Pesta pernikahan antara Aryo dan Jade telah berlangsung. Pesta yang bertema pantai berhasil membius semua para tamu undangan. Di tambah penampilan Jade yang seksi. Semua orang nampak menganggumi bahkan berdecih iri pada Aryo.
Salah satunya tentu saja, Bayu. Ia melirik Inara yang tampil anggun dan cantik dari artian luar. Ia memakai pakaian yang bagus karena di pilihkan oleh Asti.
Andai cadar itu tidak ada, pastilah Bayu bisa membanggakan Inara juga.
Selama acara berlangsung Inara hanya diam dan lebih banyak murotal dibandingkan menikmati acara. Bayu juga nampak sibuk sendiri dengan beberapa tamu yang ia kenal. Dan sesekali melirik istri Aryo. Sial, sudah sah jadi istri sekarang. Beruntung sekali Aryo.
"Hay, bro!" Aryo menghampiri Bayu. Bayu tersenyum dan memberikannya selamat. Jade yang berada di samping Aryo juga ikut di Salami.
"Congrets, Jade." Jade tersenyum manis. Aryo langsung menggenggam jemari Jade dan mengecupnya. Membuat Bayu harus memalingkan wajahnya agar tidak panas.
"Di mana istrimu?" Tanya Aryo. Bayu menarik nafas dan melihat ke arah belakang. Nampak Inara terlihat paling mencolok dibandingkan yang lain karena memakai hijab dan cadar."Teroris?" Tebak Jade tiba-tiba. Bayu melotot tak percaya. Ia kesal mendengar Jade mengatakan hal itu. Aryo terkekeh mendengar isrinya mengatakan hal itu.
"Bukan sayang, itu, Inara. Istri dari bosku, ini." Jade langsung mengerutkan keningnya tak percaya."Pria setampan kamu, menikahi istri macam dia? Sayang sekali." Aryo kembali terkekeh. Bayu diam saja. Ia melirik Inara yang masih komat-kamit.
Niat mau memperkenalkan pada Aryo dan Jade. Akhirnya ia urungkan. Ia tak mau tambah malu lagi. Sudah cukup saja.
"Aryo, Jade. Maaf, sepertinya aku harus pergi karena masih ada beberapa urusan." Jade dan Aryo nampak sedikit sedih."Kenapa cepat sekali sih?" Tanya Jade.
"Maaf ya."
"Istrimu tidak kau kenalkan pada kami?" Tanya Bayu.
"Aku tidak mau, sayang," tolak Jade. Aryo langsung melirik Bayu. Bayu nampak tersenyum masam mendengar itu."Baiklah, aku pergi sekarang."
"Hati-hati, salam untuk istrimu!" Bayu hanya tersenyum kecil dan pergi dari sana.Ia menghampiri Inara dan langsung mengajaknya pulang.
"Sudah?" Tanya Inara sembari berjalan ke arah parkiran. Bayu tak menjawab. "Mas?" Bayu berhenti mendadak. Membuat Inara terbentur punggung Bayu.
"Astaghfirullah...."
"Kenapa sih, Mbak, harus pakai cadar?" Tanya Bayu lalu masuk ke dalam mobil tanpa menunggu jawaban Inara.Inara tersentak tentu saja. Jadi, selama ini, cadar miliknya menjadi masalah?
Inara mengurungkan niatnya untuk naik ke dalam mobil. Ia memutar dan berlari menjauh dari mobil Bayu. Bayu yang melihat itu langsung panik.
Sialan! Nggak bisa jaga mulut banget sih!
🍁🍁🍁
Bayu mendekati Inara yang terduduk di pasir tak jauh dari acara Bayu dan Jade. Bayu ikut duduk di samping Inara. Menatap deburan ombak.
"Maaf, Mbak. Aku khilaf." Inara diam saja."Aku sendiri juga, nggak tahu, kenapa aku seperti ini. Aku terlalu terobsesi pada... Ehem! Sudahlah, lupakan, Mbak. Aku nggak masalah kok, Mbak, pakai cadar atau enggak. Aku nggak mau, kalau sampai, Mbak, nggak nyaman. Sekali lagi aku minta maaf ya?"
Beberapa saat keheningan menyelimuti mereka. Bayu juga tak berusaha untuk bicara lagi. Ia tau, ia, sudah sangat salah besar.
"Jika aku melepas cadar, apa, Mas Bayu, akan senang?" Bayu melotot seketika. Ia menatap Inara dengan penuh penyesalan.
"Mbak...." Inara melepas cadarnya. Wajah cantiknya dengan make-up menambah daya tarik tersendiri.Sungguh cantik.
Bayu sampai harus menelan Salivanya berkali-kali. Kenapa di saat seperti ini, Inara terlihat begitu indah?
"Ayo, pulang," ajak Inara. Namun, Bayu menahan Inara. "Kenapa?" Tanya Inara. Bayu tak menjawab. Ia justru memakaikan cadar Inara kembali. Membuat Inara ingin menangis.
"Jangan di lepas di tempat umum, Mbak." Wajah Bayu merah sekali. Ia lantas bangun dan menarik lengan Inara. Mereka berjalan beriringan hingga sampai di mobil.
Selama perjalanan itu, baik Bayu dan Inara tak berbicara sama sekali. Mereka saling diam dengan pikirannya masing-masing.
🍁🍁🍁
Malam di rumah Bayu. Kembali dibuat canggung dengan kehadiran Asti dan Wirya. Mereka bilang, sepupu Bayu ada yang melahirkan. Asti berniat mengajak mereka pergi bersama malam ini.
Inara yang senang dengan anak kecil langsung mengangguk setuju. Lalu ia melirik Bayu dan berakhir dengan menyetujuinya juga.
Mereka pun pergi dengan satu mobil.
Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di rumah sepupu Bayu. Reni.
"Assalamualaikum!" Salam Asti.
"Waalaikumsallam," jawab yang punya rumah. Tak lama pintu terbuka. Nampaknya suami Reni. Ridho."Tante, om?" Ridho menyalami mereka. Baik Bayu dan Inara pun tak lepas dari itu. Namun, Inara tetap menjaga tatakramanya. Ia tak mau berjabat tangan. Ridho paham karena jelas Inara memakai cadar.
Mereka pun di persilahkan masuk.
Asti dan Wirya sudah heboh dengan anak Reni. Inara yang ingin mendekat masih ragu dan malu.
"Nggak lihat bayinya?" Tanya Bayu. Inara bingung jawabnya. "Ayo, aku temani." Bayu menarik lengan Inara dan mengajaknya ke kemar Reni.Inara langsung takjub melihat bayi mungil tengah di gendong Asti. Bayu yang lihat itu juga jadi ikutan gemas.
"Wah, Ren. Anakmu lucu sekali." Bayu melewati Inara dan dengan santainya mengambil si kecil dalam gendongan Asti. Membuat siapa saja yang melihatnya kagum. Bayu tak merasa canggung atau kaku sama sekali. Ia nampak lihai menggendong bayi."Wah, cocok banget ya," puji Reni. Bayu langsung tersentak. Sial, ia lupa ada mamanya di sini.
"Ya, kan? Harusnya Bayu sudah cocok jadi ayah?" Tambah Asti mengompori."Emang belum ada tanda-tanda?" Tanya Reni. Inara dan Bayu hanya diam. Bayu memfokuskan diri pada si bayi.
"Bay, jangan lama-lama loh, kalau udah keluar satu, gampang ke depannya mau ditunda atau enggak. Kasihan tuh, mamamu." Reni semakin jor-joran membahas masalah anak.Inara hanya diam saja. Sebenarnya Asti tidak tega dengan Inara. Tapi, kalau Bayu tidak di pancing seperti ini sampai kapan pun mereka tidak akan pernah melakukannya. Terus kapan punya cucunya?
Semoga saja rencananya ini berhasil.
🍁🍁🍁
Inara diam di kamar semenjak pulang dari rumah Reni. Ada satu kalimat dari Reni yang membuat Inara sedih. Apakah benar, Inara bermasalah?
Mereka saja belum pernah bersentuhan. Bagaimana bisa Reni mengatakan hal kejam begitu. Inara mengusap perutnya. Ia pun ingin memiliki seorang anak yang lucu. Tapi, apakah ia bisa suatu saat hamil anak Bayu?
Atau justru, ia tidak akan pernah hamil. Karena Bayu akan menceraikan dirinya?
Air mata Inara langsung mengalir deras. Ia tak sanggup membayangkan hal itu. Ia telah mencintai suaminya. Ia tak sanggup jika harus berpisah nantinya. Inara hanya bisa berdoa yang terbaik bagi rumah tangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah Ayudia Inara (End)
RomanceTersedia di playstore dan KBM 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Menikahi gadis lebih tua dua tahun di atasnya membuat Bayu memendam kesal. Bayu, seorang pria lulusan Oxford university di Britania Inggris. Seorang pria tampan yang begitu dicintai kaum hawa...