Jungkook yang menyadari jennie menangis dalam diam mendekap tubuh mungil jennie dalam pelukanya. Tidak peduli baju pemuda itu akan basah karna air matanya.Yang ia butuhkan kini hanya ketenangan.
"Udah jangan nangis,sekarang ke kantin yuk"ajak jungkook jennie mengangguk dan berdiri berniat menuruti tawaran jungkook.Tapi attensinya tertuju ketika namanya di panggil oleh laki laki yang di cintainya itu.
"Jenjen!Mau kemana?!"jimin sedikit berteriak karna jarak antara dirinya dan jennie cukup jauh.
"Kantin!" bukan jennie yang menjawab melainkan jungkook.Jungkook tau suara jennie pasti akan terdengar serak karna baru saja menangis.Jimin yang menyadari mata jennie yang memerah lantas ingin bertanya.
Tapi malu jika ia harus berteriak.Ingin menghampiri jennie tapi tidak enak meninggalkan seulgi.Akhirnya ia hanya mengangguk dan berkata untuk nanti bertemu di kelas.
"Ayo" jennie mengangguk dan berjalan beriringan dengan jungkook.
•
•
•
"Nih minum dulu" jungkook memberikan satu jus alpukat kesukaan jennie.Jennie tersenyum melihat jungkook begitu perhatian padanya.Setidaknya ia tidak sendirian masih ada jungkook yang ada di dekatnya ."Katakan pada jimin jen,gue ga tega liat lo terus terusan kaya gini" Ucap jungkook suaranya yang lembut ,mampu membuat jennie tenang.
"Hati gue sakit jen liat lo kaya gini" batinya.
Jennie menunduk mencoba menenangkan pikiranya.Bagaimanapun jika jennie mengatakan pada jimin jennie akan berfikir bahwa dirinya sangat jahat.Merusak hubungan antara dua orang yang saling mencintai adalah perbuatan dosa.Jennie tidak suka itu.
Gadis dengan mata kucing itu tidak pernah berfikir akan merusak hubungan jimin dengan orang yang di cintainya.Yang ia ingin hanya diam,dan melihat jimin bahagia.Jikalaupun jimin dengan orang lain dirinya berusaha ikhlas.Rela jika harus menjadi tempat curhat jimin,rela bersikap biasa saja,dan bahkan rela melihat jimin bersama orang lain.
"Gue ga mau kook,biarin kaya gini,,apa lo keberatan kalo gue terus terusan nangis dan ngadu ke lo soal perasaan gue kook" Cairan bening keluar dari kelopan mata milik jennie lolos begitu saja tanpa henti.Takut jika jungkook juga ikut meninggalkanya.
"Sama sekali engga jen,gue siap selalu ada di samping lo,jangan pernah berfikir kaya gitu lagi oke" jungkook memeluk tubuh jennie.Hanya itu yang bisa ia lakukan.Jungkook bukan jimin yang bisa membuat perasaan jennie bahagia.Sejujurnya jungkook iri pada jimin,bisa di cintai gadis sebaik jennie.
"Jen gue terlalu munafik buat ngungkapin perasaan gue,gue emang bodoh jen.Gue cuma takut lo ngejauh dari gue jen" batinya.
Setelah lama jennie menangis dalam pelukan jungkook.Mereka memutuskan untuk kembali ke kelas.Mata bengkak jennie membuat mereka takut jimin akan mencurigainya.Jimin akan sangat mudah menebak raut wajah jennie sudah di pastika mereka akan mendapat pertanyaan dari jimin.
Drrtttt~~Drttt
Jennie merasakan ponselnya bergetar.Sudah bisa di tebak siapa yang menghubunginya.Membuang nafasnya gusar dan mengangkat telfon dari jimin.Sedari tadi jungkook memperhatikan jennie.Sakit memang melihat orang yang di cintai mencintai orang lain.
Tapi jungkook sadar bahwa cinta adalah melihat orang yang di cintai bahagia.Itu yang sekarang dilakukanya.Sama halnya jennie juga melakukan hal yang sama.Tapi bukan untuknya.Laki laki bergigi kelinci itu kagum dengan wanita yang ia cintai.Bagai mana bisa menahan rasa sakit begitu dalam,bahkan dirinya saja hampir menyerah.Tapi tidak dengan gadis bermata kucing itu.Bangga bahwa dirinya mencintai wanita sekuat jennie.
"Hallo?"
"Jenjen lo dimana sih?gue cariin di kelas ga ada?jangan bikin gue khawatir jen"
Seulas senyum muncul yang membentuk lengkungan seperti bulan sabit.Senang walaupun kekhawatiran yang wajar bagi seorang sahabat.
"Di kantin jim"
"Gue susul yah"
"Jangan gue bentar lagi mau ke kelas,bentar lagi dosen juga dateng kan"
"Ya udah cepetan"
Tutt
Jangan lupaVot and komen
(Udah tau la caranya mengahargai karya orang.)

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
أدب المراهقينKisah seorang gadis kuliahan yang menyukai sahabat sendiri. Kim Jennie,Park Jimin and Jeon Jungkook