Jadi Kamu?

34 5 4
                                    

Kami semua di ruko makan dengan tepat waktu hari ini. Berkat gue hehe.

Jelaslah berkat gue. Andai saja gue gak nganterin karpet dan bantuin Mamah Lala, mungkin hari ini kita gak bakalan makan enak.

"Duh kenyang banget gue hari ini" ucap Wawan yang duduk santai habis kenyang makan.

Yang lain tidak merespon dan hanya duduk kipas-kipas berusaha mengembalikan semangat yang telah tertutupi kantuk yang makin menjadi.

Bang Juna keluar dari bagian belakang membawa sebotol sirup, "ini punya siapa Jun?"
"Oh itu...."

Seketika ruangan hening menunggu gue melanjutkan jawaban yang menggantung itu. Terpancar sinar penuh harap dari para pendengar yang ingin meminum sirup yang terlihat manis dan segar itu.

"Bonus dari Mamah Lala katanya."

Semua orang seketika bangkit dari tidurannya masing-masing dengan semangat dan mengambil gelas untuk menuangkan sirup. Maaf semua, itu tidak halal.

"Wah enak nih sirup rasanya mahal." Celetuk Inok dengan tampak kampungan.

"Keliatan banget sih gak pernah minum giniannya" jawab bang Juna.

"Emang lu pernah minum ginian bang?" Sindir Jaka untuk bang Juna.

"Eh mulut lu kurang sekolah ya, minuman ginian mah ga level dilidah gue." Jawab Bang Juna sombong.

"Lidah kampung sih hahahahah..." tawa seketika meledak saat gue nyeletuk.

"Asu lu adik durhaka hahaha" timpa Bang Juna yang ikutan tertawa.

Ah nyaman sekali suasana seperti ini. Setiap orang tertawa menertawakan diri sendiri tanpa menghardik orang lain. Kehangatan sederhana yang sudah lama sekali gue tidak rasakan.

Saat tawa tengah meledak perhatian gue beralih mengarah ke seorang perempuan yang sedang berjalan diatas trotoar jalan depan kios laundry. Sambil menunduk menatap jalan perempuan itu berjalan menarik perhatian gue.

"Lala!" Panggil gue dari kios.

Perempuan itu berhenti tepat depan gerbang kios tersenyum dan melambaikan tangannya yang tampak lemas ke arah kami.

Gue menghampiri Lala "Lala mau kemana?" Tanya gue saat kami akhirnya bersebelahan.

"Mau kedepan beli minuman buat arisan."

Deeg

Jantung gue seketika berdetak kencang saat Lala membicarakan minuman untuk arisan.

"O.. oh ko baru beli?" Tanya gue gugup.

"Iya kata mamah udah beli tapi ga ada, jadi aku suruh beli lagi."

Gue membisu sejenak "ya udah gue anter yu." Ajak gue

"Ga usah Jun, kamu disini aja takutnya bang Juna butuh bantuan."

"Tenang aja lagi, disini kan gue bukan kacung disini kan gue adik bos hehe"

Lala tertawa tipis "haha, ya udah ayo." Jawabnya masih dengan nada lemas.

Tanpa pamit ke orang-orang yang berada di kios gue pergi meninggalkan kios untuk mengantar Lala. Lagian ngapain bilang, toh mereka semua dari tadi nguping.

"Emang tokonya belah mana Lala?" Tanya gue membuka percakapan.

"Kamu gak tahu?"

Gue menggeleng, nyegir.

"Lumayan sih jauh, gak apa apa?" Tanya Lala dengan nada tidak enak.

"Biar jauh asal sama Lala mah aku siap aja hehe... "

Juny & LalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang