OVIII

12.2K 1.8K 510
                                    

warning, hehe

skip aja kalo belum siap,

jan salty dulu, masih aman dikonsumsi (?) kok, cuma agak cringe 😂

–––


Selama liburan di Puncak––tepatnya semenjak Donghyun datang menyusul Yunseong, Minhee tak banyak mengunjungi destinasi di taman bunga nusantara Bogor seperti teman-teman yang lain. Selain gak ada pasangan, Minhee sering pusing dan merasa nyeri di bagian vitalnya kalau dibawa gerak berat. Wajah cantiknya juga terlihat pucat.

Bumil memang rentan mengalami Anemia apalagi Mini sering stress dan malas makan dua hari ini.

Malam ini Minhee ada janji sama Yunseong di rumah pohon yang dibangun di belakang Villa. Meski tau sebentar lagi hujan akan turun ia tetap nekat pergi kesana.

Minhee lah yang mengajak ketemuan.

Ia akan mengatakan perasaannya, kalau dia dan bayinya butuh Yunseong,

Tidak apa-apa dia menjadi egois atau jahat sekalipun.

Mini mengaku bodoh karena begitu mudahnya jatuh cinta ke Hwang Yunseong yang jelas-jelas mencintai kekasihnya––Donghyun.

Tidak cukupkah ia meratapi retakan hatinya yang kian meremuk ketika Yunseong lebih memilih Donghyun dari pada dirinya?

Sadarlah Kang Minhee!!

Minhee merapatkan sweeternya ketika angin berhembus kencang menyapa helai rambut halusnya. Merebak sampai ke pori-pori kulitnya hingga rasa dingin membekukan pergerakannya. Tak sedikitpun dia beranjak–– pindah ke tempat yang lebih hangat setidaknya tubuhnya terhindar dari tetesan hujan yang semakin deras.

Harapannya pupus bersama rembesan air mata yang dia tepis berkali-kali.

Seharusnya dia menyerah saat Yunseong tidak datang hingga dua jam lamanya.

Kang Minhee bodoh.

Tentu saja Yunseong akan menemani Donghyun ketimbang menemuimu.

Minhee menengadah menatap pekatnya langit. Bibirnya telah membiru akibat lama berdiri di bawah guyuran hujan.

Hanya menunggu sepuluh menit lagi tubuhnya akan ambruk.

"LO GILA YA!!"

Minhee tersenyum getir. Menatap sorot setajam elang milik seseorang yang baru saja menyampirkan jaket ke bahu sempitnya.

"Aku yakin kamu akan datang." senyumnya semakin mengembang ketika kedua lengan panjang itu merengkuhnya ke dalam pelukan erat.

"Bodoh, kenapa tetap menungguku!!!" suaranya terdengar samar karena melebur bersama hujan.

Keduanya berpelukan di bawah rintik hujan.

Pelukannya mengerat berusaha menginduksi rasa hangat. Menenggelamkan wajah yang lebih muda di antara perpotongan leher.

"Hwang Yunseong aku mau ngomong sesuatu!!!" Minhee mengeraskan suaranya karena hujan seolah mengoloknya. Tangannya gemetaran.

"Jangan katakan apapun, ayo berteduh!!" Yunseong hendak melepas dekapannya tetapi Minhee buru-buru menahannya.

"Tidak, jangan lepas dulu. Aku akan malu jika mengatakan ini harus menatapmu. Biarkan seperti ini sampai aku menyelesaikan ucapanku, plis." Minhee meremat kaus Yunseong. Ia semakin menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher sang dominan.

"Tapi tubuh lo dingin banget, Mini. Jangan gila!!"

"Sebentar, kamu tidak perlu menjawabnya. Hanya bertahan atau pergi."

NGIDAM ; hwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang