Line 9

7.1K 375 93
                                    

Naruto menatap jengah adiknya yang terus saja tersenyum sembari menatap telepon genggam miliknya.

"Boruto taruh ponselnya lalu makanlah." Ucap Naruto.

"Hm."

"Makan atau aku tidak akan mengijinkanmu tidur bersamaku."

Boruto langsung meletakan telepon genggam miliknya lalu menatap memelas kepada kakaknya.

"Jangan dong." Rengeknya.

Naruto diam saja seraya melanjutkan makannya membuat Boruto merengut lalu melahab makannya dengan brutal yang akhirnya justru membuatnya tersedak.

"Uhuk uhuk...." Boruto mengambil gelas berisi air putih lalu meminumnya.

"Boruto besok antarkan aku ke dokter." Ucap Naruto.

"Baiklah, lalu setelah itu kau ingin kemana?"

"Aku ingin mengunjungi makam orang tua kita."

"Ok."

Naruto menatap sendu makam kedua orang tuanya sedangkan Boruto berdiri dibelakangnya dengan wajah datar meski dalam hati ia sangat merindukan sosok orang tuanya.

Sejak kecil Boruto memang diajarkan untuk tidak mudah menunjukan ekspresinya kepada siapa pun namun pengecualian untuk Naruto baru ia dapat berekspresi dengan jujur.

"Ayah, ibu apa kabar? Maaf kami baru mengunjungi kalian." Ucap Naruto.

"Kami merindukan kalian." Lirih Naruto, ia berusaha menahan airmatanya karena ingin terlihat bahagia agar kedua orang tuanya yang berada di surga tenang namun tetap saja seorang anak yang ditinggal untuk selamanya tentu akan merasa sedih saat merindukan kedua orang tuanya.

"Na.... Naru hiks merindukan kalian hiks.... Naru ingin memeluk kalian hiks..."

Boruto memeluk kakaknya ia juga merasakan apa yang dirasakan kakaknya, meski terlihat cuek namun Boruto menyayangi keluarganya.













Boruto menelan ludahnya paksa saat ia melihat betapa lahabnya sang kakak saat makan, Boruto merasa kalau Naruto lebih tepatnya menyiksa makanan tersebut daripada memakannya, lihat saja bagaimana cara Naruto mengunyah makanan tersebut. Sadis.

"Kau lapar ya?"

"Sudah tahu pakai nanya." Ketus Naruto, ia kesal pada adiknya yang melarangnya untuk makan nasi pakai mayoines dan susu.

"Hehehe." Boruto terkekeh canggung sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia tahu alasan kenapa kakaknya kesal padanya karena ia melarang Naruto makan makanan yang aneh hal itu wajar saja sebab Naruto pasti hanya makan satu sendok lalu sisanya Borutolah yang menghabiskan, jika hanya untuk satu porsi maka Boruto akan berusaha tapi porsi yang dibuat Naruto untuk makanan anehnya tidaklah wajar.

Setelah menghabiskan makanannya Naruto pun meminta adiknya untuk membayar semua makan mahal yang ia makan lalu pergi begitu saja tanpa menunggu adiknya selesai membayar.

Naruto yang menunggu adiknya tiba tiba saja ingin makan masakan adiknya, maka begitu melihat adiknya melangkah kearahnya ia pun langsung berlari menunggu adiknya membuat Boruto melotot cemas.

"Astaga Naruto jangan lari." Ujar Boruto cemas.

"Hehehe." Naruto terkekeh tanpa dosa.

"Ada apa hm? Kenapa kau berlari?" Boruto mencubit pelan pipi gembil kakaknya.

"Naru lapar." Lirih Naruto. "Naru ingin makan masakan Boru chan." Lanjutnya menatap malu malu kepada adiknya.

"Hah?" Beo Boruto.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang