11. Toxic

6.6K 623 108
                                    

Banyak manusia yang mengeluhkan takdir yang Tuhan buat. Ketika manusia diberi kesusahan ia meminta kesenangan, ketika ia dapatkan kesenangan mereka akan meminta kebahagiaan yang lebih. Tiap orang itu memiliki sikap egois dalam dirinya masing masing. Tidak melulu menjerumus dalam hal yang buruk, namun ada kalanya sikap egois itu kita keluarkan demi kebaikan seseorang. Walau kadang orang lain salah memandang, tapi jika itu langkah yang benar tak sepatutnya disalahkan.

Katakanlah Kim Taehyung membenci adiknya sendiri. Memang benar. Taehyung pergi ke Seoul meninggalkan Jungkook kecil yang harus mati matian membanting tulang. Dia tidak peduli. Selama Jungkook jauh darinya dan menghindari bahaya, Taehyung akan tenang dan menjalani hidupnya sendiri dengan baik, setelahnya ia mengacuhkan diri.

Taehyung memang egois. Tapi dia punya alasan untuk itu. Ada kasih sayang tak kasat mata yang dirinya miliki untuk sang adik. Taehyung hanya tak ingin adiknya terluka karena masa lalunya yang suram.

Tapi terlambat.
Kali ini Jungkook harus tumbang karena salah sasaran.
Kim Taehyung tak bisa untuk berdiam diri. Dia harus kembali pada pekerjaannya dulu dalam mengutak atik beberapa senyawa menjadi cairan ajaib untuk adiknya yang tengah merenggang nyawa.


❇❇❇


Yoongi bersama Minkyu datang sore harinya setelah mendapat kabar dari Jimin tentang keberadaan Jungkook.

Yoongi tak menyangka, apalagi Minkyu. Seingatnya Jungkook baik baik saja kemarin, dan hari ini tiba tiba mereka mendapati kabar bahwa Jungkook kritis.

"Park sialan! Kenapa kau baru memberitahu ku?!" maki Yoongi. Tidak tahu saja kalau Yoongi tidak tenang sejak pagi karena memikirkan makhluk manis kesayangannya.

"Tenanglah, hyung..." Minkyu yang disebelahnya mencoba untuk menenangkan Yoongi sebelum menghajar Jimin dengan sumpah serapahnya, karena demi apa perkataan Yoongi bisa saja membuat mereka diusir dari rumah sakit.

Sementara Jimin hanya bersender santai di dinding rumah sakit tanpa sedikitpun terusik akan kalimat Yoongi barusan
"Kau bekerja, dan aku tidak ingin menghambat rezeki mu. Bagaimana kalau kedaimu bangkrut karena pemiliknya sering bolos?"

"Ya!-.."

Jimin menempelkan ujung jarinya pada mulut Yoongi
"Ssttt..! Jangan berteriak, hyung. Pasien disini tidak hanya satu"

Ingin marah, tapi tidak bisa. Park Jimin itu sebenarnya punya jurus apa hingga tidak ada yang bisa marah dengannya termasuk Yoongi?
Pemuda berkulit pucat itu membuang napasnya panjang guna mengurangi emosi. Benar kata Jimin, jika dia terus berteriak bisa bisa mereka ditendang oleh petugas keamanan.

Netra Jimin melirik pada sosok pemuda tampan nan tinggi yang berdiri di samping Yoongi. Seketika senyum Jimin melebar kala menyaksikan betapa indahnya pahatan Tuhan itu.
"Hai, pawangnya Min Yoongi, siapa namamu?"

"Ah! Annyeonghaseyo, Kim Minkyu imnida" Minkyu membungkuk sopan pada Jimin yang lebih tua.

"Namaku Park Jimin, kau bisa panggil aku Jimin hyung seperti Jungkook memanggilku"

"Ne, Jimin hyung.." sekali lagi Minkyu sedikit membungkuk pada Jimin

"Ya.. Kenapa kau sopan sekali, sangat berbeda dengan makhluk putih disebelah mu"

[✔] UNTOUCHABLE || Brothership Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang