kisah cinta bidadari bercadar 51

2.7K 125 2
                                    

Kisah Cinta Bidadari Bercadar
Karya : Azizah Khairunissa
Eps : 51

Faiz pun mengambil langkah nya untuk keluar dari mushalla tersebut namun seseorang yang sedari tadi memperhatikan nya mencoba menghalangi langkah nya. Pak Habib , sang mantan mertua datang mengunjungi nya. Di dalam mushalla itu pak habib meminta maaf atas kesalah pahaman yang sudah terjadi. Ia mengakui jika yang menembak nya itu bukan lah Fais , karna ia sendiri sebelum mengalami penembakan itu sempat melihat seseorang dari balik tembok rumahnya itu yang mengarah kan sebuah pistol ke arah nya. Dan pak habib pun sudah menjelaskan semua kebenaran itu pada pihak kepolisian hingga masa tahanan Faiz yang masih tersisa selama 17 tahun sudah berakhir dan ia dinyatakan bebas. Faiz hanya diam tanpa berkata sepatah kata pun. Ia hanya menunduk dan berusaha menjadi pendengar yang baik untuk mertua nya. Di akhir pembicaraan, pak Habib meletakkan sebuah undangan berwarna putih di pangkuan nya Faiz. Airmata itu kembali jatuh saat membaca nama yang tertera di undangan tersebut. Setelah pak Habib pergi Faiz menangis tersedu sedu.

Keesokan hari nya , Faiz pun bebas. Ia kembali menghirup udara segar. Senyum di sudut bibir nya mulai terlihat saat sang ibu dan dinda berada di depan gerbang yang sedang menunggu nya keluar. Sang ibu berlari memeluk tubuh kurus dari sang putra tercinta begitu pun dengan dinda yang tampak sangat bahagia melihat sang kakak sudah kembali dalam pangkuan keluarga. Tak lama setelah itu , sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di hadapan mereka. Gibran , sang tunangan dari adik nya Faiz keluar dengan gagah nya. Ia mengambil tas yang ada di tangan Faiz lalu memasukkan nya ke dalam bagasi mobil nya.
Di perjalanan pulang , mereka saling berbicara. Dinda yang dulu hanya magang di sebuah rumah sakit kini sudah bekerja full di rs medika farma dan bahkan adik tercinta nya itu sudah bertunangan dengan Gibran , sang pengusaha muda yang sukses dan mereka akan menikah tiga hari lagi. Faiz hanya tersenyum mendengar cerita bahagia sang adik namun ia berpikir bagaimana cara nya ia untuk bisa menghadiri undangan pak habib sementara acara tersebut akan di laksanakan di hari yang sama. Ia menghela nafas panjang nya lalu bersandar dibahu sang ibu.

Di posisi Aisyah yang merasa dunia tidak adil pada nya hanya bisa pasrah kala sang umi dan abi nya kembali menjodohkan nya dengan pria yang sama sekali tidak ia kenal. Kejadian beberapa tahun silam pun kembali terulang . Bagaikan dejavu , ia tidak bisa berbuat apapun. Ia merindukan sosok penyemangat hidup nya. Ia bahkan malu untuk menatap diri nya di cermin akibat rasa rindu dan rasa bersalah nya terhadap sang mantan suami beradu.

" Andai kau disini , kau pasti akan mengakhiri pernikahan itu...
Andai kau disini , kau pasti akan melindungi ku dari perjodohan itu...
Egois kah apabila hati masih merindu ..
Andai saja aku tak meninggalkan mu ... ""
          By : Aisyah

Harapan Aisyah untuk bisa kembali melihat sang mantan suami punah setelah sang Abi mengultimatum kan hari pernikahan nya itu. Ia tidak mampu menolak pernikahan tersebut lantaran sang Abi baru saja sembuh dari luka fatal yang di alami nya tiga tahun silam di tambah dengan kondisi sang umi yang sudah tidak bisa berjalan lagi. Dengan terpaksa ia menyetujui nya meskipun berat.
Sehari pun berlalu , ia berniat untuk ke lapas kembali untuk menjenguk Faiz. Namun sesampai nya ia disana ia baru tau jika Faiz sudah bebas dari tuntutan karna ia tidak bersalah. Aisyah merasa di bohongi oleh abi nya , ia kembali kerumah dan segera menemui abi nya yang sedang duduk di taman belakang seorang diri.

" abi , kenapa abi setega ini pada Aisyah ? Abi tau kebenaran nya tapi kenapa abi diam saja selama setahun ini ? Kenapa baru sekarang abi mendatangi kantor polisi untuk mengungkapkan kebenaran nya soal penembakan itu ? Kenapa.abi sampai hati membuat Aisyah menderita bi , kenapa ??? ,, Astaghfirullah abi .. (menangis tersedu2) ". Tanya Aisyah.
" duduklah dulu ,, biar abi jelaskan semua nya...". Pinta abi yang tampak lebih lembut setelah ia sadar dari koma nya setahun yang lalu.
" abi tau ? Abi orang pertama yang Aisyah kenal dengan karakter yang sangat buruk ". Ucap Aisyah geram.
" Abi minta maaf nak ,, sudah lah ,, itu sudah berlalu , lagi pula abi sudah menebus kesalahan abi dengan membebaskan mantan suami mu dari penjara. ". Jelas abi nya yang tampak nya Aisyah tidak bisa  menerima kenyataan tersebut. Ia pun pergi dari hadapan abi nya menuju ke mobilnya kembali.
Ia mengemudi dengan cepat menuju ke jalan yang mengarah ke rumah nya Faiz. Di sana ia melihat jika rumah nya Faiz sedang ramai , sebagian orang sedang mendekorasi halaman rumah serta gerbang rumah nya Faiz. Ia mulai penasaran lalu mencoba bertanya pada salah satu orang yang sedang mendekorasi pagar rumah nya Faiz.

" Maaf mas ,ini ada acara apa ya ? Kenapa semua nya di hias ? ". Tanya Aisyah
" ada acara pernikahan lusa mbak ,, ". Jawab pria itu sambil terus pada aktivitas nya
"Siapa yang menikah mas ?".
"Kalau tidak salah putri bu dina mbak dan sekaligus ada acara pernikahan putra nya juga yang akan di lakukan secara bersamaan ".

Aisyah terdiam , ia kembali masuk ke dalam mobil nya dan pergi begitu saja. Ia lupa membaca papan nama dari pasangan yang hendak menikah esok lusa yang bertuliskan " Adinda Rumia dengan Gibhran alBariq serta Derry Armana dengan Sinta Ajmaan".
Aisyah mengira jika yang menikah lusa adalah sang mantan suami hingga akhirnya ia pun meminta pada sang Abi untuk mempercepat acara akad nya bersama pria yang tak ia kenal itu. Ia berharap pria itu mampu membuat nya lebih bahagia dari yang sebelum nya.

" kenapa tiba2 kamu sangat menginginkan pernikahan itu ? Bukan nya kamu masih ragu untuk menikah lagi ? Hari pernikahan mu masih dua Hari lagi , pikir pikir lah dulu ". Saran Abi nya malam itu
" Tidak bi, Aisyah sudah yakin dan sudah menerima pernikahan itu. Aisyah ikhlas ". Gumam Aisyah lirih sambil melangkah naik satu persatu anak tangga rumah nya itu yang menuju ke lantai dua. Ia masuk ke kamar sang umi lalu memeluk umi nya yang terbaring lemah.

" kamu kenapa  nak ? Jika ini masih soal pernikahan mu dengan ,,,"
" tidak umi ,, Aisyah baik2 saja ,,, Aisyah hanya ingin memeluk umi , rasa nya Aisyah tidak ingin meninggalkan umi lagi ,, Aisyah ingin berbakti pada umi ".
"Dengan kamu menyetujui pernikahan yang di atur oleh abi mu itu juga sudah menjadi salah satu bakti mu pada kami nak ,,, umi percaya pilihan abi mu tepat kali ini nak... hidup harus tetap berlanjut jangan selalu berada dalam bayang bayang masa lalu itu akan membuat kamu sulit bahagia...". Ujangan sang umi untuk sang putri.

Pernikahan yang sudah di depan mata di tatap dengan keraguan oleh Aisyah. Ia pun memutuskan untuk tetap berada di dalam kamar nya hingga ijab kabul diucapkan. Sementara Faiz yang masih berada dirumah nya terlihay gelisah, sesekali ia melihat jam yang melekat erat di tangan nya. Pernikahan adik laki2 nya baru saja di mulai namun ia tampak tak bersemangat. Tak lama kemudian sang ibu datang menghampiri nya,ia yang menyadari jika sang putra nya sedang gelisah lantas meminta Faiz untuk mengambil  keputusan nya agar datang ke acara undangan sang mantan istri. Mendengar sang ibu memberi izin nya Faiz pun langsung pergi ke rumah pak habib dengan mengendarai mobil nya Derry.

Lima belas menit berlalu , Aisyah masih terpaku di depan cermin rias nya. Ia sudah secantik bidadari. Riasan serta hiasan yang ia gunakan semakin membuatnya terlihat mempesona. Hati nya berdebu kencang kala samar samar ia mendengar suara pria yang mengucap ijab kabul nya dengan fasih dan lancar. Airmata nya menitik satu per satu hingga jatuh ke atas tangannya yang tampak di genggam erat karna keragu2an itu masih ada bersama nya.

Bersambung...

kisah Cinta Bidadari Bercadar (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang