Happy Reading!
Irein tampak serius mendengarkan apa yang dosennya ajarkan. Dosen yang mengajarnya adalah Dosen favoritnya, Mark Yi-en Tuan. Mark adalah pria yang lahir di Los Angeles, California, Amerika, dengan kebangsaan Amerika-Taiwan.
Pria yang tampannya seperti salah satu member boyband korea itu mengajarkan secara rinci. Mark memang sudah fasih berbahasa Indonesia. Mark mengajar di bidang Sastra Inggris.
"Okay, kita akhiri dulu belajar kita. Sampai jumpa." Ujar Mark ketika jam selesai, ia berlalu pergi meninggalkan ruangan.
"Gila, tuh dosen makin hari makin ganteng aja!" Teriak Jeniffer Kiera, teman dekat irein. Jeni menghembuskan nafas kasar, lekas itu teriak, "Aaaa!"
"Jeni! Teriakan kamu!" Amuk Irein, lalu beranjak pergi, diikuti dengan Jeni.
Saat ini Irein tengah menanggung malu atas perlakuan sahabatnya, Jeni. Bisa-bisanya Si Gadis Toa itu berteriak ketika ruangan masih ramai orang. Untung saja teman, kalau tidak pasti sudah ia rebus hidup-hidup.
"Irein!" Namun, sepertinya mood Irein kembali membaik. Dosen favoritnya, Mark, memanggilnya.
"Kenapa, Pak?" Tanya Irein ramah, membiarkan Jeni yang menahan keinginan untuk merebus Irein. Ya Tuhan, Jeni cemburu. Jeni merasa tak dianggap orang saat ini, buktinya daritadi Mark tak punya niatan menyapanya.
"Hai, Jeni!" Akhirnya, Jeni dianggap orang. Yang menyapa Jeni bukan Mark, tetapi, Jovian Karren. Pria kampus lain yang menyukai Jeni.
Jeni tersenyum, dalam hatinya ia berbicara, gak dapet Mark, tapi malah dapet Si Malika yang manisnya ngelebihin Bobanya Mbak Liesa. Untung ada manisnya.
"Hai, Jov!" Sapa balik Jeni, lalu menggandeng tangan Jovian keluar dari kawasan Kampus Jeni.
Setelah melihat Jeni pergi dengan Pria yang tak tahu ia siapa, Mark melanjutkan perkataannya, "Nanti malam kosong?"
"Iya, Pak. Kenapa?" Tanya Irein, ia memandang tepat dimanik Dosennya. Membuat Mark salah tingkah.
"Dinner sama Aku, mau?" Dengan segala keberaniannya, Mark mengajak Irein makan malam. Ah, MahaSiswi nya ini membuat hati Mark berdegup kencang. Mark menatap Irein penuh harap, "Iya, Aku mau." Akhirnya, Mark menghela nafas lega.
"Aku anterin pulang sekalian, ya. Nanti malam biar ku jemput," Tanpa persetujuan Irein, Mark menggenggam Jemari Irein. Irein terlonjak ketika Mark menautkan jemari mereka.
Irein melepaskan tautan mereka, "Aku mau nerima ajakan Kamu, tapi jangan skinship denganku. Aku tak nyaman," Tolak Irein.
Mark tersenyum canggung, lalu kembali mengajak Irein naik ke mobilnya.
°°°
"Bener, ini kan?" Tanya Mark ketika mobilnya berhenti dirumah mewah bergaya modern. Irein mengangguk.
Sebelum keluar mobil, Irein berterima kasih dahulu ke Dosennya, lalu pamit masuk rumah.
"Hati-hati!" Seru Irein sebelum mobil Mark jalan.
Tin tin!

KAMU SEDANG MEMBACA
Pediophobia [✔]
Teen FictionSiapa bilang kalau phobia itu tidak bisa di sembuhkan? Seorang gadis pediophobia itu berhasil menyembuhkan phobia nya dengan menemukan cinta sejatinya. Tapi, bagaimana jika cinta sejatinya itu malah memanfaatkannya? Gadis itu terlalu polos untuk m...