"Cinta itu sepaket sama sakit hati. Jadi kalo lo ordernya cinta, ya lo bakalan dapet sakit hati juga."
-author2k19-
***
Nittt~
Suara electrocardiography menggema di ruangan beraroma obat tersebut. Carissa yang terhenyak langsung menoleh. Lurus! Alat itu menampilkan sebuah garis lurus.
"SUSTER! DOKTER! SUSTER! DOKTER!" teriaknya histeris.
Ia memeluk tubuh Dika dengan erat. Menguncangnya berharap Dika tersadar. Berulang kali ia menyerukan nama lelaki lemah didepannya.
"Mbak silahkan tunggu diluar, kami akan melakukan tindakan." tegas perawat.
"Nggak! Saya mau disini bareng Dika! Nggak sus! Suster tega banget sih!"
"Tolong mbak, ini rumah sakit. Prosedurnya memang seperti ini. Mbak bisa tunggu diluar!"
"Suster ngerti ng-"
Ucapannya terhenti ketika seorang wanita paruh baya menariknya dalam pelukan. Mengelus perlahan puncak kepalanya. Nampaknya wanita ini adalah sosok ibu yang baik untuk lelaki yang sedang ditindak lanjuti.
Tangis Carissa pecah. Wanita tadi mengedipkan mata pada suster. Sepertinya kode untuk segera menanggani Dika. Pintu ruang inap Dika tertutup. Keduannya duduk dikursi panjang.
"Stt, sayang udah ya. Nggak ada gunanya kamu nangis loh. Sekarang mending kita doa in Dika ya. Coba sekarang kalo kamu nangis, apa Dika bakal bangun?"
Tangis Carissa terhenti. Ia menarik tubuhnya keluar dari pelukan tadi. Menatap intens pada sosok wanita hebat itu.
"Tante, apa Dika akan pergi ninggalin kita?"
Seseorang yang mendapati pertanyaan tersebut tersenyum lebar.
"Sayang, kalau memang itu kehendak tuhan adakah yang bisa menentangnya?"
Carissa menggeleng.
"Emang tante nggak sedih kalo Dika pergi?"
"Kenapa kamu tanya kaya gitu? Jelas sedih lah, sayang. Ibu mana yang anaknya pergi tidak merasa kehilangan? Tapi, tante yakin kok. Dika pasti baik baik aja."
Carissa tertegun. Kepalanya tersender dibahu super hero yang berada di sampingnya. Dalam hatinya terus merapalkan doa agar musuhnya itu selamat. Tak lama matanya terpejam, mungkin ia letih karena sejak tadi pagi ia belum sempat istirahat.
Super mom tersebut hanya memandang penuh kasih pada Carissa. Ia yakin Dika baik baik saja. Menurutnya firasat seorang ibu sangat kuat. Karena ada ikatan batin antara ibu dan anak.
Setelah beberapa saat Carissa tertidur. Dokter keluar dengan wibawanya. Merasa terganggu dengan obrolan dokter dan tante Ida -mama Dika- Ica terbangun. Ia memutar mutarkan tangannya diwajah seolah tengah membilas sesuatu.
Namun, seketika hanya ada suara ramai rumah sakit. Ia tak lagi mendengar pembicaraan antara kedua belah pihak. Ica mulai bingung dengan keadaan.
"Kok diem?" tanyanya bodoh
"Eh, sayang udah bangun. Udah selesai nak, maaf udah ganggu kamu."
"Enggak kok tan. Btw, gimana keadaan Dika tan? Dia baik baik aja kan dok?" matanya melirik kedua orang dewasa tersebut.
Melihat raut wajah keduanya yang berubah, Carissa sudah dapat menyimpulkan sesuatu.
"Dok! Jawab!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy
Teen FictionHaidar Rahandika. Seorang the most wanted boy di SMA Diponegoro. Selain wajahnya yang membuat kaum hawa jatuh hati. Kepandaian yang murni tanpa belajar tidak dapat diragukan. Sifatnya yang easy going juga membuatnya mudah mendapat teman. Carissa E...