bagian ke 16

1.4K 50 0
                                    

Senyum bahagia terlihat memanis dari sosok yang mampu membuatku nyaman hingga saat ini...

_perlahan hendra menghampiriku sembari memainkan kerah kemeja yang ku kenakn. Sebenarnya tak ada bagian yang berantakan di bagian kerah kemeja yang aku kenakan.
Hanya saja itulah hendra, dengan caranya yang selalu membuatku merasa sangat di perhatikn dan di perdulikan lebih dari apa yang aku harapkan.

"hendra, ade, kalian sudah siap.!?

Terpecah suara ibu seketika menghentikan keadaan yang saat itu aku dan hendra saling tatap namun saling diam. Bisa jadi dia menggumam tentangku.

"udah buuu' ...!!!!!

Jawabku yang tanpa sdar serempak dengan hendra.

"yaudah,. Ayook!!! Kita antar ibu make up dlu.

Seru hendra dengan tangan yang merangkul bahu ku lalu memusingkan kepalanya untuk mendaratkan sebuah kecupan manja, tak jarang. Itu sangat sering ia lakukan....!?

Matahari semakin beranjak,.di mana saat itu aku, hendra dan ibu' sedang di perjalanan menuju tempat di mana wisudanya hendra di selengarakan. Sesekali ku lihat dari sudut sebelah kiri senyum bahkan tawa lepas dari sosok wanita paruh baya yang hari itu luar biasa cantiknya. Yang memakai kebaya dan di kombinsikn dengan sanggul minimalis.... Duduk di samping kanan hendra.
Ada sosok ibu yang sangat bahagia saat itu.
Sedikit gumam dariku saat itu.

"bu,. Maaf dengan adanya aku yang tidak tau aku siapa di sini. Tapi ibu bisa menerima aku sebagai mana hendra juga menerimaku. Aku tau, ada bahagia lain yang ingin ibu susul buat masa depan hendra.

Setibanya di tempat wisuda hendra diselengarakn, di situ banyak sekali orang yang tidak aku kenal.
Ibu sudah keluar dari mobil saat sudah terparkir lalu hendrapun juga bergegas kluar dari pintu yang sama dengan ibu. Tanpa sngaja aku masih brada di mobil, mrasa malu dan gugup untuk kluar sembari metapihkn blazer ku.

_cegreg suara pintu mobil, seketika mengalih pandanganku keluar.
Di mana hendra membukakn pintu mobil  dan mempersilahkn ku turun.

"yoook deee,!!!!

Seru ibu yg saat itu berdiri tepat di sebelah hendra.
Awalnya aku bingung bercampur gelisah.
Namun seketika tenang saat ibu merangkul tanganku, di balas lagi hendra yang tak perduli depan orang banyak sekalipun selalu memperlihatkan tingkahnya yang memanjakanku.

Aku rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang