Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar yaaakkk 😊
Karena satu vote dan komentar kalian sangat berharga 💜 Ai Purpel yuuu ~~~Enjoy it 💜
Ara dan Taehyun, sedang duduk di bangku yang disediakan di depan supermarket.
Mereka membeli beberapa snack dan air mineral. Keduanya sedang memperbincangkan sesuatu, dan sampai pada fakta ternyata mereka bersekolah di tempat yang sama.
"Serius? Kita satu sekolahan?"
Ara mendelik seketika. Menatap Taehyun dengan mimik yang dikatakan seperti murid yang diberitahu bahwa akan ada ulangan mendadak.
"Serius deh, Hyun. Aku nggak pernah lihat kamu di sekolah. Apa kamu murid pindahan?"
Ara membuka bungkus snack pocky yang tadinya sempat tergeletak karena saking kagetnya.
"Iya, baru pindah 2 minggu yang lalu pas ajaran baru. Tapi aku jarang keluar kelas."
"Lah, sama dong. Aku juga jarang keluar kelas. Kecuali kalau udah bosen banget."
"Emang biasanya kemana kalau udah bosen?"
Taehyun ikut mengambil snack lain dan membukanya. Memakan isi snack dengan perlahan.
Ara melirikkan mata ke arah lain. Seolah mengingat sesuatu yang hampir lupa untuk diingat.
"Ke perpustakaan. Cari novel atau komik. Hehehehe.
"Cuman dicari apa dibaca?"
"Ya dibaca dong, ih! Gimana kamu ini."
Ara mencebikkan bibir ya. Merasa kesal dengan pertanyaan Taehyun yang terkesan retoris tersebut.
Taehyun hanya tersenyum tipis. Melanjutkan memakan isi snack yang tinggal beberapa biji.
Handphone Ara bergetar. Menampilkan nama seseorang sedang menelponnya.
Kakak is calling ~
Ara segera mengangkat telponnya. Sedikit mengeraskan volume karena di luar ruangan.
"Udah selesai karaokeannya, dek?" Tanya suara sedikit serak milik seseorang yang menelpon.
"Udah, kak."
"Pulang sama Beomgyu?" Tanyanya lanjut.
"Enggak. Beomgyu pamit pulang duluan, adeknya demam"
"Sekarang kamu sama siapa?"
"Taehyun, kak."
"Taehyun? Kang Taehyun?"
"Iya. Kok kakak tau?"
"Bisa kasihin handphonenya ke dia?"
Ara memberikan handphonenya ke Taehyun. Melanjutkan memakan pocky yang tinggal tiga batang.
"Hyun, titip Ara, ya. Sorry malah ngerepotin kamu."
"Nggak apa-apa kak. Santai aja." Ujar Taehyun.
"Yaudah, aku tutup dulu, ya."
"Oke."
Setelah sambungan terputus, Taehyun mengembalikan handphonenya ke Ara yang langsung diberondong pertanyaan.
"Kamu kenal sama kakak aku? Kok kakak gak pernah bilang? Sejak kapan kenalnya? Aku kok gak tau sih?"
Taehyun yang merasa diintrogasi hanya menatap Ara datar. Terlihat tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Merasa diacuhkan, Ara merebut snack milik Taehyun yang ternyata sudah habis.
Taehyun mengemasi snack lain yang belum dimakan dan memasukkannya ke dalam tas lalu segera berdiri.
"Mau pulang sekarang, nggak? Besok masih sekolah. Aku juga belum nyelesain tugas buat besok"
Ara juga segera mengemasi snacknya lalu menyusul Taehyun yang berjalan lebih dulu ke arah tempat parkir.
Taehyun memberikan helm bertuliskan 'JeKa' ke Ara, lalu menaiki motornya.
Ara mengambil helm tersebut lalu memakainya.
"Sebelumnya maaf ya, aku pegang pundak kamu. Aku nggak bisa langsung naik. Ngerti sendiri kan kalau aku ini kaum minimalis." Ujar Ara yang hanya diangguki oleh Taehyun.
Taehyun menyalakan mesin setelah Ara naik, lalu melajukan motornya membelah jalanan yang sedikit lengang.
Jarak yang ditempuh mereka berdua kurang lebih hanya 10 menit. Namun, udara terasa dingin di waktu yang belum menunjukkan pukul sembilan malam.
"Dingin nggak?" Tanya Taehyun sedikit mengeraskan suara karena teredam helm.
"Dikit, sih."
Ara sedikit mencondongkan tubuhnya dan menyembunyikan tangannya di punggung Taehyun. Meminimalisir dingin yang menyergap.
🎼🎼🎼
Mereka berdua sudah sampai di depan pintu lobby aparteman Ara.
Ara melepas helm yang dipakainya, mengembalikan kepada sang empu pemilik helm.
"Lain kali kalo mau keluar bawa jaket." Ujar Taehyun setelah menerima helm dari Ara.
Ara menggaruk tengkuk yang bahkan tak terasa gatal. Tersenyum kikuk tanpa alasan.
"Tadi sih mau bawa, cuma lupa. Tadi Beomgyu ngajak karaokeannya dadakan, sih. Kebiasaan emang."
"Emang kalo ke sekolah nggak pernah bawa jaket?"
"Jarang sih, males. Ngerepotin juga."
Taehyun menghela nafas. Memasukkan helm yang tadi dipakai Ara kedalam jok motornya.
"Oh, iya. Boleh minta nomor kamu?"
Ara mengangguk lalu menyebutkan digit nomor ponselnya.
"Jangan lupa kasih nama 'Ara ter-uwu sedunia', oke?"
Taehyun menghela nafas yang entah ke berapa kali. Mendadak pusing dengan permintaan Ara yang ada-ada saja. Dengan segera mengganti nama Ara sesuai keinginan sang pemilik nomor.
"Udah aku save." Ujar Taehyun menunjukkan nomor layar ponselnya.
"Hehehehe, oke."
"Aku balik dulu, ya." Pamit Taehyun
"Iya. Hati-hati, Hyun." Ara tersenyum melambaikan tangannya.
Taehyun melesat pergi. Meninggalkan Ara yang terus menyunggingkan senyum.
Oh, Tuhan. Ara nggak kuat liat senyumnya, batin Ara
* M A G I C - S H O P *
Oke, sebenernya aku nggak PD banget mau publish ini. Tapi karena udah berdebu banget di draft dengan berat hati aku publish :" dengan sedikit revisi karena aku sadar aku masih amatir banget :" gatau lagi deh pusing aku :"
Btw, jangan lupa vote dan komen yeoreobun 💜
Ai Purpel Yu 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
From Magic Shop
FanfictionChoi Ara dan tempat yang mempertemukannya dengan sosok pemuda bernama Kang Taehyun. Magic Shop, tempat karaoke yang menjadi saksi bisu Sang Cupid memanahkan panah cinta ke hati keduanya tanpa aba-aba. * M A G I C - S H O P * Yorobun annyeong 😆 aku...