#UtaiteOneShoot

415 27 36
                                    

One Day, In Future

[USSS]

-OneShoot-

###

"Pada akhirnya kita akan mati"

Urata, seorang profesor. Dia menciptakan sebuah mesin waktu, lulus tes uji coba, mendapat penghargaan dari pemerintah. Kini kehidupannya sudah lebih baik dari sebelumnya.

---

Tokyo, 5 Desember 20XX

"Urata!"

Panggil seseorang pada Urata, suara itu sangat familiar di telinga Urata. Dia membalik badannya, menatap sosok seseorang bersurai merah dengan senyuman hangat yg menghiasi wajah itu.

"Sakata, sudah lama ya.."

Sakata, sahabat Urata sejak kecil. Sakata adalah seorang nahkoda. Mereka baru bertemu sekarang setelah 20 tahun lamanya berpisah.

"Apa kabar?"

"Aku baik, bagaimana denganmu?"

"Yah, menyenangkan! Aku sudah beberapa kali mengelilingi lautan! Sungguh indah sekali..."

"Maukah kau mengajakku kapan kapan?"

"Tentu, aku akan mengajakmu pergi menaungi lautan yg luas dan indah."

"Haha..kau hebat Sakata!"

Mereka berdua kembali bercanda tawa. Jika diingat ingat, sudah lama Urata tidak tertawa seperti ini, dia sibuk membuat dan menyempurnakan banyak ciptaannya sampai lupa bagaimana caranya untuk tertawa, jangankan tertawa, tersenyum saja Urata lupa bagaimana melakukannya.

Tetapi hanya dengan Sakata disisinya, tertawa bukanlah hal yg sulit lagi bagi Urata. Hanya Sakata yg bisa membuatnya seperti ini, ceria dan bersemangat.

"Nee Sakata.."

Panggil Urata, Sakata pun menoleh padanya.

"Pada akhirnya kita akan mati. Apa di kehidupan selanjutnya, aku...akan bertemu denganmu lagi?"

"Tentu!"

Jawab Sakata, seperti masa depan sudah terlihat jelas di matanya. Urata menatap Sakata dengan ekspresi berpikir, dia sedang memikirkan sesuatu. Sesuatu yg bisa tetap membuatnya tersenyum atau tertawa meski Sakata tidak ada disisinya.

Wajah Sakata berubah menjadi bingung, itu terlihat imut dimata Urata. Dia tersenyum tanpa ia sadari, membuat Sakata semakin bingung.

"A-ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?"

"Tidak..tidak ada, aku hanya menatap wajah dengan senyuman hangat yg sangat aku rindukan. Sakata, aku menyayangimu."

Urata memeluk Sakata, Sakata hanya bisa membalas pelukan itu dan tersenyum. Tanpa mereka sadari, mereka terisak.

"Urata, aku yakin, dikehidupan selanjutnya, kita akan bertemu lagi.."

"Un, aku menantikan hari itu, aku akan mengingatnya. Semua kenangan kita, dan cara menghindari kejadian itu.. Aku harap bisa kembali ke masa lalu dan menyelamatkan Shima.."

"Bukankah kau sudah menciptakan mesin waktu?"

Urata terdiam sejenak, kenapa dia mendadak bodoh begini? Apa efek karena dekat dengan Sakata? Tidak, itu alasan yg tidak masuk akal.

"Tapi, dia sudah punya kaki baru.."

"Alangkah baiknya jika dia tetap memilik kaki asli Urata, iya kan?"

The Story of UtaiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang