lelaki yang ditemui satu jam lalu
sorot matamu: teropong bulan
dari kejauhan terlihat angkasa biru berkilauan yang mengawang
kata sebuah dongeng anak-anak, dulu ada seekor siput
yang kedinginan saat malam
ia bersembunyidi balik rumahnya—mengintip pohon untuk membuktikan apakah benar wajah bulan bulat pekat seperti sorot matamu
ia tak percaya, lalu dengan rasa penasarannya ia keluar dari rumah kecil itu
dan meninggalkan batang pohon untuk membayangkan bagaimana hangatnya jika berada di awang-awang
tepat di matamu:
lelaki yang ditemuinya satu jam lalu
Kanaya Febiola
Barangkali banyak hal di dunia ini yang memang selayaknya jadi misteri saja. Dan seperti yang diketahui, tidak semua misteri itu patut untuk dipecahkan. Salah satunya adalah misteri di mana Kanaya harus memperjuangkan rasa penasarannya sendiri tentang sosok lelaki itu. Namun, apa yang diperjuangkannya tak membuahkan hasil. Kanaya menikmati apa saja yang sedang diperjuangkannya, mengambil keputusan untuk tidak terlalu memikirkannya lebih jauh; karena dia tahu akan ada rasa kecewa yang muncul suatu hari jika dia tetap mengikuti bagaimana alur perasaannya kini yang kian semrawut.
Sosok lelaki itu memang tak pernah henti menghantui pikiran Nay, entah apa yang membuatnya terasa begitu special di mata Nay. Senyumnya, penampilannya, atau mungkin dari raut wajah yang menenangkan itu—Nay tak pernah tahu. Aku mugnkin tak bisa membawamu kepada hal-hal yang pernah kau punya di masa lalu, tetapi percayalah padaku; semua akan terasa begitu baik jika kita merangkainya bersamaan. Kisah yang indah harus dibangun oleh dua orang yang memiliki cinta utuh tanpa rasa ragu di hatinya, kata Nay dalam hati.
Memikirkan sesuatu hal yang berkaitan dengan hati memang Nay rasa kurang penting. Sudah beberapa belas tahun ini, ia sangat menghindari segala hal yang berurusan memakai hati. Bagi Nay, jika seseorang terlalu mengutamakan hatinya, ia bisa saja menjadi bodoh tiba-tiba. Pikirannya yang cukup cerdik tak akan dipakai jika sudah berhadapan dengan cinta—dan kali ini, Kanaya mengalaminya lagi. Walaupun ia terus saja menyangkalnya jika memang hati kecil Nay menginginkan lebih dari seseorang yang ditemuinya tempo hari itu.
Seperti yang kita tahu bahwa mengesampingkan masa lalu dengan cara melalui semua hal yang baru memang berat. Namun, jika kita sendiri percaya pada apa yang kita cintai hari ini, tak aka nada masalah dengan semua itu. Karena memang, terkadang hal-hal yang mendatangkan ingatan masa lalu harus dibuang dan dihabiskan paksa. Kanaya yang tidak ingin mempertahankan sesuatu yang melukainya itu, sedang berusaha sekuat mungkin membangun benteng pertahanan agar tak ada yang dapat memasukinya—namun ternyata itu berubah ketika ia menemukan lelaki yang sampai hari ini pun belum ia ketahui namanya.
****
Sudah satu minggu lebih Kanaya menghabiskan waktunya di Kota Bandung. Banyak sekali yang ia dapatkan selama itu, data-data penelitiannya yang sudah mencukupi, menikmati kota itu setiap hari, bahkan bonus dari itu semua adalah melihat sosok yang memang membuat hatinya bergetar begitu saja. Rencananya, Kanaya akan pulang ke Yogyakarta besok pagi—setelah menyelesaikan semua urusannya hari ini di Bandung. Yang belum ia kunjungi di Kota Kembang ini adalah Jalan Asia-Afrika yang memang memiliki daya tarik tersendiri di sana. Kalau ada anekdot di Kota Bandung tentang nama jalan paling panjang sedunia, jawabannya adalah Jalan Asia-Afrika. Sebagai bahan candaan, ke jalan tersebut berarti menempuh benua Asia dan Afrika, yang dipisahkan oleh sebuah sungai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki dan Seribu Puisi di Tubuhnya
Fiksi RemajaSeandainya Tuhan memberikan aku satu kesempatan untuk menemuimu lagi dalam keadaan yang berbeda, tentu saja aku akan tetap menjaganya dengan baik, sampai kamu datang dengan perasaan yang sama untukku. Sungguh, aku tidak pernah paham tentang perasaan...