Chapter 13

21 3 0
                                    

Hanz pergi untuk membeli tempat kue. Sementara aku mengerjakan tugasku. Waktunya memanggang. Aku memasukan adonan kue yang telah dibentuk itu ke oven.
Beberapa menit kemudian.
Clik...
Suara oven berbunyi pertanda sudah matang nya kue.
Tepat saat itu juga Hanz datang membawakan tempatnya.
.
.
•••
"Nih kak..."
"Untung kamu tau tempat yang dibutuhin. Oiya.. Bon nya ada kan?"
"Ada tuh di plastiknya. Kak numpang toilet "
" Pake aja..."
.
.
Aku mulai menyusuni potongan kue itu ditempatnya. Dan ternyata ada 15 bungkus.
.
.
•••
"Wuah....  Ternyata sampe 15. Capek banget anjir.." Aku setengah berteriak.
"Oiya kak... Kemaren itu kakak suruh aku beliin makanan kan?"
" Hm? Kapan ?" tanyaku kebingungan.
" Itu loh kak... Di Chapter 10"
"Ohh iya iya ingat. Kamu kan gak jadi beliin. "
"Sebenernya aku beli. Cuman kebawa pas aku pulang. Hehehe"
Hanz tertawa garing
"Tuhkan..."
"Yaudah inikan udah kelar. Kita makan aja dulu"
"In here?"
"Emm yaps... Tadi aku udah beli bahan bahannya. Aku bakal masak, aku tau kok kakak gak punya persediaan di kulkas kakak so.. Aku beli aja tadi sekalian."
"Hmmm.... Mantep mantep"
"Kakak duduk disini. Biar aku yang masak. " Hanz menuju dapur
"Siap bos..."
.
.
.
Saat itu jarum jam menuntuk pukul 18:56 P.M
Dan aku pikir masakan Hanz untuk makan malam, aku mengambil piring dan gelas .
.
.
"Hanz... Mau nonton Drakor gak?"
"Terserah"
.
.
Aku beranjak mengambil laptopku.
Dan asik mengklik.
Hanz datang dengan masakannya yang luar biasa. Sangat lezat kelihatannya.
.
.
Dengan decak kagum aku memfoto masakan legendaris itu.

Aku sih gak tau itu terbuat dari apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sih gak tau itu terbuat dari apa. Tapi sepertinya itu daging dan tahu.

"Mari berdoa..." Ucapku.

Kami berdoa dan mulai makan.
Aku menekan tombol laptopku dan terputarlah drama korea yang baru baru ini rilis.

"Suka banget yah sama korea korea itu?"
" Gak semua sih... Hanya beberapa. Dan lagi aku gak fanatik" sambil memasukkan potongan daging ke mulutku
" Berarti kalau sama aku ?"
"Mahksud nyhah? " Aku berhenti mengunyah.
"Kunyah dulu trus telen. Ya ampun, anak gadis satu ini"

Seperti perintah aku melakukannya.

"Maksudnya?" aku mengulangi perkataanku
"Kalau dari aku suka semua gitu?"
"Hmm? Apaan sih GR banget."
"Dijawab dong..."
"Gak!!"
" Ngambek nih..."
"Yaudah gambek aja sana. Tuh dipojok an" sambil menunjuk sudut ruangan.
" Aku ngambeknya gak gitu."
"Lah trus?"
" Kalau aku ngambek ngium orang loh yah... Hm? Pilih aku ngambek apa di jawab?"
"Entah... "
" Ngambek nih... Serius nih.. Hm?" Hanz memoyong monyongkan bibirnya.
" Iya.."
"Iya apa nih sekarang."
" Now, i like all about you " jawabku dengan suara yang sedikit pelan.
" Apa? Gak denger."
" Gak tau . Udah lewat kereta api tadi"

Cupp...

Hanz mendaratkannya tepat dipipiku.

Blushh...

Seketika pipiku merah .

.
.
.
Mau tau kelanjutannya? Hm? Yuk staytoon disini dung...

Love,
Hann 💕

Nothing [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang