Sudah tekan🌟?
Happy Reading!
❤❤❤
Amanda menangis didalam pelukan Louisa. Memeluk wanita paruh baya itu erat. Seolah menjadi pegangannya saat ini. Entah bagaimana menjelaskan perasaannya saat Alderik menjelaskan seluruh kronologi kematian orang tuanya.
Amanda tidak bisa berpikir jernih. Hanya dengan mendengarkan penjelasan dari Alderik saja, ia bisa benar-benar merasakan kesedihan itu. Orangtuanya, yang tidak pernah ia lihat sejak dulu bagaimana rupanya, karena selama ini Mely, juga tidak pernah mau menceritakannya. Akhirnya Amanda bisa mendengarnya sendiri.
Pelukannya terhadap boneka teddy miliknya semakin erat. Boneka yang sejak dulu sudah bersamanya tanpa tau dari mana asalnya. Ternyata dari Ayahnya sendiri.
"Kami datang kembali keesokan harinya. Namun Mely dan Dutch sudah membawamu entah kemana." Alderik berucap lirih. Mengingat kembali kejadian dua puluh tahun silam sama saja membuka kenangan mengerikan itu.
Amanda masih senantiasa mendengarkan cerita yang diucapkan Alderik. Pria yang ternyata adalah sahabat Ayahnya.
"Aku sudah hampir putus asa. Entah kemana saat itu Dutch dan Mely membawamu. Bahkan selama ini aku hidup didalam penyesalan yang teramat dalam." ucap Alderik lagi.
Semua orang bahkan sudah berlinang air mata disana. Terkecuali Lucas, pria itu sekarang menatap Amanda tak percaya. Tentu ia tidak bisa melupakan kejadian itu. Kejadian dimana paman kesayangannya meregang nyawa demi menyelamatkannya.
"Namun sekarang tidak." Alderik menatap Amanda berkaca-kaca. Menatap wajah yang sama persis seperti sahabatnya, Claudia. "Kau hadir. Kau kembali. Tuhan sangat baik padaku." Amanda menatap Alderik penuh haru.
Alderik menjulurkan kedua tangannya. "Kemarilah nak," Amanda menerima pelukan itu. Rasanya seperti terlindung. "Kau putriku juga. Ini keluargamu. Kami akan menjagamu. Seperti permintaan Lucas."
"A-aku rindu mereka ..."
Tangis Amanda pecah. Rasa rindunya pada kedua orang tuanya semakin menguat. Pelukan Amanda mengetat, Seperti inikah rasanya memiliki Ayah? Amanda sangat bahagia.
Ruangan itu diisi dengan tangis haru dan kebahagiaan. Tak menyangka, Tuhan menakdirkan kebahagiaan untuk mereka.
❤❤❤
"Ini foto kami bertiga saat berkuliah dulu. Disini, Lucas dan Claudia sudah berpacaran. " tunjuk Alderik pada foto di sebuah album besar. Didepan album itu tertulis judul, Our family.
Amanda mengelus permukaan foto itu lembut. Membayangkan betapa bahagianya Ayah dan Ibunya dulu. Sungguh, rasanya Amanda ingin disana juga.
Setelah kejadian haru biru itu, mereka sekarang berkumpul diruang keluarga yang berada di lantai dua. Sangat besar. Seperti biasa.
"Saat kau turun dari mobil, Mommy terkejut melihat wajahmu yang sangat mirip dengan Claudia." Ucap Louisa. Tangannya tak henti-henti mengelus surai panjang Amanda. "Mommy spontan berteriak memanggilmu Claudia."
Amanda tersenyum lembut. Menatap wanita didepannya ini. Dia merasa memiliki keluarga lengkap sekarang. Tiba-tiba pandangannya jatuh kepada Lucas. Namun pria itu langsung membuang muka. Amanda mengernyitkan dahi, tidak mengerti tingkah Lucas yang sedari tadi seolah menghindarinya.
"Katakan nak, kau tinggal dimana selama ini?" tanya Alderik menatap Amanda sayang.
Amanda menghela napas. "Awalnya di Belanda." Dia menatap raut terkejut Alderik dan Louisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Accident
RomansaOne night stand yang mereka lakukan, membuat keduanya bertemu kembali dan mengharuskan segera melakukan sebuah pernikahan. Tetapi, gadis cantik namun sedikit aneh itu selalu menolak ajakan seorang pria tampan, dan sangat menggilai pekerjaannya. "Kat...