Part 10

556 16 0
                                    

Saat makan malam berlangsung tidak ada obrolan sama sekali hanya suara sendok dan piring yang saling bertemu dan  memecahkan keheningan malam ini.

Setelah makan malam selsesai keluargaku dan keluarga kak Naufal mulai berbincang dan menentukan tanggal pernikahan kami. Aku hanya menyimak apa yang mereka katakan dan menyetujui keputusan mereka semua begitupun dengan kak Naufal.

Jadi pernikahan kalian Aditya Dan Zahra akan di laksanakan pada hari Senin depan karena kalian akan berangkat ke Kairoh secepatnya untuk melanjutkan kuliah . Dan semua menyetujui keputusan malam ini.

"Besok pagi kalian berdua akan fiting baju pengantin di butik teman Umi yaitu tante Elin". Kata Uminya Naufal yaitu Tante Syifa.

(Naufal dan Aditya adalah orang yang sama karena nama lengkapnya adalah Naufal Aditya Putra Pramana)

***
Pukul 08.00 aku bersiap siap untuk pergi ke butik bersama kak Naufal.

Bunda menghampiriku dan memberi tahuku bahwa kak Naufal sudah menungguku di bawah. Dan kami menghampiri kak Naufal yang sedang duduk di sofa ruang tamu. setelah kedatanganku Kak Naufal langsung berpamitan kepada Bunda lalu bersalaman dan mengajakku masuk ke dalam mobil miliknya.

Tidak ada sepata kata yang keluar dari mulut kami berdua, hanya suara musik yang memicahkan keheningan di antara kami. Aku sangat gugup dengan keadaan seperti ini.

Sepuluh menit berlalu kini tibalah kami di butik tante Elin untuk fiting baju.

Kami pun turun dari mobil dan mulai memasuki butik tersebut.

"Selamat datang, apakah kalian Zahra dan Aditya?" tanya seorang  wanita yang seumuran dengan Umi Syifa dan dia adalah tante Elin pemilik butik tersebut.

"Iya benar" jawab kami bersamaan

"Kalian  kompak sekali yah, memang pasangan yang serasih" kata wanita yang kami ketahui namanya adalah tante Elin.

Dan kami hanya membalasnya dengan senyuman.

Tante Elin mempersilahkan kami masuk untuk memilih baju yang cocok. Tak lama kemudian kami sudah menemukannya dan kami berpamitan untuk pulang.

Setelah mengantarku sampai ke rumah, kak Naufal langsung berpamitan karena masih banyak urusan yang harus dia selesaikan.

Tiba tiba Aku teringat dengan tante Astri sepertinya aku sangat merindukannya dan sudah lama aku tidak berkunjung ke rumah tante Astri.

Aku masuk ke dalam rumah dan berpamitan kepada bunda untuk berkunjung ke rumah tante Astri sekalian untuk mengantarkan undangan pernikahanku.

Aku melajukan motor kesayanganku dengan kecepatan standar menuju rumah tante Astri. 15 menit berlalu akupun sampai di depan rumah tante Astri.

"Assalamualaikum" kataku sambil menunggu pintu terbuka.
Tak lama kemudian pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita yang aku anggap seperti bunda yaitu tante Astri.

"Waalaikumussalam, Masyaa Allah Zahra tante rindu sekali sama kamu sayang" kata tante Astri dan langsung memelukku erat.

Setelah itu tante Astri mengajakku untuk masuk ke dalam rumah. Aku menyodorkan sebuah plastik yang berisi kotak kue kepada tante Astri dan tante Astri menerimanya.

"Makasih sayang, kamu pake repot repot segala bawain tante kue" kata tante Astri

"Gak apa apa kali tan" jawabku sambil tersenyum.

"Oh iya tante, Zahra kesini mau ngasih undangan pernikahan" kataku sambil mengambil selembar undangan yang ada di dalam slimbagku.

"Undangan siapa Ra?" tanya tante Astri penasaran.

My Husband Is My Senior ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang