“ Ke, gue lulus seleksi “ ujarnya tersenyum bahagia
“tumben, lo kan bego" jawabku sinis
“ gue bakal buktiin ke lo kalo gue bisa jadi striker" ujarnya semangat
Hmmh. Selalu saja tentang bola saat dia berbicara dengan siapapun.
“dasar gila bola" ujarku
“dari pada lo barbie" balasnya memeletkan lidah
“kampret "
Kedekatan yang berbeda diantara kita sehingga satu sekolahan mengira bahwa kita memiliki hubungan yang lain dari pada seorang kawan.
Hingga pada suatu ketika , entah mengapa ada rasa yang berbeda saat aku menatap wajahnya. Terkadang aku merasa nyaman, bahkan sering kali kepalaku ku sandarkan pada pundaknya dan dia hanya tersenyum. Dan entah mengapa timbul rasa cemburu saat melihatnya bersama siapapun, entah itu laki-laki ataupun perempuan
Sebulan menjelang perpisahan siswa kelas 12, deden akan mengikuti seleksi Band school untuk memeriahkan hari pelepasan.
Seminggu sebelumnya dia jarang ada waktu untukku, di sekolahan, bahkan sudah lama ia tak berkunjung kerumahku.“nanti sore bisa antar gue engga den? gue mau beli kado buat mamah ulang tahun" tanyaku
"sorry ke, gue ada latihan… lo sama yang lain aja,, ok ?" Timpalnya
“lo latihan trus sih.. " ujarku membentak dan langsung pergi menjauh.
Jujur ada rasa kesal, bahkan pulang sekolah pun aku tak membalas belasan sms yang dia kirim ke aku
Bahkan dia tak meminta maaf padaku, sms yang dia kirim hanya kata-kata agar aku mau mengerjakan tugas kelompok yang harus dikumpulkan besok.“sialan.. loe kira gue babu lo, males gue ngerjain.." Gumamku
Waktu-waktu seperti ini hanya novel tebal yang menjadi teman saat aku merasa kesal, aku memutar musik ariana grande dan akhirnya tertidur
Hingga seketika ada yang menarik selimutku dan aku terbangun.“dasar kebo… katanya minta gue anterin lo, disuruh ngerjain tugas malah tidur" seloroh orang tersebut
“lo napa ada dimimpi gue?" Gumamku Setengah sadar
“lo belum sadar juga.. bangun woy,," teriaknya didekat telingaku
“Begoo, lo ga punya otak apa? hampir aja gendang telinga gue pecah" kataku kesal
“ya abisnya sih lo, udah lo mandi sonoh" perintahnya
Setelah bersiap kami langsung menuju Mall
Hingga malam tiba kami masih belum pulang kerumah, sejenak kami duduk-duduk dulu di cafe sambil memesan segelas capucino
“den, napa lo ga latihan band?" Tanyaku buka suara
“ pikir aja sendiri " jawab nya ketus
“lo gitu banget, ga ikhlas? Ngomong!!!" Ujarku marah
“ia gue gak ikhlas… kalo lo ga marah dan bales sms gue pasti gue ga bakal dimarahin temen-temen band gue "jawabnya dengan kesal
“ oh.. lo terpaksa?" Gumamku
“ nah itu ngerti". Balasnya tak acuh
“ya udah, lain kali gue ga mau minta lo nganter gue" langsung ku berdiri dan berjalan menjauh.
seketika dia berlari mengejarku dan menarik tanganku sehingga semua orang disekitar melihat kami
“lo napa marah-marah trus sih ke? Maksud gue ga gitu!!!" Ujarnya
“ lo ga liat den,, mereka pada liatin kita" ujarku pelan
“peduli amat, jelasin dulu ke gue?" Titahnya
“karena lo beda ga kaya orang lain, gue capek" ujarku tenang
“maksud lo?" Tanyanya
“pikir pake otak" balasku ketus
Sejenak kami terdiam dan berjalan lamban keluar mall, deden menyalakan motor Tigernya dan kami melaju pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend
Short StoryOneshoot -Cerita ini saya buat tanpa menjelekan apapun -mohon maaf jika ada kesamaan nama, tempat maupun latar -homophobic auto minggat Cerita original oleh : Arlendanu Adam Alghifary