kisah cinta bidadari bercadar 54

2.6K 130 0
                                    

Kisah Cinta Bidadari Bercadar
Eps 54
Karya Azizah Khairunissa

Tak berselang lama, Faiz terkejut saat sesuatu menyentuh kaki nya. Ia membuka mata nya lalu melihat ada seorang wanita tua yang di punggungnya ada beberapa kayu bakar yang di lilitkan pada kain panjang.

"Istri mu kedinginan ,, ayo ikut saya ". Gumam wanita itu.

Faiz baru menyadari jika Aisyah tampak demam tinggi , ia langsung mengangkat tubuh Aisyah lalu mengikuti langkah dari wanita tua itu. Tak lama mereka berjalan , akhirnya Faiz dapat melihat sebuah perkampungan yang mungkin cukup besar namun penduduk nya hanya sedikit. Di kampung itu seperti nya tidak ada listrik. Hanya ada api obor yang sengaja di nyalakan di halaman rumah nya. Faiz menghitung rumah yang tampak berpenghuni , hanya sekitar belasan saja. Selebihnya gelap tanpa cahaya. Dan tiba lah mereka di sebuah gubuk kayu yang hampir mau roboh. Wanita tua itu meletakkan kayu bakar itu lalu membuka pintu yang terbuat dari ranting kayu. Ia meminta kedua tamu nya itu masuk namun Faiz masih diam diluar , ia terlihat ragu ragu untuk masuk lantaran kondisi rumah wanita tua itu sudah tidak layak huni.

"Jangan takut , ini tidak akan rubuh , masuk lah biar saya bisa menggantikan pakaian istri mu yang basah itu. Kasihan dia kedinginan ". Pinta wanita itu dengan ramah nya.
"Iya bu ... "'. Jawab Faiz yng tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti permintaan dari wanita itu.
Faiz pun masuk ke dalam dan ia segera menidurkan istri nya di atas ranjang kayu usang yang beralaskan tikar seadanya .

"Kamu kenapa masih disini ? Ibu tau ini istri mu , tapi biarkan ibu saja yang melakukan nya , lebih baik kamu nyalakan api di depan ... ". Perintah wanita tua itu pada Faiz.

Faiz pun kembali keluar dan mencoba menyalakan api nya , ia kebingungan karna ia tidak memiliki korek , ingin masuk takut dimarahi wanita itu , ia pun mencoba membuat obor dari dedaunan yang kering lalu mengikat nya dengan tali pohon pisang yag ada di samping rumah wanita tua itu. Ia mencoba menyalakan obor tersebut dengan cara membakar nya di api milik dari tetangga wanita tua itu. Saat ia hendak menyalakan obornya tiba2 ia mendengar suara serigala dari kejauhan. Tak berselang lama semua rumah yang awal nya tidak menutup jendela langsung berhamburan lalu menutup jendela nya masing2. Karna ketakutan Faiz pun segera menyalakan obor nya lalu berlari menuju ke rumah wanita tua itu. Tak lupa ia juga meletakan obor itu di luar seperti di rumah2 lain nya.

"Angker nih tempat .. bikin takut saja ...". Celetuk Faiz sambil membuka pintu untuk masuk.

Di tanah , di dekat ranjang kayu usang itu sudah ada tikar lain nya , di atas nya ada air putih hangat dan juga beberapa ubi rebus . Ia melihat jika istri nya sudah agak sehat , ia sedang menikmati ubi rebus itu dengan lahap nya. Faiz segera menghampiri istri nya lalu merebut ubi rebus itu dari tangan nya Aisyah.
"Ssstttt...jangan di makan ,siapa tau ini ada racun nya ...". Bisik Faiz pada telinga istri nya.
"Tidak boleh suudzon mas ... dosa. Sudah beruntung kita ada yang mau menolong ,, jika tidak bisa jadi mangsa serigala kita di hutan.". Protes Aisyah yang kembali merebut ubi rebus itu dari tangan suami nya lalu memakan nya kembali.
"Di bilangin ngeyel...". Rajuk Faiz sambil meraih gelas minuman itu lalu meneguk nya sampai habis.
" gak takut ada racun nya mas ?"". Sindir sang istri membuat Faiz menggaruk garuk kepalanya sendiri.
" mas , apa aku terlihat cantik menggunakan daster ini ? ". Tanya Aisyah membuat Faiz tertegun karna tidak biasa nya Aisyah menanyakan hal seperti itu.
"Cantik ... kita pulang saja yok sayang , mas agak ...."".
" untuk malam ini kalian tidur saja di sini , di sini aman hanya saja kalau malam tiba disini agak sedikit menakutkan karna ini kan di tengah tengah hutan...jadi maklumi saja...". Suara wanita itu dari dapur yang berjalan menuju ke arah mereka berdua dan duduk bersama.
"Emm bu , kenapa penduduk nya hanya sedikit ? Saya perhatikan tadi rumah nya banyak tapi tampak nya kebanyakan yang tidak ada penghuninya...". Tanya Faiz penasaran.
" mereka sudah pindah ke kota , ada yang memilih menetap di sini dan ada yg pergi merantau dan kembali lagi. Termasuk anak ibu ". Jawab wanita itu.
" emmm ngomong2 terimakasih banyak karna ibu sudah mau menolong kami ,, kami beruntung bisa di tolong sama ibu ...". Ucap Aisyah.
"Sama2 , kalian dari mana dan mau kemana ?". Tanya ibu tersebut
"Kami dari kota berencana mau ke villa tapi saya salah ambil jalan maka nya kami tersesat, jika tidak keberatan boleh kah kami menumpang di rumah ibu sampai kami bisa menghubungi rekan kami untuk menjemput kami di sini bu ?". Tanya Faiz.
"Boleh nak ,, kalian boleh tinggal di sini selama yang kalian mau. Ya sudah ,ayo istirahat ,,, nah kamu tidur sama ibu di atas biarkan suami mu tidur di sini ... maaf ya nak ibu tidak punya kasur...". ,Gumam wanita itu
"Tidak apa2 bu ,, selamat tidur ...". Ucap Faiz sambil mengedip kan mata nya ke arah Aisyah yang di balas oleh sang istri dengan sebuah senyuman yang mempesona.

Hampir tiga hari berlalu , dan selama tiga hari itu pula Faiz berusaha memperbaiki rumah dari wanita itu , ada beberapa gadis yang tampak nya sering memperhatikan gerak gerik nya Faiz hingga membuat Aisyah sedikit cemburu. Tak hanya itu terkadang Faiz dengan sengaja membalas senyuman serta candaan mereka di depan nya Aisyah.
Keesokan hari , Faiz kembali mencoba menghubungi salah satu teman nya dan berhasil , setelah memberi letak lokasi nya tiba2 hp nya mati . Ia berharap agar teman nya itu bisa menemukan nya di hutan tersebut.

Sore hari nya , Faiz yang sedang duduk bersama Aisyah di depan rumah wanita itu terkejut saat mendengar suara mobil yang masuk ke perkampungan itu. Dan benar saja itu adalah teman nya Faiz.

" bagaimana cara mu menemukan kami disini dan mobil mu kok bisa masuk ?". Tanya Faiz setelah rekan nya sampai di hadapan nya.
"Itu kecil , gua kan penjelajah hutan ... ayo pergi ... sebentar lagi akan gelap ,, ". Ajak pria itu.
"Sebentar , saya pamit sama ibu dulu ... sebentar ya mas...". Gumam Aisyah sambil berjalan masuk ke dalam rumah mencari sosok yang sudah menolong nya itu.
" Bu ,,kami mau pamit , teman nya mas Faiz sudah sampai.. terimakasih banyak atas bantuan ibu selama empat hari disini ,, kami minta maaf karna tidak bisa membalas budi ibu ... kami.....".
"Sudah lah nak ,, ibu senang membantu kalian dan berkat kalian sekarang rumah ibu sudah kembali bagus.. jangan lupakan ibu ya ... oh ya ini baju mu sudah ibu cuci ,, dan juga ada celana suami mu di sini ,,, baju yang kamu pakai di bawa pulang saja.. juga baju almarhum suami ibu yang dipakai suami mu juga di bawa pulang saja.. hanya itu yang bisa ibu berikan sebagai kenang kenangan",.

Aisyah terharu lalu memeluk erat tubuh wanita tua itu lalu mencium wajah nya dengan lembut. Wanita itu pun ikut keluar mengantarkan Aisyah hingga ke mobil , setelah Faiz pamit mereka pun pergi meninggalkan perkampungan itu.
Di perjalanan Faiz menceritakan kondisi nya yang sekarang benar2 rumit , setelah memastikan Aisyah tertidur di belakang , ia mencoba meminta bantuan pada rekan nya itu untuk mencarikan nya sebuah kontrakan yAng murah. Karna tidak mungkin ia kembali membawa Aisyah kerumah pak habib apalagi kerumah ibu angkat nya.
Setelah 5 jam perjalanan , akhirnya mereka tiba di sebuah rumah kecil dan harga nya pun sesuai dengan isi dompetnya Faiz, Rp.650.000.
Letaknya pun tidak jauh dari rumah mertua nya.

Bersambung....

kisah Cinta Bidadari Bercadar (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang