X

11K 1.6K 567
                                    

Plak!!

Belum sempat menyela ucapan sang ayah, Yunseong kembali menerima tamparan kedua di pipi kiri. Cipratan darah mengintip diantara sudut bibirnya.

"BUKANKAH PAPA MENYURUHMU PULANG UNTUK HADIR KE ACARA PERTUNANGANMU? KENAPA MALAH TIDAK DATANG, DASAR ANAK GAK GUNA."

"PAH, HENTIKAN!! PAPA AKAN MELUKAI PUTRA KITA." Eunbi segera memeluk putra semata wayangnya sebelum suaminya kembali kalap.

Yunseong menyembunyikan wajahnya ke dekapan hangat sang mama.

"PAPA TIDAK MAU TAU, BULAN DEPAN KALIAN AKAN LANGSUNG PAPA NIKAHKAN!!!!"

Setelah menumpahkan kemarahannya, Minhyun mengajak paman Kim––supirnya, menemui kedua orangtua Yujin untuk meminta maaf sekaligus membahas kembali perjodohan putrinya. Minhyun lebih memilih kehilangan harga diri dari pada kehilangan lumbung emasnya. Keluarga Ahn akan menjadi fondasi kekayaannya.

Tentu saja tuan Ahn sakit hati dan marah besar setelah dipermalukan di depan para koleganya. Terlebih putrinya tampak menyedihkan, ia menangis seraya mengemis ke ayahnya untuk tetap menunggu sosok Hwang Yunseong yang dia cintai dalam satu kali pandang.

Sementara itu, tak jauh dari mereka, nenek Hwang menenangkan Minhee yang menangis tersedu dalam pelukannya.

"Tidak apa-apa Mini, Yunseong bisa menyelesaikan masalahnya, kamu yang tenang ya sayang, kasian cicit Oma kalau mamanya menangis." tangan rapuh itu mengusap lembut punggung Minhee yang bergetar.

"Mini takut Yunseong akan meninggalkan kami, Oma."

"Tidak Mini, Oma pastikan berandalan itu tidak akan menelantarkan kalian, atau akan Oma coret dia dari silsilah keluarga Hwang."

Tak ada yang berani membantah perkataan Nenek Hwang sekalipun itu petinggi negara. Beliau adalah investor terkaya di ibukota sebelum jabatan itu diambil alih oleh putra satu-satunya––yang sangat ambisius itu.

Jadi Hwang Minhyun itu anak tunggal, sama seperti Yunseong.

Dan memang buah kalau jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.

Yunseong dulunya hasil dari anak luar nikah. Eunbi hamil duluan sebelum menikah dengan Minhyun.

"Jangan menangis lagi, lihat airmatamu merusak kecantikanmu, Mini." gurau nenek Hwang terkekeh pelan, membuat sudut bibir Minhee sedikit melengkung ke atas.

Sumpah, sepertinya bakat ngerdus Yunseong turunan dari neneknya, ck.

"Aduh, kenapa Yunseong tidak memberi tahu Oma kalau punya kekasih semanis ini, ya tuhan bisa-bisa kadar gula darah Oma naik drastis kalau terus melihatmu tersenyum, Mini." nenek Hwang mencolek pipi gembil Minhee.

"Oma,,,,," nadanya terdengar manja. Minhee terlihat malu-malu. Kedua pipinya ngeblushing tak tertolong digoda seperti itu.

"Minhyun."

"Ya, bu?" Eunbi melepas pelukan Yunseong, lantas menghampiri ibu mertua.

"Siapin kamar untuk cucu menantuku."

"Tapi bu, nanti mas Minhyun––"

Ucapan Eunbi terpotong.

"Apa? Mau ngebantah? Ini rumahku, tidak ada yang boleh mengaturku jika masih ingin tinggal disini."

"Baik, bu."

Dari tatapannya Eunbi sangat tidak menyukai Minhee.

Perempuan cantik itu bergegas ke kamar di lantai dua yang dulunya pernah dipakai dirinya saat mengandung Yunseong.

NGIDAM ; hwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang