DON'T PLAGIAT❎
MOHON HARGAI KARYA SAYA.'Maaf jika ada kesamaan dalam cerita atau nama tokoh karena manusia tak luput dari kesalahan. Ini real imajinasi penulis.'
Happy reading.
-
Dengan wajah paniknya wanita paruh baya itu menjawabnya. "Pencuri...Semua barangku emas, perhiasan dan uangku hilang, ada pencuri"
Mendengar jawaban wanita paruh baya itu Arum terkejut. "APA? Apa anda sudah menelpon polisi?"
Pertanyaan Arum mendapatkan gelengan kepala oleh wanita paruh baya itu.
"Baiklah saya akan menelpon polisi"
Arum mengeluarkan ponselnya dari dalam tas selempangnya dan mulai menelpon polisi dan melaporkan perihal pencurian ini. Setelah itu Arum memasukkan kembali ponselnya dan berusaha menenangkan wanita paruh baya yang sekaligus tetangga apartemennya yang ia kenali bernama Nyonya Aneta.
Ny. Aneta yang terus saja menangis mengingat semua barang berharganya hilang di curi. Sedangkan Arum terus berpikir, bagaimana bisa ada pencuri di sini? Selama dia tinggal walaupun baru beberapa bulan tapi baru sekarang dia mendengar ada pencurian. Tiba-tiba Arum teringat dengan pria misterius yang keluar dari lift tadi. Pria itu memang terlihat aneh dari penampilannya yang tertutup.
Apa jangan-jangan pria itu adalah pencuri?
Bisa jadi, tapi Arum tak mau berpikiran seperti itu. Tapi apa salahnya menduga. Pikiran Arum buyar dengan kedatangan polisi. Ny. Aneta menjelaskan perihal apa yang terjadi ketika polisi menanyakan kejadian pencurian itu dan polisi segera melakukan penyelidikan.
-
Arum terus saja menguap sedangkan di depan sana Mr. Andi sedang menjelaskan pelajaran. Sedikit-sedikit Arum akan menunduk berpura-pura membaca buku agar di sangka sedang mendengarkan tapi nyatanya ia tidur dan akan terbagun ketika teman sebangkunya menyenggol lengannya.
Ya ampun, dia sangat mengantuk. Arum baru bisa tidur jam 3 pagi karena menemani Ny. Aneta ke kantor polisi di tambah dengan dia yang juga harus memberikan penjelasan di kantor polisi perihal pencurian tersebut padahal dia tidak tahu menahu kejadian tersebut, oh astaga.
Dan pada pukul 05.45 am Ruby menelpon menanyakan hal baju yang waktu itu Arum pinjam untuk dia gunakan saat reuni. Dengan kesal Arum menjawabnya dan langsung mematikan ponselnya. Akibatnya Arum tak bisa tidur lagi karena jam sudah hampir jam 6 karena tak mau terlambat lagi Arum akhirnya bergegas bangun dan mandi lalu pergi ke kampus.
Dan sebuah ke legaan bagi Arum mata kuliah Mr. Andi telah berakhir karena selanjutnya Arum tidak memiliki mata kuliah lainnya. Arum langsung memasukkan barangnya ke dalam tas dan berlari keluar kelas, dia akan ke restoran dan tidur di sana. Ya walaupun dia tahu pasti Ruby akan memarahinya tapi bodoh amat Arum butuh sedikit istirahat sebelum dia berkerja malamnya.
Tapi saat dia keluar dan akan berjalan ke arah halte di depan gerbang seseorang yang sedikit dia kenal sedang berdiri di sana dengan ragu Arum berjalan menghampiri pria itu.
"Zen? Apa yang kau lakukan disini?"
Ya, orang itu adalah Zen pria yang ia kenal kemarin.
Zen yang sedang membelakangi Arum pun berbalik dengan senyum di wajah tampannya.
"Aku kebetulan lewat disini dan mengingatmu jadi aku mampir saja ke kampusmu" Jelas Zen dan Arum menganggukkan kepalanya.
"Kau sudah selesai?" Arum yang tidak mengerti mengerutkan dahinya, Zen yang melihatnya pun tertawa. "Maksudku jam kuliahmu, apa sudah selesai?"
Arum tersenyum malu dan mengangguk tapi perkataan Zen selanjutnya membuatnya terkejut.
"Kau mau makan siang bersamaku?" Zen yang melihat ekpresi kaget Arum segera meluruskan maksudnya. "Jangan berpikiran tidak-tidk atas ajakkanku aku hanya ingin mengajakmu makan siang"
Mendengar penjelasan Zen Arum hanya tersenyum maklum.
_
Arum menatap pemandangan luar dari kaca mobil tapi setelahnya dia beralih menatap Zen yang tengah mengendarai mobil.
"Maaf, aku bukannya tidak mau makan siang denganmu tapi aku harus bekerja" kata Arum dengan nada penyesalannya
Zen menoleh ke arah Arum, tak lupa dengan senyumnya itu Zen menjawab "Tidak perlu meminta maaf"
Walaupun Zen sudah memaafkannya tapi Arum sendiri masih tidak enak ia sebelumnya sudah menerima ajakkan Zen untuk makan siang tapi baru saja mereka akan memasuki mobil Zen tiba-tiba ponsel Arum berbunyi dan itu dari Paman Denny yang menyuruhnya untuk menggantikan paman Denny hari ini. Jadi mau tidak mau Arum harus membatalkan ajakkan Zen untuk makan siang.
Mereka tiba dan berjalan masuk ke dalam restoran. Karena tidak jadi mengajak Arum makan siang jadi Zen akan siang di 'Jeca' restoran -restoran tempat Arum bekerja- sekaligus mengantar Arum ke restoran itu.
Langkah kaki Arum terhenti ketika di meja kasir dia melihat Ruby dan Edward sedang bermesraan. Ya, Ruby dan Edward berpacaran. Dulu Arum pernah menyukai Edward tapi saat dia tahu bahwa Ruby telah berpacaran dengan Edward Arum berusaha menghilangkan perasaannya kepada Edward dan kemungkinan perasaan itu masih ada, mungkin hanya sedikit menghilang.
Zen yang melihat Arum yang berdiri diam di depan pintu restoran mengenyeritkan keningnya lalu mengikuti arah pandang gadis itu. Zen kembali beralih melihat ke arah Arum dan gadis itu sedang menampilkan ekspresi sedihnya akhirnya Zen paham apa yang membuat gadis itu sedih.
"Ada apa?" Zen bertanya mencoba mengalihkan atensi Arum. Arum sedikit tersentak mendengar suara Zen lalu memaksa tersenyum sambil menggeleng.
"Kau mau pesan apa?" Arum mengalihkan pembicaraan
Zen terkekeh mendengar pertanyaan Arum. "Aku saja belum duduk dan melihat menu makanan kau sudah menanyakan aku ingin memesan apa"
Arum menunduk malu melihat Zen yang mentertawakannya.
"Ya sudah kalau begitu kau duduk dan pesanlah. Aku mau pergi" Arum segera berlalu pergi meninggalkan Zen yang tersenyum melihat tingkah Arum._
Aku nggak tahu apa part ini bagus atau nggak yang pasti ku harap kalian suka.
Jangan lupa juga untuk vote and comment ya biar akunya itu semangat.
Next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cunning Bastard Man
Storie d'amoreDON'T PLAGIAT❎ MOHON HARGAI KARYA SAYA. "Aku ingin tidak mempercayai semua ini tapi saat aku melihat dan mendengar semuanya sangat sulit untukku tak percaya. Sekarang aku tahu semua yang terlihat baik ternyata begitu menyakitkan."