Chapter 11

23 6 0
                                    

Hari ini adalah latihan terakhir dari semua penampilan yang akan kami lakukan untuk panggung kreasi minggu depan.

.
.
.
" Sudah lengkap members nya?" Tanya Iccha selaku ketua PEMA.
"Sudah kak.... " Sambung anak lain di seberang sana.
Aku mengamati seluruh anggota PEMA. Dan Hanz tidak berada ditempatnya. Sesaat kemudian Hanz datang dengan membawa buku tebal ditangannya. Dan meletak kan nya di pangkuanku.
Sambil merasa bingung aku mendongakkan kepalaku.
Memasang raut muka bertanya.
" Nitip " katanya sembari senyum.
" Oh.. oke"
"Caelah.... Kak Luchy BUCIN juga  nih ternyata...  Ahahahaha" Yemiz tiba tiba menciptakan suara riuh. Anak anak lainnya berteriak seakan aku di salahkan dalam situasi tersebut.
"Cie...cie... Ehh PJ dong kak PJ"
"ahahahaha"
Suara mereka makin menjadi.

" Udah udah... Tolong suaranya. Ini kita mau mulai latihan. " Iccha angkat suara untuk menenangkan situasi.
" kalau gitu... Silahkan  Yemiz pimpin doa."
" Eh.. Ta.. Tapi kak.. Itu kan.."
" Gadak tapi tapi. Silahkan mulai"

Hanz yang menyaksikan temannya itu tertawa seakan menghakimin Yemiz.

" Sebelum kita mulai latihan kita.. Mari kita berdoa .. Doa dimulai " Yemiz mulai mengucapkan doanya.
.
.
.
^

" Oke... Terima kasih telah berkumpul di sini. Kakak kagum pada angkatan kami semuanya berjalan dengan lancar. Dan seperti yang kalian ketahui. Kami telah menjalani tahun terakhir kami di universitas ini. Dan untuk itu, kami selaku pengurus inti PEMA ingin undur diri "

" Lah? Kak! Jangan dong kak... Jangan tinggalin kita... Huhuhu..."
Anggota PEMA seakan tak ikhlas kami undur diri.

" Masa langsung undur diri kak... Wisuda aja belum. Jangan dong kak" Ucap Yemiz keberatan.

"Jadi ini kalian mau doa'in kita gak wisuda gitu?"

" Bukan kak.. Tapi kan.."

" udah... Kalian emang gak mau jdi senior dan pengurus?"

" Mau sih kak.."

" Nah.. Untuk itu , kakak selaku ketua PEMA mempunyai ide. Jika perpisahan nanti kita jalan jalan. Ada yang setuju?"

" Setuju...." ucap seluruhnya hampir serentak.
.
.
.
Kami kembali latihan lagi. Dan tak terasa jarum jam telah menunjuk ke angka 5 sore.
Kami kembali mengucap doa untuk berterima kasih atas perlindungan Tuhan selama kami latihan.
Semuanya berdiri dan mengucapkan yelyel PEMA.
Dan langsung berbaris untuk menyalami senior.

" Kak... Bisa bicara sebentar?" Tiba tiba Hanz mendekatkan bibirnya ke telingaku.

" Eh.. Kaget kaget"

Hanz yang melihat ku terkejut hanya terkekeh sembari tersenyum

" Bisa?"
" Iya. Bentar yah.."
Hanz mengangguk tanda mengerti.
" Aku tunggu di taman mini kampus yah." Sambil menyalamiku
" Iya."
"Jangan lama lama. Aku gak mau nunggu lama "
" Iya iya. Udah pergi sana "
" kakak ngusir yah... Jahat . Aku pergi nih.."
" Yaudah pergi sana. "
" Hahaha... Oke deh..."

.
.
.
.


Wah.... Kira kira Hanz mau bilang apa yah... Penasaran gak?? Yuhuu... Aku juga penasaran kok...
Tetap mampir ke wattpad ku yah.. Biar kalian update cerita tentang Nothing ..
Oiya... Jangan lupa vote,comment dan share :")

Love,
Hann💕

Nothing [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang