Hati gue bukan es teh plastikan yang habis lo minum bisa lo buang seenaknya.
-author2k19-***
Pesta dihentikan karena waktu sudah menginjak pukul 3 dini hari. Hampir semuanya keluar dengan wajah yang bahagia. Namun, ada juga yang kuat kelelahan.
"HAHAHAHA ga lucu anjir!" tawa Carissa membuncah.
Haidar meliriknya dengan sinis. Tak terima dikatai seperti itu. Karena nyatanya gadis berambut coklat itu tertawa karena lelucon garing miliknya.
"Ga lucu tapi ngakak! Bego!" ketusnya.
"Ya suka suka gue kali, hak asasi manusia!"
"Idih, berarti lo juga kena nih! Melakukan perbuatan tidak menyenangkan!"
"Bodo amat sih ya."
"Siap siap berurusan sama polisi lo!"
"Idih bomat njir!"
"Hust, berantem mulu lo berdua. Gua jodohin juga lama lama!" canda Anin yang tiba tiba datang.
"Ogah!" ucap mereka bersamaan.
"Atjcieee, one heart kaya honda."
"Apa lo?!" tandas mereka kompak.
"Nah kan bareng lagi."
"Dia yang ngikutin gue!" lagi lagi kompak.
"Ish kok sama sih!" kesal Carissa.
Dika yang tak ingin perdebatan berlangsung lama memilih kembali ke kamar inapnya.
"Yeu sate badak, ditinggal gua!" umpat Carissa.
Carissa menggambil langkah seribu menuju kamar inap Dika. Entah kenapa sampai sekarang rasa ingin tahu masih membayangi dirinya. Bagaimana bisa Dika kembali? Mati surikah?
Sesampainya disana dengan tergesa dia duduk diranjang yang kini ditiduri oleh rivalnya. Sontak saja, hal tersebut membuat sang empu terlonjak kaget.
"Lo bisa santuy ga sih? Mau copot jantung gue!"
"Ntar dilem, gampang." ucap Carissa dengan watados.
"Dilem ndasmu!"
"Astaghfirullah ikhwan, tidak baik sepeti ini."
"Gayamu caa!" gas Dika.
"Udah ya ikhwan, jadi ukhti yang sholehah ini mau tanya gimana ikhwan bisa idup lagi? Nyogok malaikat ya ikhwan?"
Dika berdecak mendengar hal tersebut. Sesekali menggeram kesal karena gadis pirang tersebut. Benar benar! Rasanya ingin sekali ia membedah kepala gadis tersebut lalu membuang otaknya. Agar ia tak lagi bisa berfikir.
Mungkin manusia didepannya ini gila karena terlalu banyak belajar. Bisa jadi juga mungkin karena memang otaknya hanya pintar pada bagian akademis. Hft, sungguh melelahkan.
"Carissa, lo mau denger cerita gue?"
"Iyalahh, cepetan!"
Dika menahan senyumnya yang ingin menampakkan diri sedari tadi. Wajah imut didepannya ini membuat ia semakin tak tahan untuk mencubit pipi gembil milik empunya. Uhh, nampak seperti bakpau yang empuk.
"Jadi gini..."
Carissa memasang wajah serius mendengar awalan pembuka dari Dika. Tak tahan lagi ia membiarkan tawanya bebas mencuat keudara. Carissa bingung bukan main mengapa pria ini malah tertawa? Apa yang lucu? Mungkinkah dia sakit jiwa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy
Teen FictionHaidar Rahandika. Seorang the most wanted boy di SMA Diponegoro. Selain wajahnya yang membuat kaum hawa jatuh hati. Kepandaian yang murni tanpa belajar tidak dapat diragukan. Sifatnya yang easy going juga membuatnya mudah mendapat teman. Carissa E...