Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar yaaakkk 😊
Karena satu vote dan komentar kalian sangat berharga 💜 Ai Purpel yuuu ~~~Enjoy it 💜
Ara memasuki apartemennya. Tak lupa untuk mengunci pintu dan melepas sepatu sekolahnya.
Ia sangat lelah hari ini. Karaoke membuat suaranya sedikit serak. Ditambah angin malam yang dingin menyergap tubuhnya yang mungil.
Ara menuju ke arah dapur dan menemukan sticky note tertempel di pintu kulkas.
Ara segera membacanya. Ternyata pesan dari kakaknya, Yeonjun.
'Kakak tidur di studio hari ini. Udah kakak bikinin omlette sama masak nasi. Omelette-nya panasin dulu kalo udah dingin. Cepet makan. Cepet minum vitamin. Cepet tidur. Besok sekolah. Kalo kakak nggak sibuk, besok kakak jemput. Kalo nggak gitu bareng Beomgyu aja.
"Ck. Kakak ini kebiasaan kalo habis ngerjain tugas langsung ke studio aja. Emangnya apa bagusnya sih tidur di studio?"
Ara kembali menghela nafas. Sudah sering seperti ini. Sudah sering di tinggal oleh kakaknya.
Yeonjun memang orang sibuk. Sibuk dengan kuliahnya. Sibuk dengan pekerjaannya. Dan sibuk dengan studionya.
Ya, Yeonjun sudah kuliah yang tak jauh dari apartemen mereka berdua. Dan ia bekerja paruh waktu di tempat pelatihan dance.
Yeonjun memiliki studio sendiri untuk dance, membuat atau mengcover lagu, juga mengcover dance.
Jika Ara ditanya 'Sesibuk itukah kakakmu?', maka dengan jelas dan mantap Ara menjawab 'Iya. Bahkan kakakku lebih cinta studionya.'
Namun sesibuk-sibuknya Yeonjun, Ara tidak pernah memaksa apalagi menuntut Yeonjun untuk ada di setiap harinya.
Mereka berdua saling mengerti satu sama lain. Dan berusaha ada saat membutuhkan satu sama lain.
Seperi itulah mereka.
"Aku mau mandi dulu aja." Ujar Ara setelah membaca sticky note dari Yeonjun.
Ara masuk ke dalam kamarnya. Dan juga bergegas mandi karena badannya terasa lengket.
Setelah mandi, Ara mengambil nasi dan omelette yang sudah dingin. Tak berniat untuk memanaskannya terlebih dahulu.
Ara memainkan ponselnya. Berchat ria dengan teman-temannya. Sesekali menscroll beranda sosial medianya. Tiba-tiba ada notifikasi chat masuk dari nomor tidak dikenal.
Belum sempat membuka isi chat tersebut, ada panggilan masuk. Ternyata dari pemilik nomor tak dikenal. Dengan terburu-buru, Ara mengangkat panggilan dari sang penelpon.
"Halo? Ini siapa, ya? Jangan bilang kamu tukang teror!" Ara was-was. Namun malah terkesan lebay.
"Aku, Taehyun."
Ara mendadak terdiam. Yang dirasakan sekarang adalah kaget bukan main.
"Halo, Ra?" Panggil Taehyun merasa tidak ada reapon dari lawan bicaranya.
"Oh, iya. Ada apa, Hyun?"
"Cuma mau ngecek aja. Bener nomor kamu apa bukan. Maaf kalo ganggu. Aku tutup telponnya, ya."
"Eh, jangan!" Teriak Ara reflek.
"Hah? Kenapa? Kamu butuh sesuatu?"
"Ehm, nggak apa-apa."
Ara menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. Merasa malu dengan perbuatannya.
"Kamu lagi apa?" Tanya Taehyun diseberang sana.
"Mau makan. Kamu?"
"Habis selesai mandi."
"Kenapa kamu nelpon? Aku baru aja mau bales chat kamu." Tanya Ara diselingi dengan memakan nasi dan omletenya.
"Nggak apa-apa. Kan aku tadi bilang mau ngecek ini bener nomor kamu atau bukan."
"Tapi kan bisa lewat chat aja. Aku kan jadi parno. Hehehe."
"Kelamaan kalo nungguin balesan lewat chat."
"Oh."
Hening. Keduanya mendadak terdiam. Sama-sama bingung ingin melanjutkan percakapan.
"Ehm, Ra. Aku tutup dulu ya telponnya. Mau ngerjain tugas." Ujar Taehyun memecah keheningan.
"Oh iya, Hyun."
"Bye~."
"Bye~."
Muka Ara memanas seketika. Bahkan sampai menjalar ke telinganya.
"Aaaaaaaaaaaaa!!!!!!" Ara berteriak keras. Menyalurkan rasa bahagia yang sejak tadi terpendam dalam hatinya.
Ara melompat-lompat tidak karuan. Berlari kesana kemari bagai orang gila.
Untung saja Yeonjun sedang tidak ada di apartemen. Bisa saja Ara dibungkam dengan plester.
"Kak Yeonjun! Ara jatuh cinta, kak! Ara falling in love, kak!"
Ara berbicara sendiri dengan menatap fotonya dan Yeonjun yang tertempel di samping sticky note yang ditinggalkan oleh sang kakak.
"Ara nggak tau lagi harus gimana."
Ara kembali memakan nasi dan omelette-nya sedikit cepat. Segera mencuci piring. Dan pergi ke kamar tidurnya.
Ara berlari ke arah kasur. Melompat, lalu mengambil sebuah bantal dan ditutupnya wajah yang terlihat bahagia itu.
Sebahagia itu memang disaat cupid benar-benar meluncurkan panah cintanya ke dalam hati seseorang.
Dirasa nafasnya sesak, Ara menjauhkan bantal yang menutupi wajahnya. Membuka lockscreen ponselnya. Menampilkan riwayat panggilan dari Taehyun.
Segera disimpannya nomor ponsel sang empu. Dengan bernamakan 'Mr. Kang'.
Klise. Seseorang jatuh cinta memang terlihat sebahagia itu.
Ara terus memandangi ponselnya hingga tidak terasa ia mulai terlelap.
Bersamaan dengan notifikasi chat muncul dari Taehyun.
Mr. Kang
Have a nice dream, Ara.* M A G I C - S H O P *
Hallo readersnim💜💜
Jumpa lagi sama Piki. Author amatiran yang bercita-cita jadi penulis terkenal. Eaakkkkkk >o<
Btw, jangan lupa vote dan komen yeoreobun 💜
Ai purpel Yuuu 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
From Magic Shop
FanfictionChoi Ara dan tempat yang mempertemukannya dengan sosok pemuda bernama Kang Taehyun. Magic Shop, tempat karaoke yang menjadi saksi bisu Sang Cupid memanahkan panah cinta ke hati keduanya tanpa aba-aba. * M A G I C - S H O P * Yorobun annyeong 😆 aku...