Hari ini Taehyung memutuskan untuk membawa Jungkook pulang ke apartemen, mengingat ia tidak bisa menjaga sang adik ketika dirinya bekerja, takut takut ada orang jahat suruhan Kwangsoo yang akan menyerangnya. Di apartemen setidaknya Jungkook aman karena baik Kwangsoo maupun anak buahnya tidak ada yang tahu dimana tempat tinggal Taehyung saat ini.
Dibantunya sang adik untuk turun dari dalam mobil, hanya mereka berdua saja, Jimin tidak bisa lagi mendapat toleransi dari Chanyeol untuk izin bekerja walaupun mereka saudara, aturan tetap saja aturan. Perlahan Jungkook berjalan dengan tangan yang ia rangkulkan ke pundak kekar Taehyung karena jujur saja kondisinya belum begitu pulih, namun tak bisa dipungkiri kalau dirinya senang luar biasa karena sang kakak mau menemaninya dan mulai kembali bersikap perhatian seperti dulu.
"Maaf karena merepotkan mu, hyung. Tapi kalau malam itu aku tidak berkorban maka kau bisa mati karena aku pasti akan sangat panik dan tidak bisa memikirkan apapun lagi. Sekali lagi maaf dan terimakasih" Jungkook tersenyum lebar diakhir kalimat sembari melirik Taehyung yang memasang wajah datar.
"Apa yang ibumu berikan hingga kau jadi narsis begini. Tsk!"
"Banyak, hyung, aku tidak bisa menghitungnya. Tapi yang pasti susu selalu jadi yang utama"
Diam diam Taehyung tertawa dalam hati tanpa Jungkook ketahui.
Candaan Jungkook dan jawaban singkat Taehyung siang itu menemani perjalanan mereka sepanjang koridor apartemen.
.
.
Makan bersama dengan suasana canggung begini sungguh bukan gaya Jungkook sekali. Tadi dia bisa memberikan candaan dan sekarang entah kenapa semua lenyap seketika dari otaknya, Jungkook bingung harus bicara apa.
"Jangan melamun saat makan" Jungkook tersentak kala Taehyung menginterupsinya, seketika ia kembali dari lamunannya sendiri.
Tidak betah berlama lama begini, akhirnya Jungkook memutuskan untuk bertanya saja.
"Eum.., hyung?""Hm?"
"Siapa yang kau temui malam itu?"
Taehyung menghentikan pergerakannya sembari menatap Jungkook dengan tatapan yang tak biasa.
"Kau sungguh ingin tahu?"Jungkook mengangguk cepat.
"Kalau begitu, kau harus siap mati setelahnya"
Taehyung bangkit meninggalkan Jungkook dengan keterkejutannya. Maksud Taehyung bukan untuk menakuti Jungkook, ia sungguh tahu kalau adiknya itu lebih peduli pada orang lain daripada dirinya sendiri, jika ia memberitahu Jungkook tentang Kwangsoo tidak menutup kemungkinan kalau Jungkook akan celaka mengingat sang adik yang begitu ceroboh saat mengambil keputusan.
"Hyung! Kau mau kemana?"
"Berlayar" tentu saja itu ngasal, naik perahu saja Taehyung mabuk, mau sok sok an berlayar.
◾▫◾▫◾▫◾
Seharian ini Jungkook habiskan menonton televisi dengan rasa bosannya. Sejak siang tadi hingga malam ini dirinya terus menunggu sang kakak yang tak kunjung pulang. Khawatir jika Taehyung berbuat yang tidak tidak diluar sana, takut takut kembali lagi ke gedung tua mengerikan itu.
Si manis terus menggerutu dalam hati, bertanya tanya mengapa kakaknya itu tak kunjung pulang? Kemana dia? Apa yang ia lakukan?
"Haruskah aku melacaknya lagi?" pikirnya
Bip!
Bip!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] UNTOUCHABLE || Brothership
Fanfiction(END) Ketika ego menempati tahta tertinggi dalam diri manusia Ketika surya tak lagi ada untuk hangatkan suasana Ketika semua berjalan layaknya drama yang telah terencana Ketika cerita telah berakhir dengan hal tak terduga Saat itulah dimana ujung p...