Besok aku sudah bisa keluar dari rumah sakit, tak sabar rasanya menunggu esok tiba.
Malam itu hujan kembali turun, seketika ku dengar mama berbincang dengan seseorang diluar.
Aku tak begitu mendangarkan percakapannya,, dan seketika seseorang menghampiriku
“ke, maafin gue baru bisa jenguk lo" ujarnya
Terdiam sejenak aku mendengar suara itu, Ingin rasanya aku menangis terlalu bahagia aku melihat seseorang yang aku cintai berada di depanku
Deden tampak khawatir, dia begitu tampan malam ini dengan kemeja putih yang ku berikan sebagai kado ulang tahunnya.Malam itu dia begitu memanjakanku, menyuapi ku dan bercerita banyak padaku. Deden ku kembali,, aku baru mengetahui bahwa dia baru bisa menjenguk aku karena sebelumnya dia berada di rumah saudaranya di Semarang seminggu ini.
Sesaat dia sebelum ijin untuk pulang, tangannya mendekap jemariku dan berkata
“ cepet sembuh yah?" Ujarnya pelan
Aku tersenyum dan membiarkan dia melepas tangannya
Esok pun tiba,
Angin terasa dingin seakan berhembus begitu menusuk tulangku.. terasa ada sesuatu yang berbeda di hari ini.Seketika mamah menghampiriku
“ke, mau pulang apa jenguk temanmu dulu?“siapa mah? " tanyaku heran
“ deden semalam kecelakaan di jalan setelah pulang dari sini.
Serasa petir menggelegar. seluruh badanku terasa beku, aku masih belum percaya apa yang baru saja mamah ucapkan,, aku meminta agar aku tak ingin langsung pulang ke rumah, tapi papah melarangku,, dia ingin aku istirahat dulu dirumah nunggu sore baru menjenguk sahabatku “deden”
Namun Siangnya , aku mendapat kabar bahwa deden telah pulang ke rumah Tuhan.
Aku hanya terdiam tanpa setetespun air mata yang keluar dari mataku, bahkan aku belum sempat melihat wajahnya saat akan menghembuskan nafas terakhir, aku diantarkan papahku ke rumah dia, pemakaman akan dilakukan sore nanti, cuaca tampak mendung, dan untuk terakhirnya aku melihat wajah pucat pasi terbujur kaku dalam balutan kain kafan.
Aku tak bisa membendung air mataku, ingin ku pegang keningnya, namun untuk menatapnya pun aku tak kuat
Aku menangis sejadi-jadinya,, andai saja aku tak sakit, mungkin dia tak akan pernah menjenguk ku dan semua ini tak akan pernah terjadi, andai saja aku tak pernah mengungkapkan perasaanku mungkin kini dia masih ada di sampingku saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend
Short StoryOneshoot -Cerita ini saya buat tanpa menjelekan apapun -mohon maaf jika ada kesamaan nama, tempat maupun latar -homophobic auto minggat Cerita original oleh : Arlendanu Adam Alghifary