ILY 3000

7.9K 836 121
                                    

"Yah, hujan." gumam sosok manis bersurai coklat itu, kecewa.

Sudah 20 menit ia menunggu kekasihnya dengan bosan. Kedua maniknya memandang keluar Caffe yang dikunjunginya sore ini. Rentetan air hujan mengembun dikaca yang berada didekatnya. Bibir kecilnya mengerucut tatkala bola matanya menangkap jarum jam menunjukkan pukul enam. Minhee merapatkan coat hitamnya alih-alih mengusir rasa dingin yang menyergapnya.

"Sepertinya dia tidak akan datang." tatapannya menyendu, mengukir senyum getir di plum manisnya.

Di luar hujan semakin deras. Mama muda itu menghela nafas panjang sebelum membawa kakinya menembus hujan.

"Maap mas, sepertinya suamiku tidak akan datang. Kuenya untuk masnya saja." setelah mengatakan itu, Minhee beranjak dari mejanya, dan pergi. Ia benar-benar kecewa dengan suaminya, bisa-bisanya dia melewatkan moment istimewa mereka. Minhee bersumpah akan meminta cerai dengannya nanti. Bagaimana mungkin dia melupakan hari ulang tahunnya. Sungguh keterlaluan.

Minhee merogoh saku coatnya dan mengambil benda persegi panjang berwarna gold memukau.

Jangan memanggilku 'istri' lagi, berengsek!!

Tulisnya untuk sang suami.

"Sialan, awas saja kau Hwang Yunseong!" sudut matanya berair.

Dengan berat hati Minhee membawa kakinya menerobos hujan yang lumayan lebat. Ia tak peduli dengan rasa dingin yang menggrogoti kulitnya. Lagi pula ia tak bisa berlama-lama meninggalkan putrinya bersama sang pengasuh di rumah.

"Yunseong berengsek!" pekiknya pada hujan. Untung tidak ada orang yang melintas disekitarnya.

Minhee menarik bibir tipisnya yang mulai membiru. Tampaknya ia mulai menggigil meski tubuhnya dibalut kain tebal.

Tahun lalu juga begitu, Yunseong sering melupakan hari spesial atau penting tentang mereka.

Si berengsek bahkan sempat update di instagram sepuluh menit yang lalu.

..

19.21

Klek!

"Hwang Yunhee, bunda pulang." sapaannya terdengar lesu.

Minhee menyeret kedua kakinya masuk ke dalam rumah minimalis yang dibelinya bersama Yunseong. Merebahkan tubuhnya sejenak sebelum beranjak ke dapur menyiapkan makan malam.

"Ini rumah kok sepi banget yak, pada kemana mereka." memejamkan mata. Kepalanya sedikit pusing kerena sempat diguyur hujan. Minhee juga bersin-bersin tadi dan suhu tubuhnya lebih hangat.

Jangan sampai si manis sakit.

"Menyebalkan!!" mood Minhee swing banget gara-gara kejadian tadi. Ini semua salah suaminya.

Minhee terpaksa bangun dari rebahannya yang tak menghasilkan apapun itu. Lantas mendekati kamar si kecil.

Ngomong-ngomong Minhee tengah hamil anak kedua. Kebetulan usianya sudah delapan bulan, dan bulan depan usianya sembilan. Tepat di ultahnya Yunseong nanti, Minhee mau operasi caesar biar tanggal lahir anaknya samaan dengan ayahnya.

Minhee mendorong pintunya pelan. Retinanya melebar saat suasana kamar si kecil gelap mencekam.

Apa-apaan ini, tumben Yunhee mematikan lampunya. Anak bandel itu kan phobia gelap? Heh, ada yang tidak beres nih.

"Yunhee sudah tidur ya?"

Perlahan Minhee mendekati saklar lampu dekat lemari hias putrinya. Ia meraba-raba tembok berwallpaper shaun the sheep. Lantas...

NGIDAM ; hwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang