Harap menandai Typo, Terima kasih!
Happy Reading!
♥♥♥
Malam harinya amanda tidak bisa tidur. Dia terus membalik-balikkan tubuhnya. Aneh! Padahal jika soal tidur amanda nomor satu.Pikirannya kembali teringat dengan apa yang dia lakukan sebulan yang lalu, kejadian yang membuatnya seperti ini.
Amanda mengusap-usap perutnya perlahan. Dia tidak mau menyesal akan kehadiran bayi yang dikandungnya. Dia mulai mencintainya. Salah satu alasannya juga tetap hidup.
Dia sama sekali tidak mengenal pria yang malam itu mengenakan setelan jas lengkap yang membalut tubuh tegapnya, tapi ia masih ingat jelas wajah pria itu.
Setelah pagi harinya, dia yang lebih dulu terbangun. Pria yang disampingnya saat itu masih tidur dengan pulas. Tapi sebelum dia benar benar pergi, dia meraih dompet dan mengambil beberapa lembar uang dari celana hitam panjang pria itu yang berserakan dilantai bersama dengan pakainnya. Uang untuk membayar kebodohannya. Amanda tersenyum kecut. Dibayar tapi tidak jadi kuliah.
Mungkin bibinya benar, dia memang sangat bodoh merelakan mahkotanya hilang, demi impiannya itu.
Memikirkan itu semua membuat kepalanya pusing. Toh waktu tidak dapat diputar lagi kan?
Amanda menarik nafas dan membuangnya perlahan. Ia menarik selimutnya sebatas leher dan perlahan terlelap.
♥♥♥
"Bagaimana disana luc?" Tanya Brian.Lucas menghela nafasnya kasar. "Bad." Ketusnya singkat.
Brian diseberang sana terkekeh. "Bagaimana tidak buruk? CEO sebelumnya meninggalkan masalah bukan?" Tanya Brian membuat lucas mengernyit.
"Bagaimana kau tau kak?" Tanya lucas penasaran. Bagaimana Brian bisa tau.
"Daddy yang memberitahuku. Dia sengaja mengirimmu untuk menyelesaikan masalah disana." Jelas Brian seraya terkekeh pelan.
Lucas mendengus mendengarnya. "Awas saja Daddy, aku akan membangun kantor induk kedua disini." Celutuk lucas membuat Brian tergelak.
"Aku percaya adik ipar. Oh ya, Kau tinggal dimana?" Tanya Brian.
"Aku membeli Mansion yang berhadapan langsung ke Eiffel. Sangat indah disini kak." Lucas melihat pemandangan Eiffel yang sangat memukau dari dinding kaca kamarnya.
"Ya aku tau. Eiffel memang sangat indah dimalam hari." Ucap Brian."Luc, besok kami akan merayakan ulang tahun Niko yang ketiga tahun. Kau pulang tidak?" Tanya Brian.
"Benarkah? Sepertinya tidak bisa kak. Sebagai gantinya, katakan pada keponakan ku itu, dia mau hadiah apa dari uncle-nya ini?" Tawar Lucas.
"Dia ingin Auntie sepertinya Luc." Sahut Brian.
Terdengar kekehan diseberang sana membuat Lucas berdecak. "Kau selalu saja seperti ini kak." Cibirnya. "Besok akan kukirimkan hadiah pada Niko. Kirimkan salamku pada mereka semua kak." Tanpa mendengar jawaban Brian, dia langsung memutuskan sambungannya.
Lucas berjalan kearah balkon kamar. Pemandangan menara Eiffel selalu menjadi kesukaannya.
Dia teringat dengan wanita yang tidur bersamanya sebulan yang lalu di club. Kemana wanita itu, pikir lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Accident
RomanceOne night stand yang mereka lakukan, membuat keduanya bertemu kembali dan mengharuskan segera melakukan sebuah pernikahan. Tetapi, gadis cantik namun sedikit aneh itu selalu menolak ajakan seorang pria tampan, dan sangat menggilai pekerjaannya. "Kat...