Chapter 28

11 2 0
                                    

  Kami mulai BBQ an.
Awalnya hanya kami bertiga yang mengisi halaman belakang penginapan.
Namun mungkin karna aroma nya jadi banyak yang berkumpul sebagian membawa nasi dan sebagian dari mereka malah membawa ikan untuk dibakar.

Tak terasa sudah pukul 10:15 P.M
Kami menyudahi BBQ an kami . Fanya dan Adel membersihkan peralatan yang kami pakai. Sedangkan aku membersihkan kekacauan yang dibuat oleh anak anak yang datang.

  "Luchy..."

Aku menoleh sumber suara.

"Felix? Udah sibuk lagi?"

"Ehh ngambek nih cerita nya?"

"Idih siapa yang ngambek.. Aneh kamu"

"Udah kelar acaranya? "

"Udah. Nih mau bebersih. Mau nolongin yah? Iyakan? Gak usah basa basi . Bilang aja. Sini aku bantuin " Luchy memonyon monyonkan bibirnya.

"Gak tuh.. GR amat."

"Pergi dari sini " Luchy menyodorkan ranting kayu yang dipegangnya.

"Gak!"

"Oh.. Kurang berbahaya ? Bentar aku ambilin pisau ."

"Ehh jangan dong... Yaudah nih aku bantuin."

"Gak perlu"

"Okay, kalo gitu aku balek aja deh.."

"Balek sono..."

"Bye..."

Luchy hanya diam saja.
Dan kembali sibuk dengan tugas yang harus dia lakukan.

"Rese banget sih si Felix tuh.. Udah tua juga tapi sifatnya kayak anak anak"

Tiba tiba ada kalung sodorkan ke hadapan Luchy.

Sontak Luchy membalik kan badanya .

" Suka gak?"

"Felix! Bikin kaget aja"

"Kalung? Suka?"

"Emm.. I.. Iya.." Aku mengambil kalung itu dari tangan Felix.

"Kalung mahal jangan sampe lecet"

"Lebay deh"

"Sini aku pasangin."

Kalung itu melingkar pas dileher Luchy.. Kulitnya yang putih mendukung kalung tersebut menonjol

 Kulitnya yang putih mendukung kalung tersebut menonjol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pilihanku gak pernah salah" kata Felix

"Dan aku selalu cocok pake apa saja "

"hahah.. Iya deh iya."

"Mau jalan jalan bentar gak?"

"Ke mana? Lagian ini udah malem " Tanyaku

"Sebentar kok. Tempatnya juga deket".

"Yaudah aku mau bilangin ke temenku dulu kalo aku perginya sama kamu"


"Okay"


"Tungguin yah.."


"Iya iya.. Buru dah. Tadi katanya udah kemalaman "

  ••••


"Huahhh.... Bagus nya.. Kok bisa ada pemandangan sekeren ini sih."

"Padahal dulu kamu yang ajak aku kesini"

"Heh.. Emang pernah?"

"Yaiyalah"

"Tadi juga pas belanja masa tuh yah ibu yang jualan kenal samaku. Padahal aku gak kenal sama dia."

"Dulu kamu pernah kesini. Pas orangtuamu berangkat ke luar kota"

"Emm.. Papa sama Mama emang pernah sih keluar kota."

"Nah.. Kamu dititip in sama pengasuh mu. Pengasuhmu tinggal disini"

"Kok aku gak ingat yah.."

"Yaudah coba ingat deh..."

"Em... Ohhh... Waktu itu kalau gak salah pas aku SD deh kelas 2 apa kelas 3 yah.."

"Entahlah" Felix mengangkat bahunya pertanda tidak mengerti.

"Tapi kamu kok bisa disini juga? Stalker ya?"

"Ya.. Enggaklah. Aku kesini karna papaku ada urusan bisnis."

"Emm mencurigakan"

"Yaudah kalau gak percaya mah.."

"Hemm "

"Udah ahh.. Udah malam . Ayok pulang. Aku antar."

"Hemm.."

"Tak jitak nih pala nya"

"Hemm"

"Iya?" Felix mengangkat tangannya yang sudah terkepal.

"Ehh enggak enggak. Yaudah yok pulang"

•••••

" Besok aku bakalan ajak kamu ketemu seseorang itu."

"Gak usah. Aku gak butuh tahu dia."

"Kenapa?"

"Yah.. Aku gak butuh aja."

"Ahh.. Tapikan ini janjiku "

"Udah sampai.. Pulang sana" Aku menganyunkan tanganku tanya mengusir"

"Lah diusir."

"Sana sana "

"Sana member twice?"

" ku tonjok yah anda 😊 . Hem?"

"Ehh iya iya... Good night" Felix mencium pipiku dan berlari seolah aku akan mengejarnya.





Hello ....
Emmm apa kabar?
Baik kan?
Aku harap kamu baik baik saja. Cukup aku yang yang tidak baik baik saja. Karna mengharapkan dirimu .

  Love,
Hann💕

Nothing [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang