Happy Reading!
"Kak Darren!" Panggil gadis berpakaian casual.
"Irein, kenapa?" Tanya pria yang gadis itu panggil, Darren Mahendra Kirta.
"Kak, tolong aku, Please!" Pinta Ireina Renata Baery.
Darren tersenyum tatkala melihat gadis didepannya tengah mengatur napasnya, sangat lucu. Wajah cantik baby face itu sangat kontras dengan tinggi badannya yang pendek, dan postur tubuhnya yang langsing. Rambut panjang yang tergerai berantakan itu menambah kesan cantik.
Astaga, apa yang Darren pikirkan?!
"Kak!" Irein menggerakkan telapaknya didepan wajah Darren. Darren saat ini tengah tersenyum menatapnya, membuat Irein takut, takut kalau Darren kesurupan.
"Eh, iya kenapa, Sayang?" Refleks Darren. Membuat rona merah singgah dipipi Irein. Irein menunduk malu, apa-apaan kakak kelasnya ini. Ia mau meminta tolong, bukan meminta diberi gombalan. Suasana tiba-tiba saja hening.
"Maaf, keceplosan. Soalnya kamu hari ini cantik banget, pengen aku jadikan pacar." Ceplos Darren sembari tersenyum bodoh.
Irein tersenyum kesal, "jadi, kemarin aku jelek?" Tuturnya.
"Iy-Nggak! Bukan gitu-"
Irein langsung menggeret tangan Darren menuju parkiran, lalu menyuruh pria itu memasuki mobilnya.
"Pokoknya, Kakak harus mau anterin aku ke toko buku!" Putus Irein, lalu menyuruh Darren melajukan mobilnya. Ya Tuhan, Irein bertindak seperti majikan saja. Irein seenaknya menyuruh pria pemilik mobil mewah ini mengantarkannya. Sama sekali bukan sifat Irein yang sangat sopan.
"Kakak punya Adik? Atau punya Kakak?" Tanya Irein memecah keheningan.
"Aku punya Adik, dia tampan. Tapi, aku lebih tampan darinya." Dengan percaya dirinya Darren mengatakan kalau dirinya tampan.
"Kenapa? Mau ku jodohin? Jangan deh, mending kamu sama aku aja. Soalnya kamu sama dia tuaan kamu dua bulan, kayaknya." Imbuh Darren, kembali menggombali Irein.
"Kak, jangan becanda! Aku cuma mau tanya, gimana rasanya punya saudara kandung." Irein ngambek. Ia iri dengan Darren yang memiliki saudara kandung. Irein hanya anak tunggal, Dia harus menurut semua perkataan Bunda dan Ayahnya. Supaya tidak mengecewakan orangtuanya itu.
"Jangan ngambek, dong! Aku kan cuma becanda-"
"Tapi, becandaan Kakak gak lucu! Aku iri hiks sama Kakak, Aku kesepian, Kak!" Potong Irein, lalu menangis. Entahlah, kenapa hari ini Darren rasa Irein tengah berbeda dengan hari sebelumnya. Darren peka. Kalau tiba-tiba Irein baperan, berarti Irein sedang datang bulan. Darren yang melihat Mall yang sudah dekat, langsung membelokkan mobilnya.
"Ayo, ke Gramedia, kan?" Ajak Darren ketika membukakan pintu Irein.
Darren menggenggam tangan Irein. Irein butuh penyemangat.
°°°
Setelah ke Gramedia, sedikit demi sedikit mood Irein sudah membaik. Ia senang, karena Darren memberinya hadiah Buku novel karya penulis favoritnya!
"Anterin aku beli camilan," rengek Irein.
Darren nurut.
Setelah memasuki hypermart (?), Mereka segera berkeliling di tempat camilan. Darren menaruh lengannya dibahu Irein. Untung saja tinggi badan Irein hanya sampai lengan Darren, jadi Darren bisa dengan mudah melakukan Irein seperti ini. Irein tak masalah kalau Darren berperilaku seolah-olah Ia adalah pacarnya. Ya, mungkin alasan salah satunya adalah Darren ganteng banget.
Setelah memasukkan beberapa camilan ke troli yang Darren dorong, Irein di gandeng Darren. "Ikut aku," kata Darren lalu berjalan ke bagian coklat.
"Kamu mau coklat yang mana, biar aku beliin." Tawar Darren.
Mata Irein membola ketika melihat giant silverqueen. Ia menunjuk coklat itu,
"Permisi, Adik. Mau coklat yang itu?" Tanya pegawai hypermart.
"Iya!" Jawab Irein bersemangat.
"Kamu yakin, Yang-"
"Oh, jadi Adik ini pacarnya Kakak. Saya kira Adiknya Kakak, maaf ya Kak." Potong pegawai tadi, "pas banget nih kak, ini hari valentine. Ada hadiah khusus loh!" Tambah pegawai tadi.
"Wah, hadiah? Iya deh, aku mau! Mana hadiahnya?" Tanya Irein gembira.
"Sebentar, Saya ambil dulu ya!" Pegawai itu pergi.
Darren mengarahkan dagu Irein kearahnya.
"Kamu ngerasa sesuatu gak, sih?" Tanya Darren.
"Nggak, emang kenapa?"
"Pegawai tadi gak sopan banget ya, terus-"
"Permisi, Kak. Ini hadiahnya." Darren dan Irein mengarahkan penglihatannya kearah pegawai yang membawakan hadiahnya.
Irein membola, mulutnya tiba-tiba saja terasa kering. Ia berkeringat di tempat ber-Ac ini.
Badannya gemetar.
"Irein!" Darren segera menarik Irein kepelukannya. Darren tau kalau Irein Seorang Pediophobia.
"K-kak Da-Darren ak-"
Tubuh Irein ambruk. Pegawai tadi memekik histeris.
"Loh, Adeknya kenapa?!"
Seluruh pengunjung dan Pegawai hypermart menghampiri mereka. Mengerubungi Darren, Irein, dan pegawai tadi.
"Ada apa ini?" Tanya Security yang barusaja datang.
"Ini, Pak. Adeknya tiba-tiba pingsa-"
Darren segera membopong Irein, meninggalkan troli belanjaannya. Ia membelah kerumunan dengan cepat. Ia harus membawa Irein segera!
Semula, Darren akan mengantarkan Irein kerumahnya. Namun, Darren pikir Rumahnya lah yang lebih dekat dari Mall ini. Akhirnya, Darren memilih membawa Irein ke rumah keluarga Kirta.
°°°
Sesampainya di Rumah keluarga Kirta, Darren langsung membopong Irein. Membawanya kekamar miliknya.
°°°
Cover by; @hanGY21
Makasih sudah mampir!
Kim Dongkyu as Darren Mahendra Kirta.
![](https://img.wattpad.com/cover/194633222-288-k196011.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pediophobia [✔]
Fiksi RemajaSiapa bilang kalau phobia itu tidak bisa di sembuhkan? Seorang gadis pediophobia itu berhasil menyembuhkan phobia nya dengan menemukan cinta sejatinya. Tapi, bagaimana jika cinta sejatinya itu malah memanfaatkannya? Gadis itu terlalu polos untuk m...