanpa dicampur bahan yang lain pasti lebih enak, sebenarnya aku tidak suka makanan ini, tapi aku ikuti saja saran Minho." Ucapnya dalam pikirannya. Saat di kasir, di depannya ada seorang gadis yang juga membeli cokelat, Woojin mengantre di belakang gadis itu.

"Berapa harganya?" tanya gadis itu.

"70 sen, apa anda juga membeli cokelat itu?" kata penjual itu.

"Tidak, aku hanya membeli yang satu ini." kata gadis itu.

"Hei, dia itu bicara padaku, kau terlalu lama mengeluarkan uang sedangkan aku sedang buru-buru, dasar anak sekolah kalau susah mengeluarkan uang tidak perlu beli." Ucap woojin kepada gadis yang mengenakan seragam sekolah.

"Apa? Hei, aku tidak peduli kau sekaya apa, aku memang hemat tapi aku tidak miskin walaupun uang saku yang ku miliki sedikit, lihat dompetku, isinya lebih tebal daripada dompetmu." kata gadis itu.

IMAGINE: Straykids ✖ YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang