Chapter 8 (fin)

16.1K 1K 147
                                    

This is the last chapter.
Happy reading^^

Mendengar permintaan Taehyung sontak Jungkook beranjak dari posisi yang semula berbaring. Satu tangannya menyiku dan bertumpu menahan bobot tubuhnya. Sementara satu tangan lain mendarat tepat di samping kepala Taehyung. Tatapannya berubah menjadi tajam dan mengintimidasi. Taehyung menelan ludahnya dengan susah payah ketika merasakan dominasi Jungkook.

"K-kalau kau benar-benar menyukaiku, kau pasti mau berhenti melakukan ini, kan?" ucap Taehyung lagi. Suaranya terdengar sedikit bergetar.

"Aku merasa sangat keberatan. Jadi kumohon hentikan semuanya."

Tatapan Jungkook berubah menjadi nanar. Tanpa sepatah kata pun ia segera berdiri dan mengambil bathrobenya yang terjatuh di lantai sebelum pergi ke balkon.

Taehyung memandang punggung Jungkook yang semakin jauh dari jangkauannya. Ia menarik selimut untuk menutupi pundaknya yang terbuka lalu meringkuk dalam diam. Apa barusan Jungkook tersinggung dengan kata-katanya? Kalau biasanya Jungkook akan selalu marah dan berakhir dengan perdebatan diantara mereka, kini pria itu hanya memilih bungkam.

Setelah berpikir agak lama, Taehyung memutuskan untuk menyusul Jungkook. Ia melihat sosok Jungkook sedang memandangi kota Seoul sambil merokok. Dengan hati-hati Taehyung berusaha mendekatinya.

"Dari dulu aku tidak pernah mendapat pengakuan dari Ayahku," ucap Jungkook tanpa menoleh sedikitpun. Di belakang, Taehyung bergidik mendengar suara Jungkook sampai ia berhenti melangkah. Apa suara langkah kakinya terdengar begitu keras?

"Ketika semua orang memuji prestasiku, Ayah tidak pernah melakukannya. Tapi kalau aku kalah dalam kompetisi atau nilaiku turun, ia akan mengambil tongkat kayu lalu memukulku."

Jungkook mendengus tertawa sembari membayangkan masa kecilnya yang suram. "Pernah, karena terlalu sering memukul tongkat itu sampai patah. Untung saja tulangku tidak ikut patah."

"J-jungkook..."

Jungkook menoleh ke arah Taehyung lalu tersenyum kecut. "Semenjak aku jadi Master Jeon, aku selalu mendapat pujian. Mereka menyukai segala hal yang aku lakukan. Mereka akan menanyakan ku jika aku tidak muncul. Mereka jauh lebih peduli padaku daripada Ayahku!"

Jungkook melepas seluruh emosi yang terpendam dalam dirinya lalu duduk di lantai dan menangis terisak. Taehyung terperangah, ia pikir ini hanya akal-akalan Jungkook semata untuk mendapatkan atensinya. Tetapi, air mata yang Jungkook tunjukkan kali ini tidak palsu. Jungkook benar-benar menangis di hadapannya.

"Aku peduli padamu," Taehyung bergerak semakin dekat hanya untuk membelai surai hitam nan legam itu. "Aku peduli, makanya aku ingin kau berhenti melakukan semua ini."

"Mungkin kau merasa senang karena bisa mendapat pujian dari mereka yang tidak mengenalmu. Tapi kesenangan yang kau rasakan itu hanya sesaat. Apa kau akan terus melakukan ini disaat aku atau partner yang lain ingin berhenti?"

Jungkook balas menatap Taehyung dengan sepasang mata bulatnya yang berlinang. Ujung kelopak matanya sedikit memerah.

"Kalau kau tetap memilih untuk egois dan terus melakukan hal bodoh ini kau tidak akan pernah bahagia, Jungkook."

"Tapi, hanya mereka yang bisa menghiburku."

"Sshhh," Taehyung menempatkan jari telunjuk di depan celah bibir Jungkook agar ia diam. "Sebenarnya mereka itu tidak peduli padamu. Mereka hanya ingin kau terus memposting banyak video porno demi kepuasan mereka sendiri."

Master Jeon 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang